Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SPICA adalah bintang paling terang ke-15 di langit dan yang paling terang di rasi bintang Virgo. Dikenal juga dengan nama Alpha Virginis, Spica berjarak sekitar 250 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang ini bukanlah bintang tunggal, melainkan sistem biner, artinya ada dua bintang yang saling mengorbit satu sama lain setiap empat hari. Kedua bintang tersebut terletak sekitar 11 juta mil (kurang dari 18 juta kilometer) dari satu sama lain dan terlihat sebagai satu titik cahaya di langit.
Cahaya gabungan dari dua bintang Spica, secara rata-rata, sekitar 12.100 kali lebih terang daripada cahaya Matahari. Ukuran diameter bintang-bintang ini diperkirakan sekitar 7,8 dan 4 kali lebih besar dibandingkan dengan diameter Matahari.
Spica terletak di rasi bintang Virgo dan cukup mudah ditemukan jika Anda tahu tempat mencarinya. Bintang ini muncul di arah tenggara dan tampak paling tinggi di langit pada larut malam selama musim semi. Kilauan biru-putihnya sangat mencolok, terutama pada malam yang cerah.
Untuk menemukan Spica, Anda bisa mulai dengan mengikuti lengkungan pada pegangan Bintang Biduk. Dari situ, arahkan pandangan Anda ke bintang Arcturus yang berwarna oranye terang, lalu teruskan perjalanan sedikit lebih jauh dan Anda akan menemukan Spica.
Nama Spica berasal dari kata Latin yang berarti 'telinga gandum', menurut Earth Sky. Nama ini terkait dengan mitologi rasi bintang Virgo, yang sering digambarkan sebagai seorang gadis yang memegang seikat gandum, sehingga Spica dianggap sebagai "telinga gandum."
Spica telah memainkan peran penting dalam sejarah sebagai penunjuk waktu dan alat navigasi. Orang Mesir kuno mengaitkan Spica dengan dewi Isis dan menggunakannya untuk menandai awal musim banjir Sungai Nil.
Pada abad ke-16, pelaut Portugis menggunakan Spica sebagai titik acuan untuk menghitung garis bujur saat berlayar. Bahkan hingga sekarang, astronom menggunakan Spica sebagai bintang referensi untuk mengukur kecerahan dan warna bintang lainnya.
Spica juga terlihat pada bendera Brasil, yang melambangkan negara bagian Pará di wilayah utara Brasil. (Space.com/Z-9)
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Dengan bantuan JWST, ilmuwan mengetahui planet seukuran Jupiter tidak ditelan bintang yang mengembang, melainkan jatuh ke arah bintang.
Pada 27 Maret 2025, teleskop SPHEREx menangkap gambar pertama yang menakjubkan berisi lebih dari 100.000 galaksi, bintang, dan nebula.
Para astronom menemukan bukti kuat keberadaan lubang hitam supermasif tersembunyi di Awan Magellan Besar (LMC), galaksi tetangga terdekat Bima Sakti.
Sebuah simulasi terbaru ungkap lebih dari 1 juta objek antar bintang seukuran Patung Liberty, mungkin sedang melintas di sistem tata surya bagian luar saat ini.
Tahun 2025 diprediksi menjadi tahun penting dalam sejarah penemuan benda langit, dengan peningkatan signifikan dalam penemuan komet gelap yang belum teridentifikasi.
NASA melaporkan bahwa sebuah asteroid seukuran bus sekolah sedang melintas mendekati Bumi dengan jarak yang lebih dekat dibandingkan bulan.
Dua teleskop radio baru dari Tiongkok dengan antena besar berdiameter 40 meter resmi beroperasi pada, Jumat (27/12).
Meskipun teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, beberapa benda kosmik yang ditemukan oleh para astronom masih menyimpan misteri besar.
Ilmuwan dari Universitas Murcia, Spanyol, mengembangkan rumus baru yang meningkatkan ketepatan melacak lokasi benda langit, termasuk asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved