Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Puisi-puisi Faris Al Faisal

Sajak Kofe
19/3/2023 07:00
Puisi-puisi Faris Al Faisal
(Ilustrasi: Ilya Volykhine )

Ilustrasi: Ilya Volykhine

Bunga Duri

Melihat bunga duri, tak ada yang tidur.
Ia berdiri, akarnya menancap ke spons ulu hati.
Di mana huruf-huruf mencari,
ke mana semak pembuluh yang terbakar.
Tengkorak kengerian
di bawah bulan, tengkorak biru dalam teater.

Malam menyalin pakaianku
baju berkantong bintang-bintang.
Aku bisa tidur mendengkur di gugusannya…lelap, lelap, lelap.
Cabang-cabang itu,
menuju sungai dan muara yang hening…seekor ratu jangkrik 
menyanyikan luka.
Tapi aku merasa merdeka, bebas, dari segala. 

2022 


Silika 

Kilau pasir, kilau silika 
seseorang berdiri menyanyikan dukacita  
angin laut dalam soprano yang naik 
di balik punggungnya, kota kecil dengan jutaan lampu
tak ada yang terdekap 
tak ada suara lain 
lalu sunyi 
klimaks memantik malam dan tenggelam 
—menelan lekuk semenanjung 
melucuti bintang 
tubuh yang menghadang maut 
seandainya dapat menghindar 
dari kebasan sayap hitam 
dan seterusnya, 
gelombang baru 
tangkapan suara di telinga 
potongan sajak 
hidupmu, bahagiamu, instingmu, intuisimu 
membasahi kaki  
air itu mengalir di sela jari 
membuat pijakan, membuka pikiran 

Indramayu, 2021


Kipas Zamrud 

Angin asia memutar kipas zamrud
bermil-mil laut dalam lembar pagina yang biru
anak-anak lelap di surga
yang diciptakan 
dongeng dan mitos    
esok akan mereka temukan bumi yang hijau
udara yang melambungkan tubuh
di ketiak tumbuh sayap
mengantarkan mimpi
dalam pesawat
membawa telur-telur
dan buah tropis
mengelilingi dunia
terbanglah… sesulit apapun yang dibayangkan 
permata menyukariakan jiwa
respon kecil
bagi hari yang indah
membangun rumah 
cangkang besar cinta 
yang sebentar lagi terisi embrio-embrio
mula dari hidup

Indramayu, 2021 

 

Seekor ratu jangkrik menyanyikan luka. Tapi aku merasa merdeka, bebas dari segala. 

 

Rumah Kayu 

Rumah kayu di depanku
mengayunkan lentera yang damai
melawan hutan yang gelap
bunyi malam 
dan berbagai suara yang jauh
menimbulkan kecemasan
pemanduku tersesat
ke dalam belantara, lembah berbintang
di mana kesunyian dilemparkan ke tepian… meluncur cepat 
dan sekarat 
kini kuketuk-ketuk pintu, hilang lagi di kedap daun
sebelum kuulangi
seseorang menariknya ke dalam, tampak isinya 
sebuah prosesi bertamu dimulai
dia menunjukkan kelembutan
aku mencintai keramahan
selamanya akan begitu
aku bermalam
tak kurasakan panjangnya
hingga pagi tiba
kutahu aku telah berutang padanya 

Indramayu, 2021 


Teater Pagi 

Lelaki berkemeja itu setengah berlari mengejar pagi
kereta komuter mengajaknya berteater
menyisihkan banyak hal
kelahi kecil kakinya dengan sepatu-sepatu bot
tangannya meraih sesuatu 
handgrip 
bermain peran primata 
ranting melipatnya 
kelu menghampiri sejak pekik peluit pertama 
mengganti siul burung yang mati di kabel-kabel listrik 

Indramayu, 2021 

 

Baca juga: Sajak-sajak Frans Purba
Baca juga: 
Sajak-sajak Uhan Subhan
Baca juga: Sajak-sajak Vladimir Mayakovsky

 

 

 

 


Faris Al Faisal, penyair, lahir di Indramayu, Jawa Barat, 18 Juli 1981. Buku kumpulan puisinya, yaitu Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian, Rumah Pustaka, Indramayu (2018). Kini, beraktivitas sebagai Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Indramayu. (SK-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya