Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BEPICOLOMBO baru saja mengambil gambar Merkurius dalam cahaya inframerah yang sama sekali baru. Pada flyby kelima pesawat ruang angkasa ini di Merkurius awal bulan ini, BepiColombo mengarahkan Mercury Radiometer dan Thermal Infrared Spectrometer (MERTIS) ke sebagian wilayah belahan utara Merkurius.
Cahaya inframerah tengah tidak terlihat mata manusia, tetapi membawa banyak informasi tentang komposisi mineral dan suhu batuan yang sangat panas, seperti yang ada di permukaan Merkurius yang dipanggang matahari. Flyby pada 1 Desember ini menandai pertama kalinya para ilmuwan dapat melihat permukaan Merkurius dalam panjang gelombang inframerah tengah, dan tampilan baru ini mengungkapkan beberapa petunjuk menarik tentang geologi planet tersebut.
BepiColombo melintasi Merkurius pada jarak 37.626 kilometer (sekitar 23.400 mil) pada 1 Desember. Flyby terbaru ini bukanlah pertemuan terdekat pesawat ruang angkasa dengan Merkurius; itu terjadi pada 4 September, ketika pesawat ruang angkasa melintas hanya 165 kilometer (103 mil) di atas permukaan Merkurius yang tergores dan terbakar.
Ketika BepiColombo akhirnya berada dalam orbit sekitar Merkurius pada akhir 2026, pesawat ruang angkasa ini akan melintas sejauh 590 kilometer (370 mil) dari planet tersebut pada titik terdekatnya, sebelum bergerak keluar lagi hingga 11.640 kilometer (7.230 mil). Namun, untuk mencapai orbit itu, pesawat ruang angkasa telah menempuh rute spiral melalui sistem tata surya bagian dalam, menggunakan tarikan gravitasi dari Bumi (sekali), Venus (dua kali), dan Merkurius (enam kali) untuk menyesuaikan jalur dan kecepatannya sehingga dapat berada di orbit Merkurius.
Enam flyby Merkurius, yang terakhir akan terjadi pada Januari 2025, memberi para peneliti kesempatan untuk menguji instrumen pesawat ruang angkasa dan mengumpulkan data ilmiah yang akan membantu mereka menyempurnakan rencana penelitian yang akan dilakukan BepiColombo saat berada di orbit.
Salah satu pertanyaan besar yang diharapkan dapat dijawab para ilmuwan dalam beberapa tahun mendatang adalah apa sebenarnya komposisi permukaan Merkurius — dan apa yang dapat kita pelajari tentang bagaimana planet ini terbentuk dan berkembang begitu dekat dengan panas dan gravitasi matahari.
MERTIS adalah instrumen yang diharapkan dapat memberikan cahaya baru (inframerah tengah) tentang hal ini, karena sebagian besar mineral yang membentuk batuan cenderung memancarkan cahaya terang dalam panjang gelombang inframerah tengah saat mereka sangat panas.
Selama dua dekade terakhir, tim ilmuwan MERTIS telah memanaskan mineral, dan kombinasi mineral, hingga lebih dari 400 derajat Celsius (752 derajat Fahrenheit) di laboratorium, kemudian mengukur radiasi inframerah tengah yang mereka pancarkan. Hasilnya adalah database sidik jari yang bercahaya untuk beberapa mineral, yang dapat dibandingkan dengan data MERTIS untuk mengidentifikasi apa yang terdiri dari berbagai bagian permukaan Merkurius, seberapa panas mereka, dan seberapa kasar medan di sana.
“Karena permukaan Merkurius ternyata sangat miskin besi, kami telah menguji mineral alami dan sintetis yang tidak mengandung besi,” kata Solmaz Adeli dari Pusat Antariksa Jerman, pemimpin proyek untuk flyby terbaru, dalam sebuah pernyataan.
“Bahan-bahan yang diuji termasuk mineral pembentuk batuan untuk mensimulasikan apa yang mungkin menjadi komposisi permukaan Merkurius.”
Flyby terbaru, yang merupakan kesempatan pertama MERTIS untuk bersinar, menangkap sebagian wilayah belahan utara Merkurius, termasuk sebagian dataran vulkanik yang luas dan bagian dari Caloris Basin: sebuah dataran berbatu di dalam kawah besar, yang pada setiap orbit lainnya, melintas langsung di bawah matahari saat Merkurius berada di titik terdekat dengan bintang kita.
Gambar-gambar ini juga menampilkan pemandangan mencolok dari Kawah Bashō, sebuah kawah akibat tumbukan yang sebelumnya telah difoto oleh pesawat ruang angkasa Mariner 10 (1974-1975) dan Messenger (2011-2015). (Space/Z-3)
Fenomena space hurricane memicu gangguan cuaca antariksa yang biasanya muncul saat badai matahari besar.
Wahana Mars Express ESA memotret detail Acheron Fossae, wilayah retakan purba di Mars yang terbentuk 3,7 miliar tahun lalu.
Kawah Earthrise di Bulan jadi lokasi uji coba penting instrumen JUICE milik ESA dalam misi pencarian tanda kehidupan di bulan-bulan es Jupiter.
Kawah Anders’ Earthrise di Bulan digunakan wahana JUICE ESA untuk uji radar RIME sebelum menjelajah bulan-bulan es Jupiter demi mencari tanda kehidupan.
Foto terkini dari ESA menampilkan permukaan Mars dalam semburat kuning, jingga, dan coklat.
Menggunakan teknologi terkini, European Space Agency (ESA) berhasil menciptakan gerhana matahari total, tanpa harus menunggu posisi Bulan yang tepat.
Tahukah kamu, planet terkecil di tata surya, Merkurius, kemungkinan memiliki lapisan berlian raksasa di bawah permukaannya?
Merkurius, planet terkecil dan terpanas di tata surya, mungkin menyimpan harta tersembunyi luar biasa: lapisan berlian raksasa setebal 17 kilometer.
Dua meteorit dari Gurun Sahara, NWA 15915 dan KG 022, diduga berasal dari Merkurius.
Peneliti menemukan dua meteorit yang diduga berasal dari Merkurius. Jika terbukti, temuan ini bisa membuka wawasan tentang asal-usul dan evolusi planet ini.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan kemungkinan adanya lapisan berlian padat di bawah permukaan Merkurius, planet terdekat dengan Matahari.
Sejak awal tahun, berbagai penjajaran planet telah dapat diamati, tetapi kali ini lebih istimewa karena mencakup Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved