Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jokowi Panik, Makin Vulgar Memihak Kubu Prabowo-Gibran

Sri Utami
30/1/2024 15:17
Jokowi Panik, Makin Vulgar Memihak Kubu Prabowo-Gibran
Ilustrasi(MI)

MANUVER Presiden Joko Widodo yang semakin vulgar menunjukkan keberpihakan pada kubu 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan semakin intens turun ke akar rumput, merupakan respon kepanikan terhadap stagnasi elektoral kubu 02 yang sejak awal menargetkan menang satu putaran. 

Stagnasi elektoral itu terjadi karena basis pemilih loyal Jokowi di PDI Perjuangan tampaknya mulai terkuras habis sedangkan pemilih lama Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019 telah terpecah dan mengalir ke kubu 01 Anies-Imin.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam mengatakan pernyataan tersebut, Selasa (30/1). "Jika kubu 01 dan 03 bisa melakukan perlawanan secara kompetitif, maka kubu 02 bisa dipaksa untuk bermain di waktu perpanjangan dengan masuk Pilpres putaran kedua," ujarnya, Selasa (30/1).

Baca juga : Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan, Jokowi Turun Gunung

Curi Suara

Kubu 02 saat ini berusaha lebih keras untuk mengonsolidasikan insentif elektoral baru dengan mengoptimalkan pengaruh Jokowi sebagai presiden aktif yang masih memegang kekuasaa. 

Selain itu juga dipertanyakan mengenai etika dan aspek legalitas dalam keberpihakannya pada kubu 02. Skema gerilya Jokowi ini tampaknya betul-betul ditujukan untuk menyasar basis pemilih loyal 03. "Sebab, kubu 02 memang kesulitan jika hendak mencuri suara dari kubu 01, karena memang karakter pemilihnya sangat berbeda," imbuhnya.

Baca juga : Muhammadiyah Desak Jokowi Cabut Pernyataan Presiden Boleh Kampanye

Sementara itu karakter pemilih kubu 02 dan 03 saat ini relatif memiliki kesamaan corak, ideologi dan basis akar politik yang serupa. Sehingga bisa dipahami mengapa lingkaran keluarga Jokowi tampil intens menggarap Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena memang terjadi kanibalisme elektoral antara 02 dan 03 di wilayah ini.

"Jika sel-sel politik Jokowi dibantu partai-partai pengusung Prabowo-Gibran bisa membredel dominasi PDIP di Jawa Tengah yang menguasai 28 kabupaten/ kota dari total 35 kabupaten/ kota yang ada di Jawa Tengah, maka hal itu bisa menjadi penentu kemenangan di tingkat nasional," paparnya.

Hal ini karena wilayah dengan jumlah DPT besar seperti Jawa Timur kemungkinan akan terbagi secara merata, dan Jawa Barat, Banten dan Jakarta akan menjadi medan pertarungan yang berimbang. Kalaupun ada pihak yang menang, selisihnya tidak tebal. Karena itu, upaya menggerus simpul-simpul kekuatan dan dominasi PDIP di Jawa Tengah akan menjadi salah satu kunci kemenangan Pilpres 2024 ini. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya