Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
GOOGLE memberi lebih banyak pilihan bagi orangtua untuk bisa memantau buah hati mereka bahkan saat terpisah kegiatan di sekolah dengan menghadirkan fitur School Time.
School Time memungkinkan orangtua untuk mengatur perangkat pribadi anak mereka ke layar beranda khusus dengan fungsi terbatas selama jam sekolah, yang membantu anak terhindar dari gangguan selama kelas berlangsung.
"Kami mengumumkan pengaturan baru untuk ponsel Android dan perangkat lain yang memberdayakan orang tua untuk menggunakan fitur School
Time," kata General Manager Kids and Families dari Google Mindy Brooks dalam unggahan blog, dikutip Selasa (6/8).
Baca juga : Pentingnya Kreativitas Anak dan Peran Orangtua
Dengan fitur School Time, orangtua dapat menjadwalkan dan memilih aplikasi yang diizinkan selama anak bersekolah.
Fitur School Time nantinya bisa ditemukan dalam opsi Family Link sebuah aplikasi kontrol bagi orangtua yang disediakan Google.
Orangtua, lewat fitur tersebut, nantinya juga akan memiliki opsi untuk mengizinkan panggilan atau teks dari kontak tertentu.
Baca juga : Apa itu Akun Finsta? Semua yang Perlu Diketahui Orangtua
School Time juga dapat diaktifkan di luar kelas saat mungkin saatnya untuk fokus atau beristirahat dari layar.
Untuk anak remaja yang tidak diawasi orangtua melalui Family Link, Google menawarkan mode Fokus pada perangkat Android yang mencegah
notifikasi dan membatasi gangguan selama periode waktu tertentu.
Sebenarnya, fitur School Time sudah dikenalkan Google lewat jam tangan pintar Fitbit Ace LTE, namun nantinya fitur ini akan hadir ke lebih banyak perangkat termasuk ponsel, tablet, dan Samsung Galaxy Watch.
Baca juga : Pola Asuh Bisa Pengaruhi Kebiasaan Makan Anak
Harapannya fitur ini bisa meningkatkan waktu belajar pada anak secara produktif di sekolah.
Selain School Time, Google juga terus mengembangkan fitur-fitur pengawasan orangtua ke layanan-layanan mereka.
Misalnya, fitur pengawasan orangtua terhadap remaja di YouTube. Selain menghadirkan mode anak, kini Google juga menyediakan fitur pengawasan untuk remaja dan disiapkan rilis pada akhir musim panas 2024.
Baca juga : Psikolog Tuding Orangtua Abai Jika Anak Diasuh Orang Lain
Orangtua dan remaja nantinya dapat menautkan akun mereka sehingga orangtua bisa mendapatkan visibilitas terhadap aktivitas anak remaja mereka di YouTube.
Lalu, melalui aplikasi Family Link, nantinya orangtua bisa melakukan pengawasan pada anak untuk semua usia.
Hal ini membantu memberi orangtua fleksibilitas untuk menentukan aplikasi, produk, dan pengalaman yang dapat digunakan remaja mereka, sambil juga terus memantau aktivitas mereka dan menetapkan aturan dasar digital seperti batas waktu layar atau berbagi lokasi.
Terakhir, untuk semua pengguna yang berusia di bawah 18 tahun, Google memiliki pengaturan keamanan default.
Termasuk mengaktifkan fitur SafeSearch menerapkan pembatasan konten, dan menonaktifkan pemutaran otomatis di YouTube apabila konten
dirasa tidak relevan dengan usia. (Ant/Z-1)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved