Harry Kane, Kartu As yang tak Pernah Habis

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
05/12/2020 03:05
Harry Kane, Kartu As yang tak Pernah Habis
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Seno)

TIDAK banyak pemain bintang yang loyal kepada klubnya. Harry Kane merupakan salah satu yang tidak pernah bisa ke lain klub. Sepanjang kariernya ia memilih untuk tetap bersama klub kebanggaannya, Tottenham Hotspur.

Empat kali Kane sempat dipinjamkan Spurs ke klub lain. Ia pernah dipinjamkan ke Leyton Orient pada musim kompetisi 2010-2011. Kemudian ia dipanggil kembali ke Spurs. Namun, hanya empat bulan di White Hart Lane, Kane dipinjamkan lagi ke Millwall.

Setelah satu musim di Millwall dan bahkan terpilih sebagai pemain muda terbaik, Kane dipanggil pulang ke Spurs. Akan tetapi, pada akhir Agustus 2012, ia dipinjamkan lagi ke Norwich untuk satu musim. Awal Januari 2013, karena Spurs kekurangan pemain, Kane dipanggil pulang kembali ke Spurs. Hanya 20 hari di White Hart Lane, Kane dipinjamkan lagi ke Leicester City, yang kemudian ia bantu promosi ke Premier League.

Semua ‘penugasan’ itu tidak membuat Kane merasa terbuang, tetapi justru semakin mencintai klubnya. Ia memang dilahirkan di tengah keluarga yang menjadi pecinta fanatik the Lilywhites. Ketika benar-benar dipanggil pulang untuk membela Spurs pada musim kompetisi 2013-2014, Kane mencurahkan segala kemampuan terbaik yang dimiliki kepada klub kecintaannya itu.

Kane memang kemudian menjadi bintang dan idola kesayangan pecinta Spurs. Setahun kemudian ia terpilih sebagai pemain muda terbaik Liga Primer. Legenda Spurs, Les Ferdinand, menyebut Kane merupakan perpaduan gaya bermain Teddy Sheringham dan kekuatan serta keakuratan tendangannya ke gawang seperti Alan Shearer.

Mantan Manajer Spurs, David Pleat, menilai Kane sebagai seorang penyerang yang old-fashioned. Meski demikian, tak bisa disangkal ia merupakan salah seorang penyerang yang paling produktif dalam mencetak gol.

Kane sendiri merasa sangat berterima kasih kepada Mauricio Pochettino yang menjadikan dirinya seperti sekarang. “Di bawah Mauricio saya digembleng untuk menguasai teknik dengan benar, dan bahkan asupan gizi saya juga diperhatikan,” ujar Kane.

Sekarang memang tidak terbayangkan Spurs tampil tanpa Kane. Di musim lalu, cedera yang dialami Kane membuat Spurs tak hanya kehilangan ketajaman, tetapi juga tidak memiliki jenderal di lapangan.

Tidak mengherankan Spurs yang sempat luar biasa di musim sebelumnya dengan lolos hingga fi nal Liga Champions, tahun lalu terpuruk prestasinya dan Pochettino pun harus kehilangan kursi manajer timnya.


Sangat diharapkan

Musim ini Spurs bisa kembali ke pola permainan terbaiknya. Jose Mourinho yang kembali ke lapangan hijau mampu mengembalikan ketajaman Spurs. Pada seperempat perjalanan kompetisi, Spurs mampu bertengger di puncak klasemen dan mulai disebut sebagai calon juara.

Memang perjalanan masih sangat panjang dan semua masih bisa berubah. Konsistensi permainan dan kemampuan menjaga kualitas penampilan menjadi penentu keberhasilan mencapai jenjang juara. Kecermatan untuk mengatur susunan tim akan mencegah pemain dari kelelahan dan paling ditakutkan ialah cedera panjang.

Mourinho sangat khawatir terhadap ancaman cedera yang dialami pemainnya. Terutama Kane harus dijaga jangan sampai harus istirahat panjang karena cedera. Pelatih asal Portugal itu memilih untuk mengistirahatkan Kane untuk menghadapi LASK di pertandingan kelima Liga Europa pada Kamis lalu.

Pertandingan Minggu besok di Stadion Tottenham Hotspur memang lebih bergengsi bagi Mourinho. Spurs akan menjamu ‘musuh bebuyutannya’ dari London Utara, Arsenal. Inilah derby yang menentukan siapa paling unggul di London Utara.

Mourinho memang dihadapkan kepada empat pemain yang cedera. Salah satunya ialah Kane. Pemulihan dalam sepekan terakhir ini diharapkan membuat ujung tombak andalan Spurs bisa tampil Minggu malam besok.

“Mungkin Erik Lamela tidak bisa tampil besok malam karena cedera betis yang ia derita. Namun, Harry, Carlos Vinicius, dan Sergio Reguilon amat mungkin akan bisa fi t untuk tampil,” kata Mourinho.

Dengan Gareth Bale yang sudah tampil di Liga Europa, Spurs sangat percaya diri untuk menjamu the Gunners. Bersama Son Heung-min yang beraksi dari sayap kiri, Bale akan mampu menggoyahkan pertahanan Arsenal dan memberi kesempatan kepada Kane untuk kembali menyumbangkan gol.

Di belakang kehadiran kembali Toby Alderweireld yang absen tiga kali saat menghadapi Ludogorets, Chelsea, dan LASK, membuat barisan pertahanan Spurs semakin kukuh. Ketika center-back asal Belgia itu cedera paha, Mourinho terpaksa menduetkan Eric Dier dengan Joe Rodon untuk mengawal jantung pertahanan.

Dengan pengalamannya bermain, Alderweireld akan memudahkan kerja kiper Hugo Lloris. Apalagi dengan Reguilon yang akan menjaga sayap kiri dan Serge Aurier yang menjadi bek kanan. Para penyerang Arsenal akan menghadapi batu karang yang kukuh.


Di ujung tanduk

Pertandingan besok malam menentukan apakah pelatih Mikael Arteta untuk bisa bertahan atau tidak di Arsenal. Memang the Gunners bisa menang 4-1 atas Rapid Vienna di Liga Europa, tetapi prestasinya di Liga Premier terpuruk di papan bawah dengan tiga kali menelan kekalahan pada lima pertandingan terakhir.

Tugas Arteta semakin berat karena gelandang bertahan andalannya, Thomas Partey, masih bergulat dengan cedera paha yang dialami saat menghadapi Aston Villa pada awal November lalu. Jumat lalu, pemain asal Ghana ini memang sudah mulai kembali turun berlatih sehingga diharapkan bisa tampil Minggu besok.

Absennya Partey memang membuat pertahanan Arsenal menjadi ompong. Kehadiran Partey akan sangat membantu Gabriel, Kieran Tierney, David Luiz, dan Hector Bellerin untuk membantu Bernd Leno mengamankan gawang the Gunners dari gempuran pemain tuan rumah.

Selanjutnya, tugas berat harus dipikul pemain lapangan tengah. Arteta harus berpikir keras untuk menurunkan Bukayo Saka sebagai gelandang atau pemain sayap. Juga harus menentukan menempatkan Willian dan Granit Xhaka atau memilih Dani Ceballos sebagai pengatur serangan.

Arteta belakang ini sering salah untuk meramu susunan tim. Pelatih asal Spanyol lebih memercayakan Pierre-Emerick Aubameyang dan Willian sebagai starter di barisan. Kedua pemain ini memang memiliki talenta yang luar biasa. Namun, bisa keduanya tiba-tiba menjadi tumpul dan kehilangan ketajaman mereka.

Besok malam Arsenal membutuhkan ketajaman mereka kembali.

Arteta perlu memikirkan juga untuk menurunkan pemain muda Eddie Nketiah atau pemain kawakan Alexandre Lacazette sebagai ujung tombak agar bisa menjaga muruah Arsenal di kawasan London Utara.

Pelatih Arsenal menyadari beratnya pertandingan besok malam karena untuk pertama kalinya akan disaksikan langsung penonton di stadion. Setelah lockdown kedua di Inggris dinyatakan berakhir 2 Desember lalu, masyarakat diperbolehkan untuk berkegiatan di ruang terbuka. Spurs diperkenankan untuk menjual 2.000 tiket untuk penonton.

Kehadiran pendukung fanatik the Lilywhites menambah beban bagi Arteta. Kekalahan besok malam akan membuat masa depan Arteta di Arsenal berada di ujung tanduk seperti musim lalu dialami pelatih Unai Emery.

“Saya tidak terlalu memikirkan untuk kehilangan jabatan. Ini merupakan hal yang umum di sepak bola. Saya akan berupaya untuk membawa Arsenal mencapai prestasi terbaik,” kata Arteta yang musim lalu mempersembahkan Piala FA ke-19 kalinya untuk Arsenal.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya