Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gerindra Lebih Pilih Cak Imin Dibanding Airlangga untuk Dampingi Prabowo

Sri Utami
11/5/2023 13:53
Gerindra Lebih Pilih Cak Imin Dibanding Airlangga untuk Dampingi Prabowo
Ketua Umum Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan).(MI/Moh Irfan)

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan kedekatan PKB dan Partai Golkar hanya sebatas komunikasi politik biasa. Sosok Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) disebut lebih mungkin untuk dipilih sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto dibandingkan dengan sosok Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto untuk maju di Pilpres 2024.

Andre juga membantah adanya adu kuat antara Airlangga dan Cak Imin untuk mendampingi Prabowo di Pemilu 2024.

“Itu bukan adu kuat tapi komunikasi politik Gerindra dan PKB sudah punya koalisi. Dalam kerja sama itu antara keduanya berbunyi bahwa capres dan cawapres diputuskan bersama oleh Prabowo dan Cak Imin dan mereka punya konsep membangun Indonesia secara bersama dengan semangat gotong royong,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (11/5).

Dikatakan Andre, Gerindra dan PKB sudah sepakat mengajak parpol lain untuk membangun bersama. Hal ini diimplementasikan oleh PKB dengan menjalin komunikasi intens dengan Golkar.

Baca juga: Pengamat Sebut Prabowo Ingin Lepas dari Bayang-Bayang Jokowi

“Saya rasa komunikasi dengan Golkar dalam rangka implemenasi semangat itu. Jadi ini bagian dari komuniasi strategis bersama. Kita duduk bareng dalam kerja sama gerindra 13 Agustus 2022 putusan itu dilakuan bersama. Seandainya pun nanti kampanye ketum partai juga bersama. Kita bersyukur kalau ada tambahan partai karena dari awal sudah seperti itu kesepakatannya,” paparnya.

Tiga Partai Potensial

Sementara itu menurut pakar politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Ridho Al-Hamdi, ada tiga partai yang punya magnet besar dan punya potensi mengusung calon presiden, yakni PDI Perjuangan, Gerindra dan Golkar. Partai Gerindra yang sejak awal mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto bisa mengajak ketua umum partai lain yang menjadi koalisinya seperti PKB untuk menjadi calon wakil presiden.

Baca juga: Golkar Bantah Ada Pembicaraan Airlangga Jadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Muhaimin

Hal ini lebih realistis dibandingkan Gerindra meminang Golkar yang juga merupakan partai besar dan memiliki suara yang juga besar.

“Kalau seandainya Prabowo mau mengajak Golkar agak berat. Sama halnya PDIP deal-nya dengan partai menengah karena tidak gampang, termasuk Gerindra dengan Golkar, karena sama-sama partai besar. Kalau seandainya golkar mau jadi cawapres syarat-syaratnya ebih besar karena 11- 12 suaranya,” ungkapnya.

Ia juga yakin Prabowo pasti akan mempertimbangakan pengaruh PKB dengan suara Nahdlatul Ulama yang besar, termasuk dan golkar yang memiliki basis tertentu sehingga sulit untuk melepas kedua keduanya. Tetapi kondisi ini juga masih cair antara Gerindra dan PKB.

“Tentu saaat ini Prabowo mencari strategi mencari cawapres, mungkin porsi di kabinet untuk PKB lebih banyak. Walau pun cawapres posisi simbol dan Golkar juga partai besar butuh simbol dan bagaimana pun Golkar partai besar dan punya urut suara tiga. Bisa jadi di detik akhir dealnya menurunkan posisi tawar,” tukasnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya