Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ilustrasi: MI/Bayu Wicaksono
Butir putih menari dari langit
kata orang itu indah
menurutku tak seberapa
Angin dingin musim semi
kata orang membuat rindu
menurutku bikin linu
Tinggi tegap semampai
kata orang itu molek
menurutku sama saja
Kulit putih, bulu mata lentik
kata orang itu cantik
menurutku kita lebih manis
Gedung indah saksi peradaban
kata orang itu sejarah
menurutku itu bukan warisan kita
Terpukau silaunya milik orang lain
mengabaikan pesona sendiri
bagiku; jauh pergi, ingin cepat kembali
banyak melihat, kian mensyukuri.
Stev, Maret 2021
Gelegar kembang api tahun baru
gema doa Natal di Januari bersalju
panekuk di Februari yang ditunggu
Hari Wanita dihujani kembang ungu
parade tank Hari Kemenangan yang berderu
di Lapangan Merah derap kaki serdadu
Teringat betul hari-hari itu
di tanah rantau menuntut ilmu
banyak bahagia, tak kalah juga sedu
sekian purnama telah berlalu
pada Moskwa kutitip rindu
Stev, Februari, 2021
Kala dunia terasa jauh
kau datang merengkuh
Kala rindu Pertiwi tak terobati
kaulah pelipur hati
Kala semangat patah
kau yang memapah
Kala malam jadi muram
kau nyalakan cahaya temaram
Di situlah kusadari
tak penting darah-daging
merekalah yang menggenggam jemari
di saat dunia berpaling
betapa aku mensyukuri
akan keluarga baru yang membimbing
Stev, Februari, 2021
Tak cukup Moskwa, aku ingin pergi ke Lima
Elbrus sudah kudaki, saatnya ke Aconcagua
Murmansk membosankan, ingin terbang ke Reykjavik
Krimea tak menarik, bawa aku ke Giza
Petersburg kurang cantik, ayo kita lihat Praha
Tak bisa diam, tak kenal lelah
Raga selalu haus untuk melangkah
Pindah berkala mencari kisah
Tak putus asa walau hati sering patah
Di ujung jalan akhirnya bertemu rumah
Semoga berujung indah
Stev, Maret, 2021
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Raga menyusuri Arbat
mentari sore tenteramkan hati
saat berdua merasa selamat
akan duka lara yang menggerogoti
Lain hari, lain rasa
beda raga, beda asmara
akankah cepat binasa?
biar waktu bersuara
Masa pun tiba semua terungkap
tampak bayangan bersidekap
kembali ke Arbat aku bersiap
melepas janji terlanjur terucap
Stev, Februari 2021
Ke mana kaki melangkah
ke situlah tujuan sorot
tolong beritahu apa yang salah
apakah ada yang melorot?
atau mirip peminta sedekah?
Kadang tampak seperti idiot
dilirik dengan mata sebelah
oh, mungkin aku yang terlalu kolot
tak biasa dipandang payah
Bukan aku, beda sendiri.
Stev, Februari 2021
Apa sebetulnya yang dicari?
benarkah ilmu? atau sekadar kabur berlari?
mencari ke sana ke mari tanpa arah dan kata
hanya demi tak menjejak kaki di Jakarta
terhadap kerasnya Ibu Kota mereka tak sudi
memilih haha hihi di luar negeri berlagak studi
Peduli setan pada keluarga yang mencari
terpenting sebulan sekali telepon mengabari
berjalan menjauh, berlagak senang bergelimang harta
begitulah kalau menolak diburu realitas bara
bersikeras melupa darah mengalir dalam sendi
menatap senja di khatulistiwa tak berbudi
Stev, Februari 2021
Separuh dunia kutelusuri
tak tahu apa yang dicari
berguling, berjalan, berlari
penghujungnya bertemu matahari
Sorot teduhku sendu
jejak hari dijaga lagi berlalu
serupa semi, berganti salju
bertahun-tahun tak menentu
Sampai jua penghujung kutuju
nyatanya harapan palsu
empat musim berlalu
di bibir Volga, aku menunggumu
Stev, Maret 2021
Baca juga: Sajak-sajak Acep Zamzam Noor
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia
Stevie Alexandra, lahir di Jakarta, pada 25 September 1992. Dia menyukai kegiatan menulis, membaca, dan traveling. Tamatan sarjana Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Berbekal Beasiswa Pemerintah Rusia dan LPDP, dia berhasil mendapat gelar Master dari Higher School of Economics di Moskwa (2016), setelah sebelumnya menyelesaikan Kelas Persiapan Bahasa dan Sastra Rusia di Orel State University di Kota Oryol. Sajak-sajak ini menjadi bagian dalam buku antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin yang akan segera diterbitkan di Jakarta. (SK-1)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Sajak-sajak Negar Fitrian - Membenci diri sendiri, memacu kita untuk lupa diri.
Sosok penting pada era puisi baru Peru abad ke-20.
223 Tahun Alexander Pushkin - Kenapa Pushkin diangkat sebagai Bapak Sastra Rusia?
Mengenal Nikolai Nekrasov, seorang penyair realis Ukraina-Rusia penggagas lirik sipil.
Ada Slogan Jadi Logam - Kedunguan dapat dilarutkan dengan banyak membaca.
Bukan tanpa alasan kami menjaga persahabatan antara Rusia-Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved