Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PERNYATAAN Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada peringatan HUT ke-50 PDIP nyatanya memicu tanggapan dari pelbagai pihak.
Diketahui, Megawati Soekarnoputri menyampaikan partainya berperan besar terhadap perjalanan karier Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi dinilai tidak bisa seperti saat ini tanpa peran partai berlambang banteng moncong putih itu.
Pernyataan Megawati tersebut mendapatkan respon dari eks Deklarator PAN, Abdilah Toha. Melalui cuitannya, Abdilah menyebut Megawati dinilai meremehkan orang lain termasuk kepala negara.
"Profesor Megawati. Pada ultah PDIP ke 50, hampir seluruhnya memuji dirinya, sambil meremehkan orang lain termasuk kepala negara kita yg hadir. Juga berkali-kali memerintahkan hadirin bertepuk tangan. Nasib negeri ini punya pemimpin sebuah partai terbesar yang tidak pernah diganti," tulis Toha dalam cuitannya.
Merespons cuitan tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai Ketua Umum PDIP itu tengah mengalami surplus kepercayaan diri.
Baca juga: Presiden bukan Petugas Partai
"Itu terekspresikan dalam cara dia berbicara dan materi yang disampaikan hingga model guyonannya dalam acara kemarin," ungkap Umam kepada Media Indonesia, Kamis (12/1).
"Yang disampailan pak Toha itu bukan concern pak Toha sendiri, tapi itu wunud keresahan banyak pihak yang nerasa bawa surplus kepercayaan diri seorang pimpinan parpol tidak pada tempatnya," tegas Umam.
Menurutnya, Megawati seakan menunjukkan punya kekuatan politik lebih besar dan mengeklaim kekuatan itu sebagai penentu terpilihnya Jokowi sebagai presiden.
Umam menyebut komunikasi yang dipraktikkan Megawati menjadi keresahan umum. Pasalnya, kata Umam, Presiden Jokowi itu sudah dianggap sebagai petugas partai. Padahal, presiden RI sekarang dipilih atas kehendak rakyat.
"Sehingga kemudian positioning yang bersangkutan dimaknai sebatas penegasan salah satu parpol saja yang membuat Jokowi jadi presiden. Saya rasa itu kurang tepat," ungkapnya. (OL-4)
Menurutnya, format baru itu membuat mesin partai lebih profesional sekaligus memastikan setiap kader fokus pada tanggung jawab organisasinya.
Padahal proses pemberhentian sejumlah ketua DPD PDIP sesuai dengan apa yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Partai.
“Anggota Partai atau kader partai yang terpilih dan ditetapkan menjadi Dewan Pimpinan Partai (DPP) dan Pengurus Partai tidak boleh rangkap jabatan struktural di atas ataupun bawahnya,"
KETUA Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, menegaskan pentingnya membentuk generasi muda yang tangguh dan berjiwa nasionalis. Generasi muda harus siap berkorban untuk negara.
, Politikus PDIP Guntur Romli memastikan absennya Megawati pada upacara HUT ke-80 RI bukan karena adanya masalah dengan Presiden Prabowo Subianto
Hasto menjelaskan Megawati telah berkunjung ke Istana Kepresidenan Jakarta, yakni pada Sabtu (16/8), untuk mengukuhkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Pengamat Politik, Sugiyanto menilai isu pergantian sejumlah Ketua DPD PDIP yang dikaitkan dengan 'pemecatan' dinilai sebagai persepsi keliru publik.
Padahal proses pemberhentian sejumlah ketua DPD PDIP sesuai dengan apa yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Partai.
“Anggota Partai atau kader partai yang terpilih dan ditetapkan menjadi Dewan Pimpinan Partai (DPP) dan Pengurus Partai tidak boleh rangkap jabatan struktural di atas ataupun bawahnya,"
Demokrat, kata Herman, sebagai partai penyeimbang ketika Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) menjabat. Demokrat resmi gabung ke pemerintah di penghujung periode kedua Jokowi.
Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) periode 2025-2030.
Titiek Soeharto ucapkan selamat atas terpilihnya kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP dalam Kongres VI di Bali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved