Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
NASA melaporkan bahwa sebuah asteroid seukuran bus sekolah sedang melintas mendekati Bumi dengan jarak yang lebih dekat dibandingkan bulan. Asteroid yang dinamai 2024 VX3 ini akan melewati Bumi pada Rabu, (8/1) malam dengan jarak sekitar 92.100 mil (148.200 kilometer). Sebagai perbandingan, jarak rata-rata bulan dari Bumi adalah 238.900 mil (384.400 kilometer).
Asteroid ini berukuran cukup kecil, dengan diameter 20 hingga 43 kaki (sekitar 6 hingga 13 meter), setara dengan tinggi jerapah atau dinosaurus Brachiosaurus. Meski jaraknya cukup dekat, NASA memastikan bahwa asteroid ini tidak termasuk kategori berbahaya, karena ukurannya kecil dan lintasannya tidak mengancam.
Selain 2024 VX3, ada beberapa asteroid lain yang akan melintas di dekat Bumi dalam beberapa hari ke depan. Pada hari yang sama, dua asteroid lainnya, yaitu 2024 VO2 dan 2020 AB2, juga akan mendekati Bumi. Namun, jarak keduanya lebih jauh, yaitu masing-masing 2.730.000 mil (4.390.000 kilometer) dan 4.490.000 mil (7.230.000 kilometer).
Pada hari Kamis, asteroid 2024 VV1 dan 2024 UA10 juga akan melintas. 2024 UA10, yang berukuran lebih besar, memiliki diameter antara 78 hingga 173 kaki (24 hingga 53 meter), seukuran pesawat terbang. Jarak keduanya juga jauh lebih aman, yaitu lebih dari 4,5 juta mil (7,3 juta kilometer).
Asteroid-asteroid ini disebut sebagai Objek Dekat Bumi atau Near-Earth Objects (NEO), yaitu benda langit yang bergerak dalam jarak 30 juta mil (48 juta kilometer) dari orbit Bumi. Saat ini, para ilmuwan telah mendeteksi sekitar 36.000 NEO di tata surya.
Beberapa NEO yang lebih besar masuk kategori Potentially Hazardous Asteroid (PHA), yaitu asteroid yang dapat berbahaya jika orbitnya berubah dan mendekati Bumi. PHA biasanya berukuran minimal 460 kaki (140 meter) dan memiliki jarak pendekatan kurang dari 4,6 juta mil (7,4 juta kilometer).
Para ahli menjelaskan bahwa asteroid sebesar 460 kaki (140 meter) dapat menghancurkan kota dan menyebabkan kerusakan besar di wilayah tertentu. Sementara itu, asteroid dengan diameter lebih dari 1 kilometer dapat memberikan dampak global dan bahkan memicu kepunahan massal.
Namun, hingga saat ini, asteroid 2024 VX3 maupun yang lainnya berada di lintasan yang aman. NASA dan lembaga lainnya terus memantau pergerakan asteroid untuk memastikan tidak ada ancaman serius bagi Bumi. Dengan teknologi canggih, ilmuwan dapat mendeteksi asteroid sejak dini, sehingga memungkinkan langkah pencegahan jika diperlukan.
(newsweek/Z-9)
Ledakan gelombang radio pendek yang diguga FRB dari galaksi jauh, ternyata berasal dari satelit tua NASA bernama Relay 2.
NASA berhasil mengabadikan lokasi jatuhnya Resilience milik perusahaann ispace di Bulan.
Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk memperparah ketidakpastian masa depan NASA.
Kapsul Dragon dari SpaceX memiliki peran vital bagi NASA dalam mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Musk menulis di platform X bahwa SpaceX akan segera mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon miliknya.
NASA menegaskan akan terus berupaya mewujudkan visi luar angkasa Presiden Donald Trump. Ini dilakukan NASA meski Elon Musk telah menghentikan pengoperasian wahana Dragon.
SPICA adalah bintang terang ke-15 di langit dan yang paling terang di rasi bintang Virgo. Dikenal juga dengan nama Alpha Virginis, Spica berjarak sekitar 250 tahun cahaya dari Bumi.
Tahun 2025 diprediksi menjadi tahun penting dalam sejarah penemuan benda langit, dengan peningkatan signifikan dalam penemuan komet gelap yang belum teridentifikasi.
Dua teleskop radio baru dari Tiongkok dengan antena besar berdiameter 40 meter resmi beroperasi pada, Jumat (27/12).
Meskipun teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, beberapa benda kosmik yang ditemukan oleh para astronom masih menyimpan misteri besar.
Ilmuwan dari Universitas Murcia, Spanyol, mengembangkan rumus baru yang meningkatkan ketepatan melacak lokasi benda langit, termasuk asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved