Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
DI dunia Barat ada idiom yang begitu terkenal soal penyelesaian masalah. Orang yang tidak ingin repot atau memang tidak punya banyak waktu akan memakai jurus sapu ke bawah karpet (sweep under the carpet).
Dengan jurus itu, masalah memang jelas tidak hilang, tetapi hanya ditutupi dengan sesuatu yang 'cantik'. Karena itu, idiom ini kerap jadi sindiran atau candaan karena jelas bukan solusi.
Namun, kondisi mirip idiom itulah yang malah dipaksakan jadi solusi di DKI Jakarta dalam persiapan menjelang Asian Games 2018. Masalah Kali Sentiong atau sering disebut juga Kali Item yang berpenampilan dan berbau tidak sedap berusaha 'disapu' dengan penggunaan jaring hitam.
Makin lucu, karena jaring hitam itu tentu saja tidak mampu mengenyahkan bau busuk dari kali yang melintas di wilayah Kemayoran dan dekat dengan Wisma Atlet tersebut. Bukan saja publik dalam negeri, media asing pun ramai mempertanyakan solusi itu.
Namun, banjir kritik justru berbuah jurus sapu kedua. Kemarin siang, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan di Balai Kota menyatakan bahwa tim gubernur menyampaikan metode kepada pihaknya mengenai penggunaan cairan untuk menanggulangi bau. Beruntung cairan yang disebutkan sebagai pewangi itu belum benar-benar digelontorkan.
Tidak saja semakin mengherankan, solusi pewangi tersebut sangat berpotensi menambah pencemaran lingkungan. Tampaknya, Gubernur Anies Baswedan dan tim khususnya lupa akan banyaknya badan air di berbagai daerah yang penuh buih dan busa akibat pencemaran pewangi dan detergen.
Solusi lebih masuk akal sesungguhnya bukan hal yang sulit. Sebagaimana yang menjadi pengetahuan umum seluruh dunia, solusi jangka pendek untuk perbaikan kualitas air ialah dengan pembersihan.
Bicara Kali Item, pembersihan itu dapat dilakukan dengan pengerukan lumpur kali. Cara yang juga sudah sangat sering dilakukan pemerintahan sebelumnya untuk berbagai badan air di Ibu Kota.
Cara ini pula yang kemudian diberikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tidak hanya itu, akan dilakukan pula penggelontoran Kali Item dengan cara membuka pintu air Gang Kelor.
Turun tangannya Kementerian PU-Pera menandai pemerintah pusat mengambil alih penanggulangan Kali Item. Bila tidak, sungguh memalukan ketika sampai nanti tiba pelaksanaan Asian Games 2018 berbagai permasalahan fasilitas dan juga lingkungan masih karut-marut.
Meski begitu, permasalahan Kali Item tetap menjadi catatan besar bagi Pemprov DKI Jakarta. Terlebih persoalan menggelikan terkait dengan persiapan Asian Games 2018 bukan hanya itu. Penggunaan bambu sebagai tiang bendera negara-negara peserta juga mencubit etika dan logika. Apalagi, penggunaan bambu yang dikatakan semula merupakan inisiatif warga justru dipuji dan dipertahankan gubernur.
Betul kita sepakat bahwa partisipasi warga dalam menyambut pesta olahraga terbesar di Asia ini harus diapresiasi. Namun, bukankah lebih elok dan menjaga wibawa jika apresiasi itu dilakukan dengan menyediakan tiang yang sesuai standar.
Kebersamaan pemerintah dan masyarakat ini pula yang ditunjukkan di Sumatra Selatan yang juga menjadi panggung penyelenggaraan Asian Games 2018. Persiapan matang termasuk antisipasi kebakaran lahan mampu ditunjukkan dengan baik oleh Gubernur Alex Noerdin.
Karena itu, dengan masa pelaksanaan Asian Games yang tinggal menghitung pekan, berbagai permasalahan yang masih tersisa harus segera diselesaikan Pemprov DKI Jakarta. Ketidakmampuan penyelesaian jangan sampai diatasi dengan jurus sapu lainnya ataupun malah sibuk menyalahkan pemerintahan sebelumnya.
Sikap itu bukan saja tidak pantas bagi seorang pemimpin, melainkan juga menunjukkan ketidakpahaman akan spirit kebanggaan dan kebersamaan. Asian Games semestinya menjadi panggung kita untuk menunjukkan keberhasilan sebagai bangsa yang bersatu, bukan malah dijadikan momentum untuk melempar polemik.
Ini pula saatnya Gubernur Anies menunjukkan diri piawai sebagai penata kota, bukan hanya sebagai penata kata sebagaimana kritik yang ada selama ini.
PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.
ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.
PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.
VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini
ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.
KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.
GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).
PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.
KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.
ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.
PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.
SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.
UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.
PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.
DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.
DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved