Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PERNYATAAN Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada peringatan HUT ke-50 PDIP nyatanya memicu tanggapan dari pelbagai pihak.
Diketahui, Megawati Soekarnoputri menyampaikan partainya berperan besar terhadap perjalanan karier Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi dinilai tidak bisa seperti saat ini tanpa peran partai berlambang banteng moncong putih itu.
Pernyataan Megawati tersebut mendapatkan respon dari eks Deklarator PAN, Abdilah Toha. Melalui cuitannya, Abdilah menyebut Megawati dinilai meremehkan orang lain termasuk kepala negara.
"Profesor Megawati. Pada ultah PDIP ke 50, hampir seluruhnya memuji dirinya, sambil meremehkan orang lain termasuk kepala negara kita yg hadir. Juga berkali-kali memerintahkan hadirin bertepuk tangan. Nasib negeri ini punya pemimpin sebuah partai terbesar yang tidak pernah diganti," tulis Toha dalam cuitannya.
Merespons cuitan tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai Ketua Umum PDIP itu tengah mengalami surplus kepercayaan diri.
Baca juga: Presiden bukan Petugas Partai
"Itu terekspresikan dalam cara dia berbicara dan materi yang disampaikan hingga model guyonannya dalam acara kemarin," ungkap Umam kepada Media Indonesia, Kamis (12/1).
"Yang disampailan pak Toha itu bukan concern pak Toha sendiri, tapi itu wunud keresahan banyak pihak yang nerasa bawa surplus kepercayaan diri seorang pimpinan parpol tidak pada tempatnya," tegas Umam.
Menurutnya, Megawati seakan menunjukkan punya kekuatan politik lebih besar dan mengeklaim kekuatan itu sebagai penentu terpilihnya Jokowi sebagai presiden.
Umam menyebut komunikasi yang dipraktikkan Megawati menjadi keresahan umum. Pasalnya, kata Umam, Presiden Jokowi itu sudah dianggap sebagai petugas partai. Padahal, presiden RI sekarang dipilih atas kehendak rakyat.
"Sehingga kemudian positioning yang bersangkutan dimaknai sebatas penegasan salah satu parpol saja yang membuat Jokowi jadi presiden. Saya rasa itu kurang tepat," ungkapnya. (OL-4)
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-7 Joko Widodo disebut turut masuk dalam daftar undangan HUT ke-79 Bhayangkara Digelar di Monas, Jakarta 1 Juli 205
Kedua tokoh tersebut bisa bertemu kapan dan di mana saja tanpa harus menentukan tempat untuk bertemu.
Hubungan Megawati dan Listyo sempat memanas ketika Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) tersebut mengancam akan mendatangi Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo terkait kasus Hasto.
Pertemuan keduanya terabadikan dalam sebuah foto. Tampak Jenderal Listyo menunggu Megawati yang mengenakan pakaian batik dan memberikan hormat serta salam sekitar pukul 10.45 WIB.
PRESIDEN ke-5 RI Megawati Soekarnoputri enghadiri syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-100 Meriyati Roeslani, istri mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso, di Depok, Senin (23/6).
KETUA DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan puncak peringatan Bulan Bung Karno di Makam Bung Karno di Kota Blitar
Bambang mengatakan penulisan sejarah berkaitan dengan subjektivitas. Namun, dia mempersilahkan Fadli untuk menggunakan caranya sendiri tetapi jangan merasa selalu benar.
KETUA DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel.
ANGGOTA Komisi III DPR RI Stevano Rizki Adranacus mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto yang resmi menaikkan gaji hakim.
"PDI-P punya kecondongan untuk merapat atas nama relasi personal yang baik antara Ibu Mega dan Pak Prabowo, atas nama kondisi PDI-P yang sedang babak belur, PDIP ingin menjadi mitra strategis,"
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya menyalurkan 403 ekor sapi pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved