Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sikap Presiden Ikut Bahas Program Makan Siang Gratis di Rapat Kabinet Dinilai tak Elok

Indriyani Astuti
26/2/2024 19:57
Sikap Presiden Ikut Bahas Program Makan Siang Gratis di Rapat Kabinet Dinilai tak Elok
Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet paripurna membahas RAPBN 2025(Dok. Biro Pers Sekretariar Presiden)

DOSEN Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan Presiden Joko Widodo seharusnya tidak membahas program calon presiden terpilih dalam rapat kabinet paripurna. 

Seperti diberitakan, Presiden Jokowi meminta agar program prioritas presiden terpilih diakomodir. Sejumlah menteri yang hadir dalam rapat itu mengungkapkan program makan siang gratis yang diusulkan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, turut dibahas.

"Program Prabowo-Gibran untuk periode pemerintahan yang akan datang. Bukan program Presiden Joko Widodo. Idealnya yang membahas yang punya program tersebut. Dengan catatan mereka (Prabowo-Gibran) terpilih dan mulai menjabat," ujar Emrus ketika dihubungi di Jakarta, Senin (26/2)

Baca juga : Jawaban Sri Mulyani saat Ditanya soal Program Makan Siang

Emrus lebih jauh menuturkan bisa saja ada kesepakatan politik antara Presiden Jokowi dan kubu Prabowo. Namun, menurutnya jika hal itu memang terjadi, seharusnya tidak dibahas dalam rapat paripurna yang dihadiri para menteri kabinet Indonesia Maju.

"Bisa saja ada kesepakatan Prabowo-Gibran dan Jokowi di sisi lain. Bisa saja demikian. Kalaupun (ingin) dibahas sejatinya tertutup. Tidak disampaikan di ruang publik. Masyarakat menilai. Kurang begitu elok," tutur Emrus.

Presiden Jokowi, sambungnya, bukan tim dari paslon Prabowo-Gibran sehingga program itu menurutnya dibahas oleh tim pemenangan Prabowo- Gibran atau tim baru yang bertugas mematangkan program itu.

Baca juga : Politisi Diingatkan agar tidak Mempolitisasi Bansos

"Jokowi bukan bagian dari tim Prabowo-Gibran. Saya kira dia (presiden) netral. Kalau tim pemenangan sah saja (membahas). Jokowi adalah presiden kita. Presiden rakyat Indonesia. (Program) yang dia bahas dan wujudkan sebaiknya programnya ketika campaign (kampanye) 2019," papar Emrus.

Presiden Joko Widodo menekankan sejumlah poin dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP). Salah satunya pentingnya persiapan untuk rencana kerja pemerintah dan kebijakan fiskal tahun 2045 sebagai jembatan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengakomodasi program Presiden terpilih.

"Ini juga kita sambil menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU maka RAPBN 2025 harus disiapkan dengan memperhatikan hasil pilpres karena yang menjalankan APBN 2025 adalah Presiden terpilih," ucap Presiden.

Baca juga : Program Makan Gratis Bisa makin Bebani Fiskal Negara

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya memahami situasi dan risiko ketidakpastian ekonomi global. Presiden pun menyoroti perekonomian sejumlah negara yang sudah masuk ke dalam resesi.

"Sehingga antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas juga tetap harus kita jaga. Lakukan penajaman fokus program pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan kontinjensi plan jika terjadi gejolak dan krisis," ucapnya.

Mengakhiri sambutannya, Presiden menegaskan bahwa kebijakan fiskal tahun 2025 harus terus mendukung berlanjutnya transformasi ekonomi yang telah dilakukan selama dekade terakhir. Presiden menyerukan kolaborasi semua pihak untuk memastikan efektivitas rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.

"Untuk postur makro fiskal dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2025 transformasi ekonomi harus--yang telah kita jalani selama 10 tahun terakhir--harus terus berlanjut sehingga kebijakan fiskal harus mendukung keberlanjutan transformasi ekonomi," tutur Presiden. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik