Manchester atau Leicester: Dog Fight

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
25/7/2020 06:06
Manchester atau Leicester: Dog Fight
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(Seno)

IBARAT dog fight, pertarungan satu lawan satu di udara antara pesawat F-16 AS dan MiG-35 Rusia. Begitulah pertandingan penutupan Liga Premier Minggu malam besok. Manchester United dan Leicester City harus saling mengalahkan untuk memastikan satu tiket ke Liga Champions musim mendatang.

Leicester yang akan menjadi tuan rumah tidak punya pilihan lain kecuali menang apa bila ingin mendapatkan tiket itu. Tidak boleh kata imbang karena itu berarti memberikan hak kepada ‘Setan Merah’ untuk kembali tampil di ajang sepak bola paling bergengsi di Eropa.

Memang, masih ada harapan bagi Leicester untuk lolos kalaupun bermain Imbang. Akan tetapi, mengharapkan Chelsea kalah dari Wolverhampton di pertandingan terakhir terlalu riskan bagi tim ‘Rubah’.

Ujung tombak Leicester, Jamie Vardy, ingin mengulang kenangan indah 2014 ketika mereka baru masuk ke Liga Premier.

“Ketika itu, kami baru saja promosi ke Liga Premier dan harus bertemu dengan tim yang bertaburan bintang. Kami hanya mencoba menikmati pertandingan dan ternyata kami menang 5-3,” kenang mesin gol berusia 33 tahun itu.

Pelatih Brendan Rodgers meminta anak-anak asuhannya untuk memberikan yang terbaik.

“Tidak ada pilihan lain kecuali menang. Saya meminta semua pemain tidak mengulangi kesalahan seperti di dua pertandingan terakhir ketika
dikalahkan Bournemouth 1-4 dan Tottenham Hotspur 0-3,” kata mantan pelatih Liverpool itu.

Ole Gunnar Solskjaer sangat sadar kondisi fisik anak asuhannya terkuras habis karena harus tampil berturut-turut tanpa istirahat cukup di ajang Liga Premier dan Piala FA.

Dua peluang emas untuk memastikan lolos ke Liga Champions hilang ketika ditahan 2-2 oleh Southampton dan Kamis dini hari lalu ditahan lagi West Ham 1-1.

“Saya sadar tim saya masih muda dan belum cukup berpengalaman menjadi juara. Mereka dua kali mampu mencapai semifi nal di Piala Carabao dan Piala FA, tetapi gagal untuk melewati batas itu,” ujar Solskjaer.

“Sekarang ibaratnya kami sudah sampai ke semifinal Liga Premier. Kalau kali ini mereka bisa melewati batasan itu, itu merupakan prestasi besar karena mereka berhak tampil di Liga Champions musim mendatang,” tambah pelatih asal Norwegia yang juga mencanangkan kemenangan.

Seru

Pertandingan Leicester City melawan Manchester United tidak ubahnya seperti pertandingan final. Dari 10 pertandingan yang akan dimainkan serentak Minggu malam, inilah pertandingan penentuan yang paling ditunggu-tunggu pecinta sepak bola.

Persoalan terbesar yang dihadapi ‘Setan Merah’ ialah kelelahan fisik. Dua mesin gol mereka, Anthony Martial dan Marcus Rashford, memang berupaya memberikan yang terbaik kepada timnya. Namun, faktor kelelahan membuat mereka kehilangan ketajaman.

Baik saat menghadapi Chelsea di semifi nal Piala FA maupun melawan West Ham di Liga Premier, keduanya tidak banyak mengancam gawang lawan. Chelsea cerdas memanfaatkan kelelahan para pemain Manchester United dengan memainkan tempo tinggi sehingga memaksa para pemain lawan membuat banyak kesalahan sendiri. West Ham yang berupaya keluar dari zona degradasi membuat frustasi ‘Setan Merah’ dengan menerapkan taktik ‘parkir bus’.

Permainan Manchester United semakin tidak berkembang karena Bruno Fernandes juga kehilangan kreativitas akibat terlalu diforsir. Playmaker asal Portugal itu nyaris tidak pernah diberi istirahat oleh Solskjaer demi mengejar ambisi juara.

Gelandang asal Prancis Paul Pogba ikut-ikutan tampil di bawah performa sebenarnya. Dua kali kesalahan fatal yang dilakukan Pogba membuat ‘Setan Merah’ gagal meraih kemenangan dari Southampton dan West Ham.

“Pada pertandingan terakhir nanti, saya menjamin para pemain dalam kondisi yang terbaik. Kami memiliki waktu tiga hari dan cukup untuk mengembalikan kondisi fisik mereka,” janji Solskjaer.

Pelatih Manchester United itu jangan lagi bereksperimen seperti ketika menghadapi Chelsea di semifi nal Piala FA. Dengan pola 3-4-3 yang jarang dipergunakan, Harry Maguire dan kawan-kawan menjadi serba canggung. Apalagi, Brandons William dan Aaron Wan-Bissaka lebih terpaku main di lapangan tengah sehingga dua bek sayap Chelsea Cesar Azpilicueta dan Marcos Alonso bisa leluasa beraksi sampai daerah pertahanan sayap ‘Setan Merah’.

Besok malam, Solskjaer lebih baik bermain dengan pola kebiasaannya 4-2-3-1. Luke Shaw dan Wan-Bissaka bermain sebagai bek sayap penuh. Untuk menjaga keseimbangan tim, lebih baik jika Scott McTominay diturunkan mengisi tempat Pogba. Ia bisa berduet dengan
Nemanja Matic atau Fred.

Di depan, Mason Greenwood boleh dipercaya lagi untuk mengisi sayap kanan. Insting menjebol gawang dari Greenwood sangat luar biasa. Dari ruang yang sempit, ia bisa melepaskan tendangan kaki kiri yang mematikan. Dengan 17 gol yang bisa diciptakan di musim ini, Greenwood sekelas dengan pemain legendaris Manchester United, seperti George Best, Brian Kidd, atau Wayne Rooney.

Menekan

Leicester City yang pernah menjadi cerita dongeng saat menjadi juara pada 2015/2016, kali ini tidak bisa lagi hanya mengandalkan serangan balik. Besok malam mereka harus mengambil inisiatif untuk menekan apabila ingin merebut kemenangan.

Dengan empat pemain gelandang muda yang dimiliki, Rogers memang harus memanfaatkan kesegaran fisik mereka. Luke Thomas, Youri Tielemans, Wilfred Ndidi, dan James Justin usianya tidak lebih dari 23 tahun. Mereka harus mampu terus menyuplai bola bagi trio penyerang kawakan Harvey Barnes, Vardy, dan Ayose Perez.

Belajar dari pengalaman Chelsea, pressure football yang dimainkan menyulitkan para pemain Manchester United menerapkan aliran bola dari kaki ke kaki. Apalagi kalau Solskjaer gagal untuk cepat memulihkan kondisi fisik anak asuhnya, kreativitas bermain mereka sulit untuk berkembang.

Satu yang harus menjadi perhatian Leicester ialah di barisan belakang. Tiga pemain belakang kawakan ‘Tim Rubah’ sering ikut asyik menyerang. Akibatnya, ketika terjadi serang an balik yang cepat, mereka terlambat menutup lubang di belakang.

Baik Jonny Evans, Wes Morgan, maupun Ryan Bennet, sering berdiri sejajar sampai garis tengah lapangan. Meski Leicester memiliki kiper andal sekelas Kasper Schmeichel, ruang lebar antara kiper dan pemain belakang mudah dimanfaatkan lawan yang mempunyai kecepatan berlari dan pandai melewati jebakan off-side.

Saat dipecundangi Spurs, Morgan dan kawan-kawan gagal menahan gerakan pemain, seperti Son Heung-min atau Harry Kane, yang memiliki kecepatan. Tiga gol yang dicetak Spurs ke gawang Schmeichel berawal dari serangan balik yang cepat.

Leicester harus waspada karena ‘Setan Merah’ memiliki Rashford dan Greenwood yang memiliki kecepatan dalam berlari. Mereka akan bisa membuyarkan harapan ‘Tim Rubah’ untuk kembali tampil di ajang bergengsi Liga Champions.

Satu yang bisa menjadi penyemangat besok malam, Leicester akan menggunakan kostum baru yang akan dipakai di musim mendatang. Perdana Menteri Thailand Prayut Chano-cha meluncurkan langsung kostum baru ‘Tim Rubah’ bersama bos King Power Aiyawatt ‘Top’ Srivaddhanaprabha yang merupakan pemilik Leicester City. Siapa yang sedih dan bergembira akan kita lihat begitu wasit meniup peluit panjang tanda Liga Premier musim ini resmi berakhir.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya