Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
NASA mengonfirmasi asteroid yang berada di jalur tabrakan dengan Bumi terlihat pada Selasa (03/12) lalu di langit Siberia. Itu menjadi tabrakan terdekat keempat pada akhir tahun 2024. Asteroid yang diberi nama sementara C0WEPC5 terdeteksi sedang mendekati jalur tabrakannya dengan Bumi.
Badan Antariksa Eropa (ESA) pertama kali mendeteksi batu angkasa ini pada pukul 4:27 pagi waktu Timur (ET) dan langsung mengeluarkan peringatan dini. Menurut ESA, asteroid berukuran sekitar 27 inci tersebut tidak berbahaya, namun akan menciptakan bola api terang saat memasuki atmosfer.
Asteroid tersebut, yang kemudian diberi nama resmi 2024 XA1, memasuki atmosfer Bumi pada pukul 11:15 pagi waktu Timur di atas Yakutia, Siberia timur laut, Rusia. Tabrakan ini menciptakan bola api spektakuler yang berhasil disaksikan oleh banyak orang di wilayah tersebut.
Fenomena langit tersebut memperlihatkan cahaya terang berwarna putih hingga oranye, yang juga diabadikan dalam berbagai video dan diunggah ke media sosial, terutama pada Aplikasi X..
Observatorium Nasional Kitt Peak di Arizona turut berperan dalam mengidentifikasi asteroid ini sebelum kedatangannya. Batu angkasa ini bergerak dengan kecepatan tinggi, sekitar 15,5 kilometer per detik, mendekati Bumi dari arah tenggara. Peristiwa ini menjadikan 2024 XA1 sebagai asteroid keempat yang terdeteksi menghantam Bumi pada tahun ini, sekaligus yang ke-11 sepanjang sejarah pencatatan.
Menurut NASA, kejadian seperti ini dikenal sebagai "penabrak yang akan segera terjadi" (imminent impactors), di mana asteroid yang terdeteksi memiliki lintasan langsung menuju atmosfer Bumi. Sementara sebagian besar asteroid kecil seperti 2024 XA1 biasanya habis terbakar saat memasuki atmosfer, beberapa pecahan kecilnya mungkin saja berhasil mencapai permukaan tanah di Yakutia, Rusia.
Asteroid yang melintas dekat Bumi bukanlah hal yang langka. Teknologi pemantauan yang terus berkembang memungkinkan astronom untuk mendeteksi objek-objek semacam ini dengan lebih cepat dan akurat.
NASA mencatat bahwa sejak Oktober 2023, sebanyak 132 asteroid telah melintasi Bumi pada jarak lebih dekat daripada jarak bulan. Secara keseluruhan, lebih dari 36.000 asteroid telah terdeteksi melintas dekat Bumi hingga saat ini.
Tak lama setelah kejadian ini, satu lagi asteroid bernama 2020 XR akan melintas dekat Bumi. Asteroid berukuran besar ini, dengan diameter sekitar 1.200 kaki—setara tinggi Gedung Empire State di New York dijadwalkan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada Rabu, 4 Desember 2024, pukul 12:27 dini hari waktu Timur. Meskipun ukurannya jauh lebih besar, 2020 XR dipastikan tidak menimbulkan ancaman karena akan melintas pada jarak aman sekitar 1,37 juta mil dari planet kita.
Fenomena langit seperti bola api yang dihasilkan oleh 2024 XA1 tidak hanya memukau warga lokal, tetapi juga menjadi pengingat bahwa Bumi terus berada dalam lintasan puing-puing tata surya. ESA dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa peristiwa seperti ini sering kali hanya menciptakan tontonan visual tanpa menimbulkan kerusakan.
Penumbuk asteroid terakhir yang terdeteksi sebelumnya terjadi pada Oktober 2024, ketika sebuah asteroid kecil bernama 2024 UQ memasuki atmosfer di atas pantai California. Meski ukuran dan dampaknya kecil, kejadian-kejadian ini menjadi bukti kemampuan manusia untuk mendeteksi dan mempelajari benda-benda angkasa yang mendekati Bumi, menjadikan eksplorasi antariksa semakin maju.
Dengan kemajuan teknologi pemantauan seperti yang digunakan oleh NASA dan ESA, setiap asteroid yang mendekati Bumi terus dipantau secara cermat.
(ABC News/Z-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved