Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DIREKTUR Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai Partai Golkar akan melunak dan melabuhkan dukungan pada Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mendukung Prabowo Subianto ataupun koalisi pendukung Ganjar Pranowo yang dimotori PDI Perjuangan.
Menurutnya hal itu tercermin dengan pembacaan hasil Rakernas Golkar oleh Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Apa pasal? Karena hasil Rakernas, akan dapat melepaskan beban berat yang beliau pikul selama ini. Yakni menjadi capres untuk Pilpres 2024 yang akan datang yang diputuskan melalui Munas tahun 2019 lalu," terang Ray.
Baca juga: Golkar: Komunikasi dengan Koalisi Perubahan Berjalan Baik
Menurut Ray, hasil Rakernas menetapkan memberi mandat penuh kepada Airlangga Hartarto untuk menentukan siapa capres, cawapres dan rekan koalisi. Hal itu bisa berarti peneguhan kewenangan ketum. Bisa pula berarti ada pelebaran sekaligus pelonggaran bakal capres, cawapres, dan teman koalisi bagi Golkar.
"Bila sebelumnya, kesan yang muncul adalah menetapkan Airlangga Hartarto sebagai satu-satunya capres partai Golkar, hasil Rakernas ini memberi kemungkinan nama lain bisa ditetapkan oleh Airlangga sebagai capres, cawapres, atau koalisi Golkar. Nama lain itu bisa berasal dari Golkar sendiri, tapi tidak menutup kemungkinan nama lain dari luar partai Golkar," sambungnya.
Baca juga: Masih Membuka Diri dan Lobi-lobi, Golkar Menunggu PDIP Sowan
Ray mengungkapkan ada beberapa faktor yang melandasi pelonggaran tersebut. Pertama, elektabilitas Airlangga Hartarto makin sulit mengejar posisi capres bahkan cawapres. Kedua, dibutuhkan skenario untuk tidak terlambat menaikkan elektabilitas partai dan menentukan teman koalisi yang bisa mengakibatkan pelemahan daya negosiasi Golkar. Ketiga, Golkar sekaligus menegaskan bersama dengan koalisi Jokowi.
"Menegaskan bahwa partai Golkar akan tetap bersama koalisi Jokowi. Dengan begitu, besar kemungkinan teman koalisi yang dipilih oleh Golkar adalah partai koalisi pendukung Ganjar, atau Koalisi Indonesia Raya," tandasnya.
Ray juga menilai secara faktual, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sudah berakhir. Kecuali KIB akhirnya bersama-sama dengan Ganjar. Itu pun artinya KIB plus PDIP. Kendati demikian, anggota KIB bergabung atas nama partai masing-masing, bukan atas nama KIB.
Selain itu, Golkar dan PAN tidak akan buru-buru menyatakan dukungan capres. Sekalipun hanya tinggal memilih koalisi Ganjar Pranowo atau KIR.
"Mereka akan menunggu sampai ada selisih suara antara Ganjar dengan Prabowo sekitar 5%. Jika sudah ditahap itu, pilihan akan dijatuhkan ke capres yang elektabilitasnya paling tinggi," pungkas Ray. (Z-7)
MENGINJAK usia 80 tahun Indonesia merdeka dan berdemokrasi, Laboratorium Indonesia 2045 menilai hubungan partai politik dan konstituen semakin memburuk.
Partai politik di Indonesia saat ini juga mengalami permasalah yang sama yakni konstituen lebih terikat pada tokoh daripada pada program atau ideologi partai.
Partai NasDem menyatakan komitmennya untuk membuka ruang bagi generasi muda dalam dunia politik.
Pidato Surya Paloh di Rakernas NasDem jadi peringatan keras bagi partai politik soal pentingnya oposisi dan etika dalam berebut kekuasaan.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyuarakan pentingnya memaknai anugerah besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Jika pemerintah benar, maka PDIP akan mendukung dan melakukan program tersebut. Namun, jika kurang benar, maka PDIP akan memberikan alternatif solusi
Status bebas bersyarat sampai 2029 yang diputuskan akan menghambat Setnov untuk beraktivitas.
Partai Golkar meyakini isu musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang belakangan ini santer dibicarakan tidak diembuskan oleh pihak Istana.
Tidak ada alasan mendesak untuk menggelar Munaslub. Kepemimpinan Bahlil dinilai masih mumpuni.
Golkar merespons usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tentang pilkada tak langsung seperti gubernur ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat.
Sarmuji mengatakan Golkar sejatinya terbuka bagi siapapun untuk menjadi kader. Terlebih untuk kepala negara yang telah menjabat sebelumnya.
Dia menjelaskan bahwa candaan itu muncul karena keduanya memiliki hubungan dekat sebagai sahabat sejak sama-sama aktif di satu organisasi saat menjadi aktivis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved