Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
HUJAN meteor Epsilon Perseid adalah salah satu fenomena langit yang menarik perhatian para astronom dan pengamat bintang.
Meskipun tidak sepopuler hujan meteor lainnya seperti Perseid atau Geminid, Epsilon Perseid memiliki karakteristik unik dan sejarah yang menarik.
Baca juga : Ini Perbedaan Meteoroid, Meteor, dan Meteorit Menurut Ilmu Astronomi
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang hujan meteor ini dan asal-usulnya dari komet misterius.
Epsilon Perseid berasal dari debu yang ditinggalkan oleh komet 109P/Swift-Tuttle. Komet ini adalah sumber utama hujan meteor Perseid, yang berlangsung setiap tahun pada bulan Agustus. Epsilon Perseid sendiri muncul pada bulan April dan diperkirakan terjadi akibat interaksi Bumi dengan sisa-sisa dari komet yang sama.
Hujan meteor Epsilon Perseid biasanya terjadi antara tanggal 1 hingga 15 April, dengan puncaknya sering terjadi pada tanggal 8 April. Para pengamat bintang disarankan untuk mencari tempat yang gelap dan jauh dari polusi cahaya untuk mendapatkan pengalaman terbaik dalam mengamati meteor ini.
Baca juga : Fakta Ilmiah Puncak Hujan Meteor Perseid 2023 dan Asal Usul Namanya
Meteor dari hujan Epsilon Perseid biasanya memiliki kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan meteor dari hujan lainnya. Kecepatan rata-rata meteor ini berkisar antara 30 hingga 40 kilometer per detik. Meskipun jumlah meteor yang terlihat tidak sebanyak hujan meteor lainnya, meteor Epsilon Perseid sering kali memiliki ekor yang cerah dan panjang.
Hujan meteor ini dikaitkan dengan komet yang memiliki orbit yang lebih kompleks. Komet 109P/Swift-Tuttle diperkirakan memiliki periode orbit sekitar 133 tahun. Dengan orbit yang begitu panjang, debu yang dihasilkan oleh komet ini tidak hanya memberikan kontribusi pada hujan meteor Perseid, tetapi juga pada hujan meteor lainnya seperti Epsilon Perseid.
Penelitian tentang Epsilon Perseid dan komet sumbernya telah dilakukan oleh berbagai astronom. Salah satu studi yang relevan dipublikasikan dalam jurnal Icarus, di mana peneliti menjelaskan bagaimana pemodelan orbit komet dapat membantu dalam memahami pola hujan meteor yang muncul di Bumi.
Baca juga : Catat! Ini Puncak Hujan Meteor Quadrantid 2023
Hujan meteor, termasuk Epsilon Perseid, memberikan wawasan penting tentang komposisi dan sejarah sistem tata surya kita. Dengan mempelajari sisa-sisa dari komet, astronom dapat memahami lebih baik proses pembentukan planet dan dinamika objek-objek kecil di ruang angkasa.
Hujan meteor Epsilon Perseid adalah fenomena menarik yang berasal dari komet misterius 109P/Swift-Tuttle.
Meskipun tidak sepopuler hujan meteor lainnya, Epsilon Perseid memiliki keunikan tersendiri dalam hal waktu dan karakteristik meteor.
Pengamatan terhadap hujan meteor ini memberikan kesempatan bagi para astronom dan pengamat bintang untuk memahami lebih dalam tentang sistem tata surya kita. (Z-10)
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Fenomena cahaya hijau yang berdenyut di langit timur laut AS dan Kanada pada 1 Februari ternyata berasal dari meteor bolide, menurut American Meteor Society (AMS).
Meteor yang jatuh ke Bumi memicu perdebatan soal kepemilikan, dengan banyak negara menerapkan hukum yang berbeda tentang siapa yang berhak atas batu ruang angkasa itu.
ASTRONOM Jepang, Daichi Fuji berhasil merekam sebuah kilatan cahaya terang yang diperkirakan berasal dari sebuah meteor yang menghantam permukaan Bulan.
Kilatan terang ini terjadi karena Bulan hampir tidak memiliki atmosfer. Tanpa atmosfer, objek yang menghantam Bulan tidak melambat dan tetap bergerak dengan kecepatan tinggi.
HUJAN meteor Geminid merupakan salah satu fenomena langit yang paling dinantikan setiap tahunnya.
Pada 12-13 Agustus 2025, langit Indonesia akan dihiasi oleh hujan meteor Perseid yang bisa disaksikan di berbagai wilayah, termasuk belahan selatan Bumi.
Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus 2025 dengan peluang melihat hingga ratusan bintang jatuh.
Fenomena ini berlangsung dari pertengahan Juli hingga akhir Agustus dan akan mencapai puncaknya pada malam 12 Agustus hingga menjelang fajar 13 Agustus 2025.
Agustus 2025 menghadirkan langit malam yang memikat bagi para pengamat bintang. Dari hujan meteor menawan hingga konjungsi langka antarplanet
Fenomena langit yang spektakuler akan terjadi pada 29 hingga 30 Juli 2025, ketika dua hujan meteor akan terlihat berbarengan di langit malam.
Hujan meteor Perseid akan menghiasi langit di belahan Bumi Utara mulai 17 Juli hingga 23 Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved