Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
HUJAN meteor Perseid, salah satu pertunjukan langit paling dinantikan setiap tahun, akan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus 2025. Pada saat itu, para pengamat berpeluang menyaksikan ratusan meteor atau bintang jatuh, bahkan beberapa di antaranya berpotensi menampilkan kilatan api spektakuler yang dikenal sebagai fireball.
Namun, tahun ini ada tantangan tersendiri. Puncak hujan meteor Perseid terjadi saat bulan berada pada fase gibbous yang mulai memudar (waning gibbous). Pada fase ini, cahaya bulan masih cukup terang, mencapai sekitar 86%. Sinar bulan ini akan menyulitkan pengamatan meteor yang redup, sehingga hanya meteor paling terang yang bisa terlihat dengan jelas.
Meski demikian, bagi para pecinta astronomi, keluar ke lokasi dengan langit gelap tetap sangat dianjurkan. Menurut Robert Lunsford, ahli meteor dari American Meteor Society, waktu terbaik untuk mengamati Perseid adalah pada dini hari tanggal 13 Agustus. Dalam kondisi ideal tanpa gangguan cahaya bulan, jumlah meteor yang tampak bisa mencapai hingga 100 per jam, namun tahun ini kemungkinan yang terlihat hanya sekitar 15 meteor per jam karena cahaya bulan.
NASA juga menyebut pengamatan meteor bisa dimulai sejak pukul 10 malam waktu setempat. Pada waktu tersebut, meskipun jumlah meteor yang terlihat sedikit, kita masih bisa menyaksikan "earthgrazers." Meteor ini bergerak lambat dan meninggalkan jejak panjang di langit, sehingga memberikan pemandangan yang menarik sebelum cahaya bulan mulai mengganggu pengamatan.
Untuk membedakan meteor Perseid dari meteor lain, perhatikan arah lintasannya saat melintas di langit. Meteor Perseid selalu terlihat berasal dari sebuah titik cahaya tertentu. Titik ini terletak di rasi bintang Perseus, tepat dekat dengan bintang Eta Persei yang memiliki magnitudo 3.89, di arah timur laut langit. Pada malam puncak nanti, posisi bulan dan planet Saturnus akan terlihat di sebelah kanan rasi tersebut.
Untuk menemukan posisi terbaik mengamati meteor, gunakan aplikasi astronomi di smartphone untuk menemukan titik radiant (sumber meteor) di rasi Perseus. Setelah menemukan titik tersebut, alihkan pandangan Anda sekitar 40 derajat ke atas untuk menangkap jejak meteor yang paling panjang.
Secara ilmiah, hujan meteor Perseid terjadi saat Bumi melewati jalur debu yang ditinggalkan oleh komet 109P/Swift-Tuttle. Debu ini terbakar di atmosfer dan menciptakan cahaya meteor yang terlihat dari Bumi. Butiran kecil debu ini masuk ke atmosfer dengan kecepatan hingga 59 kilometer per detik dan terbakar, menciptakan kilatan cahaya yang kita lihat sebagai bintang jatuh.
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, mengonfirmasi bahwa hujan meteor Perseid akan kembali menghiasi langit Indonesia pada 12-13 Agustus 2025. Ia menjelaskan bahwa fenomena ini aman dan tidak berdampak buruk bagi Bumi karena meteor yang jatuh hanya berupa butiran kecil yang habis terbakar di atmosfer sebelum mencapai permukaan.
Menurut Thomas, waktu terbaik untuk mengamati adalah menjelang fajar di arah timur laut dengan syarat cuaca cerah, medan pandang bebas halangan, dan jauh dari polusi cahaya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa cahaya bulan pasca-purnama pada malam tersebut kemungkinan akan membatasi jumlah meteor yang terlihat menjadi hanya belasan per jam.
Hujan meteor tidak hanya menampilkan pemandangan yang indah secara visual. Fenomena ini juga menjadi sarana edukasi bagi publik untuk memahami bahwa Bumi secara terus-menerus melintasi sisa-sisa debu komet yang ada di angkasa.
Selain Perseid, terdapat beberapa hujan meteor tahunan lainnya seperti Quadrantid, Lyrid, Eta Aquarid, dan Geminid. Setiap hujan meteor ini memiliki intensitas dan karakteristik yang berbeda, tergantung pada sumbernya, baik berasal dari komet maupun asteroid. (Space/Ant/Z-2)
Musim panas ini, penggemar astronomi dapat menikmati pertunjukan meteor terbesar tahun ini, yakni hujan meteor Perseids.
PERSEUS adalah nama pahlawan mitologi kuno Yunani yang dijadikan nama salah satu meteor, yakni Perseid. Seperti apakah sosok Perseus?
HUJAN meteor Perseid mewarnai langit pada Sabtu, 12 Agustus 2023 hingga Minggu, 13 Agustus 2023 dini hari. Berikut fakta-fakta ilmiahnya.
Fenomena ini berlangsung dari pertengahan Juli hingga akhir Agustus dan akan mencapai puncaknya pada malam 12 Agustus hingga menjelang fajar 13 Agustus 2025.
Agustus 2025 menghadirkan langit malam yang memikat bagi para pengamat bintang. Dari hujan meteor menawan hingga konjungsi langka antarplanet
Fenomena langit yang spektakuler akan terjadi pada 29 hingga 30 Juli 2025, ketika dua hujan meteor akan terlihat berbarengan di langit malam.
Hujan meteor Perseid akan menghiasi langit di belahan Bumi Utara mulai 17 Juli hingga 23 Agustus 2025.
Langit Indonesia akan dipenuhi keajaiban sepanjang Mei 2025, mulai dari hujan meteor Eta Aquarid hingga konjungsi Bulan dengan Mars, Venus, dan Jupiter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved