Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Mengelola Euforia di Camp Nou

Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola
20/11/2021 06:30
Mengelola Euforia di Camp Nou
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

WAKTU konsolidasi dua pekan berakhir sudah. Xavi Hernandez harus membuktikan sentuhan emasnya dini hari nanti di Camp Nou. Para pendukung Barcelona sangat berharap salah satu mantan anak emas klub itu mampu mengembalikan kejayaan Blaugrana.

Di depan pendukung sendiri, Barca akan mencoba membuktikan bahwa mereka masih menjadi klub terbaik di Catalonia. Kemenangan atas klub satu kota, Espanyol, bukan hanya dibutuhkan untuk mengukuhkan bahwa mereka lebih baik, tetapi juga menjadi titik awal dari kebangkitan kembali Barcelona.

Dalam dua pertiga perjalanan yang masih harus dilalui, tak boleh lagi ada kesalahan yang dilakukan. Barca akan tersingkir dalam kelompok elite sepak bola Eropa apabila tidak mampu bangkit dari posisi di peringkat ke-9 seperti sekarang ini.

Xavi dianggap sebagai dewa penyelamat oleh pencinta Barca. Seakan sudah pasti Blaugrana akan kembali menjadi kekuatan yang tidak tertahankan.

Padahal, dalam sepak bola sekarang ini, tidak ada yang pasti. Dengan kekuatan yang lebih merata, siapa pun bisa dikalahkan. Hanya klub yang stabil manajemennya, solid tim pelatihnya, dan kompak timnya yang bisa bertahan dalam persaingan.

Satu orang tidak mungkin bisa mengubah keseluruhan tim. Dibutuhkan waktu juga untuk membangun sebuah tim yang kuat. Apalagi Barcelona sempat compang-camping di bawah manajemen Josep Maria Bartomeu.

Josep Guardiola yang membawa Blaugrana ke masa keemasan pun sempat terseok-seok ketika pertama kali dipercaya melatih klub itu pada 2008. Pada dua pertandingan pertamanya, Guardiola dipaksa menelan pil pahit.

Mantan bintang Espanyol, Garcia, melihat besar peluang bekas klubnya untuk mempermalukan Xavi dalam debutnya di La Liga dini hari nanti. Penyerang yang lebih 200 kali membela Espanyol itu berpandangan, Barcelona butuh waktu untuk membangun tim yang solid.

“Mereka memang punya pelatih baru, tetapi kekuatan mereka masih diragukan," ujar Garcia. “Kalau Espanyol tidak bermain dengan penuh konsentrasi sejak awal pertandingan, mereka memang akan menghadapi kesulitan. Namun, saya yakin secara mental mereka sudah siap karena ini bukan pertandingan biasa.”

Pertandingan derbi ini, menurut Garcia, akan penuh dengan emosi. Ia yakin pelatih Espanyol Vicente Moreno tahu bagaimana menyatukan kekuatan dan membangun tim yang solid untuk mempermalukan Barcelona di hadapan pendukung sendiri.

Moreno pun merasa yakin tim asuhannya punya kemampuan untuk menaklukkan Barca. Setelah kemenangan 2-1 atas Real Madrid, ia melihat bukan sesuatu yang mustahil untuk mengulangi dini hari nanti.

“Di musim lalu ketika kami berada di Liga Segundo, tujuan kami jelas hanya satu, yakni bagaimana bisa promosi ke La Liga Primera,” jelas Moreno. “Sekarang tentunya target kami otomatis sudah berbeda. Kemenangan malam nanti (dini hari nanti) akan menjadi penentu seberapa jauh kami bisa meraih posisi tertinggi di musim kompetisi sekarang ini.''

Waktu istirahat kompetisi dua pekan dimanfaatkan Moreno untuk mengevaluasi penampilan tim asuhannya, termasuk juga mengamati permainan Barcelona terutama ketika terakhir dipaksa bermain imbang 3-3 oleh Celta Vigo. Dari sana ia merumuskan latihan seperti apa yang kemudian harus dilakukan dan pola seperti apa yang akan dimainkan saat menghadapi Barcelona nanti.

“Saya curahkan semua tenaga dan pikiran untuk membangun Espanyol agar menjadi tim yang disegani. Kalau satu hari ada 24 jam, saya berikan 25 jam untuk membawa tim asuhan saya ke posisi tertinggi yang bisa dicapai,” kata Moreno.

Pelatih Espanyol itu tidak menampik kemungkinan menerapkan pola seperti ketika mengalahkan Real Madrid. Ia beruntung memiliki kiper kawakan, Diego Lopez, yang sudah mengenyam asam-garam pertandingan besar.

Lopez akan didampingi dua bek sayap muda, Oscar Gil dan Adria Pedrosa. Untuk palang pintu, Espanyol mengandalkan duet center-back kawakan Sergi Gomez dan Leandro Cabrera. Kuartet pertahanan Espanyol terbukti efektif untuk meredam ketajaman para penyerang Real Madrid.

Dengan pola 4-1-4-1, Moreno mencoba menyeimbangkan antara pertahanan dan penyerangan. Ia memercayakan pemain asal Albania, Keidi Bare, sebagai gelandang bertahan. Empat pemain di depan Bare merupakan gelandang muda yang kuat menyerang dari sayap, yakni Aleix Vidal dan Oscar Melendo yang akan bermain dari kanan serta Sergi Darder dan Adri Embarba yang beroperasi dari sayap kiri.

Raul de Tomas kembali menjadi andalan sebagai penyerang tunggal. Penyerang berusia 27 tahun dengan tinggi badan 1,8 meter itu merupakan sosok petarung. Ia mampu mengejutkan barisan pertahanan Real Madrid dengan menyumbangkan satu gol kemenangan bagi timnya.

 

 

Muda dan cedera 

Ketika Xavi masih aktif bermain, Barcelona selalu menyisipkan pemain muda di antara pemain senior. Lionel Messi bisa menjadi bintang besar karena dibimbing pemain-pemain kelas dunia seperti Ronaldinho dan Samuel Eto’o. Ronaldinho-lah yang memberikan umpan matang kepada Messi untuk mencetak gol perdananya di La Liga.

Kini Xavi harus membangun tim dari pemain-pemain yang benar-benar masih muda. Ansu Fati, Gavi, Eric Garcia, dan Pedri merupakan pemain-pemain berusia 20 tahun ke bawah. Pemain kawakan yang masih tersisa di Barca praktis tinggal Gerard Pique, Jordi Alba, dan kapten kesebelasan Sergio Busquets.

Persoalan lain yang harus dihadapi Xavi ialah cedera pemain. Ansu Fati menjadi pemain terakhir yang mengalami cedera hamstring. Dengan cedera yang dialami saat menghadapi Celta Vigo, ia diragukan akan bisa tampil malam nanti.

Xavi juga diragukan untuk berani menurunkan penyerang andalannya, Ousmane Dembele. Penyerang muda asal Prancis itu memang sudah mulai berlatih bersama, tetapi belum sepenuhnya pulih untuk bisa ditampilkan secara penuh. Demikian pula gelandang muda Pedri.

Namun, Xavi tidak punya lagi waktu untuk mengeluh. Ia harus menurunkan materi terbaik yang ada untuk menghadapi Espanyol. Pelatih Barca itu berharap Pique dan Eric Garcia bisa menjadi duet yang tangguh di depan kiper Marc Ter Stegen atau Neto yang sudah pulih dari cedera.

Kematangan pemain kawakan asal Brasil, Philipe Coutinho, bisa dimanfaatkan untuk menjadi penyerang sayap guna menyuplai bola bagi ujung tombak Memphis Depay. Apalagi Coutinho bermain dari kiri, dengan sayap kanan bisa dipercayakan kepada Gavi.

Xavi diharapkan bisa mengembalikan gaya permainan menyerang Barca dengan selama mungkin memegang bola. Taktik tiki-taka diharapkan bisa dikembalikan sehingga bola bisa mengalir di antara kaki para pemain Blaugrana.

Kalau Xavi bisa membuat para pemain muda Barcelona menanggalkan sikap egoistis, tim tuan rumah berpeluang untuk memperpanjang rekor kemenangan atas tetangga mereka, Espanyol. Sering kali peluang yang didapat Barca hilang hanya karena tidak mau berbagi bola dengan rekan yang sebenarnya dalam posisi yang lebih bebas.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya