Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ilustrasi: Wiwik Oratmangun
Aku mencintaimu lebih dari seharusnya
bayang dan hujan menjadi bisu
saksi betapa besar rasaku
aku mencintaimu lebih dari seharusnya
adakah batas untuk mencinta?
Biarkanlah gaun putih menjadi hitam
sorak tawa menjelma derai tangis
pernikahan sebagai permakaman terakhirku
aku akan terus mencintaimu lebih dari seharusnya
mencumbumu dalam sepi malam
walau hanya dalam angan-angan
mengapa yang terlarang begitu indah?
2023
Duduklah sebentar
aku buatkan teh atau kopi jika kau mau
untuk satu atau dua bait puisi ini
aku tak pandai merangkai kata
semoga yang di hati dapat tersampai
tidak, tidak ada apa-apa
hanya ingin merekammu sebanyak mungkin
duduk ya sebentar saja
kau masih berada di kotak gelap itu?
Tidak, tidak apa jika kau suka
tidak ada yang salah dengan gelap
senja sebentar lagi berakhir
gelap, kamu suka kan?
Tinggallah sebentar
habiskan kopimu
masih banyak cerita yang tak terceritakan
akan kubuatkan kopi lagi jika perlu
bicaralah, inginku dengar suaramu itu
ceritakan semua mengenaimu
mengenal apakah merahku sama denganmu
ingin kurekam semuanya tentang kamu
menetaplah tidak untuk sebentar
2023
Manusia adalah kutukan tanpa mawar penawar.
"Waktu adalah uang," katanya
aku tak ingin uang
aku tak ingin waktu
bisakah uang membeli waktu dan
bisakah waktu ditukar uang?
"Taulah!" keluhnya
Ia yang mengatur waktu
waktu yang mengatur ia
"Persetan!" batinnya
Menyesap kopi dibelinya beberapa waktu lalu
dengan uang tak seberapa itu
bukankah semuanya sudah dituliskan manusia
Ia dikutuk menjadi manusia
beradab tapi biadab
hidup dengan harta berselimut darah
Ia dikutuk menjadi manusia
hewan berotak minim rasa
hidup di antara mayat jalan
Ia dikutuk menjadi manusia
mulia katanya, hina nyatanya
nyaring suaranya, buta rupanya
manusia adalah kutukan
tanpa mawar penawar
2023
Lirih doa yang bergemuruh
tangis iba tak tertahan
umpatan kejam tak pantas
tawa kecil yang terlontar
rumah itu sudah terbiasa melihat semua
mungkin bersamaan, mungkin di waktu berbeda
masturbasi dan lantunan suci dalam satu ruangan
seperti sayatan dan obat merah dalam satu lengan
kali ini, entah raga atau doa akan tergantung
2023
Baca juga: Sajak-sajak Saras Dewi
Baca juga: Sajak-sajak Stevie Alexandra
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia
Fara Khazanah, pemuisi, menekuni dunia baca dan tulis-menulis. Kini sedang menempuh pendidikan sarjana S-1 Filsafat di Universitas Gadjah Mada. Sehari-hari bergiat dan berkarya di Yogyakarta. (SK-1)
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Acha Septriasa mengatakan puisi WS Rendra yang berjudul Hidup Itu Seperti Uap membantunya mendapatkan inspirasi dalam menjalani salah satu adegan di film Qodrat 2
Jelajahi puisi abadi Sapardi Djoko Damono! Temukan karya terkenal dan warisan sang penyair legendaris Indonesia.
Selami keindahan alam lewat puisi! Temukan pesan tersembunyi di balik rimbunnya hutan, birunya laut, dan gemerisik angin. Inspirasi dan refleksi menanti!
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved