Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perseteruan Sam Altman vs. Elon Musk Kian Memanas

Thalatie K Yani
12/2/2025 10:12
Perseteruan Sam Altman vs. Elon Musk Kian Memanas
CEO OpenAI, Sam Altman, menolak tawaran Elon Musk senilai US$97,4 miliar untuk membeli OpenAI, menegaskan perusahaan AI tersebut tidak dijual.(Media Sosial X)

CEO OpenAI, Sam Altman, mengkritik saingannya, Elon Musk, sehari setelah menolak kesepakatan besar yang berpotensi membentuk masa depan kecerdasan buatan. Altman mengatakan kepada kelompok investor yang dipimpin Musk, OpenAI tidak dijual, meskipun ada tawaran besar untuk membeli perusahaannya.

“Elon mencoba berbagai hal dalam waktu lama. Ini adalah episode terbaru minggu ini,” kata Altman dalam wawancara dengan Bloomberg TV di Paris AI Action Summit, Selasa. “Saya pikir dia mungkin hanya berusaha memperlambat kami.”

Musk mengumumkan ia memimpin sekelompok investor yang menawarkan untuk membeli OpenAI seharga US$97,4 miliar. Dewan OpenAI harus mempertimbangkan tawaran besar ini, tetapi belum jelas apakah mereka akan benar-benar mempertimbangkannya jika percaya Musk akan menyimpang dari misi perusahaan.

Musk, salah satu pendiri OpenAI yang akhirnya meninggalkan perusahaan, telah lama berselisih dengan Altman. Musk mengajukan beberapa gugatan hukum terhadap OpenAI serta Altman. Musk mengklaim perusahaan AI tersebut dan para pemimpinnya telah salah menggambarkan OpenAI sebagai organisasi filantropi.

OpenAI dijalankan oleh organisasi nirlaba yang mengendalikan entitas bernama OpenAI LP, sebuah perusahaan berbasis keuntungan yang berada dalam struktur perusahaan yang lebih besar. Perusahaan berbasis keuntungan ini mengubah OpenAI dari yang sebelumnya hampir tidak bernilai menjadi perusahaan dengan valuasi sekitar US$100 miliar hanya dalam beberapa tahun.

Musk mengklaim OpenAI menyimpang dari piagam pendiriannya dengan berusaha mencari keuntungan melalui alat AI mereka. Kini, Musk menjadi pesaing setelah mendirikan perusahaan AI miliknya sendiri, x.AI.

"Saya berharap dia hanya bersaing dengan membangun produk yang lebih baik, tetapi saya pikir ada banyak taktik yang ia gunakan,” kata Altman dalam wawancara tersebut. "Banyak gugatan hukum, berbagai hal gila lainnya, dan sekarang ini. Kami akan tetap fokus bekerja.”

Saat ditanya apakah strategi Musk melawan OpenAI berasal dari rasa tidak aman, Altman setuju dan meremehkan pesaingnya. “Mungkin seluruh hidupnya berasal dari rasa tidak aman. Saya merasa kasihan padanya,” kata Altman. “Saya tidak berpikir dia adalah orang yang bahagia. Saya benar-benar merasa kasihan padanya.”

Juru bicara Musk dan X tidak menanggapi permintaan komentar.

Altman mengatakan ia tidak khawatir dengan posisi baru Musk yang lebih berpengaruh di pemerintahan Presiden Donald Trump. Namun ia mengakui mungkin seharusnya ia merasa demikian.

“Mungkin saya seharusnya merasa khawatir, tetapi tidak terlalu,” kata Altman. “Saya hanya berusaha bangun setiap hari dan berpikir tentang bagaimana kami bisa membuat teknologi kami lebih baik.”

Perseteruan Musk-Altman Sejauh Ini

Musk pertama kali menggugat OpenAI pada Juni 2024, tetapi ia membatalkan gugatan awal setelah perusahaan tersebut menerbitkan sebuah unggahan blog yang berisi beberapa email Musk dari masa awal OpenAI. Email-email itu tampaknya menunjukkan bahwa Musk memahami kebutuhan perusahaan untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar guna mendanai sumber daya komputasi yang diperlukan untuk ambisi AI mereka.

Musk mengajukan gugatan baru pada Agustus 2024, menuduh OpenAI berlomba mengembangkan teknologi “kecerdasan buatan umum” (AGI) yang kuat demi “memaksimalkan keuntungan.” Ia juga menuduh perusahaan tersebut melakukan tindakan pemerasan.

Di sisi lain, OpenAI menuduh Musk merasa iri karena tidak lagi terlibat dalam perusahaan tersebut setelah ia keluar pada 2018, menyusul kegagalannya membujuk para pendiri lain untuk menjual OpenAI ke Tesla.

Altman membantah klaim Musk bahwa OpenAI meninggalkan akar nirlabanya, meskipun perusahaan tersebut sedang berupaya memisahkan entitas berbasis keuntungannya agar memiliki lebih banyak fleksibilitas.

“Kami tidak beralih ke model berbasis keuntungan,” kata Altman. “Kami belum yakin apakah kami akan melakukan perubahan sepenuhnya. Tapi apa pun yang terjadi, organisasi nirlaba akan tetap sangat penting, menjalankan misi, dan terus ada. Dewan sedang mempertimbangkan banyak opsi untuk struktur terbaik ke depannya, tetapi nirlaba ini tidak akan ke mana-mana.”

Namun, tawaran hampir $100 miliar dari Musk dan para investornya dapat menghambat rencana OpenAI. Untuk memisahkan unit berbasis keuntungan, organisasi nirlaba kemungkinan akan mempertahankan kepemilikan dan perlu menetapkan nilai kesepakatan.

Jika tawaran Musk sah (dan kemungkinan besar sah, mengingat ia adalah orang terkaya di dunia), maka OpenAI mungkin memiliki kewajiban untuk membuktikan bahwa kesepakatan mereka lebih bernilai bagi perusahaan. Dengan kata lain: Musk baru saja menetapkan harga dasar kesepakatan itu di angka US$97,4 miliar.

Namun, ini tidak sesederhana itu. Karena OpenAI adalah organisasi nirlaba, ia tidak memiliki tanggung jawab fidusia untuk memaksimalkan keuntungan. OpenAI juga dapat berargumen bahwa Musk akan melanggar misi perusahaan yang mengutamakan keselamatan.

Apa pun yang terjadi, perusahaan AI paling terkemuka di dunia kini menghadapi jalan yang jauh lebih rumit dibanding sebelumnya. (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya