Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Hanya sedikit, aku sadari
sebab tak akan ada titik
untuk candu yang menelik
Hingga dunia ini benar usai
maka syukur harus dirakit
Tuhan yang memberi;
janganlah egois, sebab
akan pelik dan jadi terbebani!
2023
Aku tak punya uang
pun tak miliki nyali jalang
untuk mampir di kota pelajar
ini hanya sekadar kebetulan
Hingga aku tersadar
duduk di antara bola-bola mata telanjang
menyaksikan estetika warna dan gambar
di Nol Kilometer Yogyakarta
Tepat di persimpangan jalan
yang mempertemukan empat ruas jalan
cinta dinantikan sebagai rindu
yang sempat terbayang
2023
Di kelenteng gedung kuno
Sam Poo Kong mulai kutelusuri
tempat singgah Laksamana Tiongkok dahulu,
kini aku hadir menanti orang yang fasih
untuk kutemui atas dasar tugas akhir
barangkali tekad tak sekadar mengemis nilai
tapi untuk kemaslahatan umat
Tentang ragam keyakinan di negeri ini
bahwa tak akan ada kebencian jika saling memahami
sebab, setiap ajaran ada toleransi
untuk saling menghargai
2023
Kepada siapa ingin kupersembahkan
sebuah rasa yang tertuang pada malam
bayang siluet, sedikit cahaya menyumbang
memecah tatapan tajam untuk terpejam
Tak lagi ada yang disaksikan
hingga lupa, sampai fajar menyapa riang
ocehan santri pun menyambut gempar
bahwa ini hari waktu tuk pulang
Kembali bertemu rindu
yang sempat terpendam
dalam lubuk yang terluka
berharap disembuhkan
2023
Hari-hari terdengar nyanyian politik oleh orang-orang yang sedang cinta negeri.
Membiru pada tatapan manis
manisnya kehidupan duniawi
dunia yang sedang dicintai
cinta gila sampai terbebani
Sebab candu telah menjilati
air-air ombak yang asin
kala menawarkan ilusi
kepada diri yang sepi
Memikirkan langkah kecil
di antara lautan biru ini
tapi seringkali lupa aksi
sebab puas mencicip delusi
2023
Hari-hari terdengar nyanyian politik
oleh orang-orang yang sedang cinta negeri
dengan menikmati lirik calon pemimpin
yang sedang berkamuflse untuk dilirik
Orang-orang berlomba sebagai pemikir bijak
menggonggong ide terbaik di dunia maya
dengan sindiran sekaligus pujian
setidaknya demokrasi sebagai fondasi
Demi nasib yang melanda negeri
untuk sebuah masa depan
tak sekadar bersandar pada
ekspetasi melainkan ideologi
2023
Baca juga: Puisi-puisi Fara Khazanah
Baca juga: Puisi-puisi Bella Akhmadulina
Baca juga: Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum
Farida Putri Ramadhani, mahasiswi, menulis puisi dan esai. Karyanya termuat dalam antologi puisi Perdamaian Dunia (Sukabumi: Jejak Publisher, 2020). Kini sedang menempuh pendidikan di program studi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Ilustrasi header: Jose Basso, seniman asal Chili. (SK-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved