Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
HUJAN meteor tahunan Perseid, salah satu yang paling populer dan paling mudah diamati di belahan Bumi Utara, akan kembali menghiasi langit mulai 17 Juli hingga 23 Agustus 2025, dengan puncaknya terjadi pada malam 12 hingga dini hari 13 Agustus.
Namun sayangnya, tahun ini pertunjukan langit tersebut diprediksi akan kurang spektakuler. Penyebabnya adalah bulan hampir purnama yang akan menerangi langit malam, sehingga hanya meteor paling terang yang mungkin terlihat.
Pada malam puncak, bulan dalam fase gibbous akhir akan terbit sekitar dua jam sebelum tengah malam dengan pencahayaan 84% — cukup terang untuk mengurangi kontras langit dan menyulitkan pengamatan meteor, bahkan di lokasi minim polusi cahaya.
Meski puncak hujan meteor akan terganggu cahaya bulan, masih ada jendela waktu terbaik untuk melihat meteor: antara 18–28 Juli, ketika langit relatif gelap karena:
Bulan sabit yang lemah akan terbenam lebih awal sebelum langit benar-benar gelap.
Setelah tanggal 28 Juli, bulan akan memasuki fase waxing crescent dan secara bertahap semakin terang hingga mengganggu pengamatan.
Pasca puncak, peluang melihat meteor masih ada. Bulan kembali ke fase kuartal akhir pada 16 Agustus, dan walau jumlah meteor mulai menurun, langit yang lebih gelap akan meningkatkan visibilitas bagi yang ingin menikmati sisa-sisa "pertunjukan cahaya" dari angkasa.
Hujan meteor Perseid berasal dari debu dan partikel kecil yang ditinggalkan oleh Komet Swift-Tuttle (109P). Ketika Bumi melintasi jalur partikel ini, serpihan-serpihan kecil itu terbakar di atmosfer dengan kecepatan tinggi — sekitar 60 km per detik — menghasilkan kilatan cahaya yang indah dan cepat.
Perseid dikenal sebagai hujan meteor yang cepat dan terang, dan meski kondisi tahun ini tidak ideal, pengamatan saat bulan belum terbit atau di awal musim tetap memberi kesempatan untuk melihat beberapa bintang jatuh paling terkenal di tahun ini. (Live Science/Z-2)
Langit Indonesia akan dipenuhi keajaiban sepanjang Mei 2025, mulai dari hujan meteor Eta Aquarid hingga konjungsi Bulan dengan Mars, Venus, dan Jupiter.
Langit malam April 2025 akan dihiasi oleh salah satu pertunjukan alam paling dinanti: hujan meteor Lyrid. Fenomena ini berlangsung dari 16 hingga 25 April.
Para pengamat bintang dapat merayakan awal tahun 2025 dengan menyaksikan hujan meteor Quadrantid, yang mencapai puncaknya pada 3-4 Januari 2025.
Fenomena astronomi 2025 yang menarik seperti parade planet, gerhana, hujan meteor, gerhana bulan total, dan okultasi bintang akan terjadi sepanjang tahun.
Salah satu fenomena langit yang cukup istimewa adalah parade planet yang diperkirakan terjadi pada Januari mendatang, mulai dari parade planet hingga hujan meteor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved