Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

KPK Indikasikan Kasus Edhy Prabowo Libatkan Banyak Pihak

Dhika Kusuma Winata
26/11/2020 20:13
KPK Indikasikan Kasus Edhy Prabowo Libatkan Banyak Pihak
Edhy Prabowo(Antara)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) mengindikasikan dugaan suap perizinan ekspor benur kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kemungkinan melibatkan banyak perusahaan eksportir. Dari temuan rekening yang diduga sebagai penampung uang, ditengarai ada pola yang mengarah pemberi-pemberi lain.

"Polanya seperti ini. Dari rekeningnya melebihi jumlah satu pemberi, tentunya akan ada pemberi-pemberi lain. Mengenai itu akan kami infokan pada hasil berikutnya apakah ada tersangka baru atau tidak," kata Deputi Penindakan KPK Karyoto dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/11).

Meski begitu, Karyoto mengatakan penyidik saat ini masih akan fokus pada tujuh tersangka yang sudah ditahan. Mereka diyakini sebagai pemain-pemain dominan dalam kasus perizinan benih lobster itu. Karyoto mengatakan penyidik akan menggali informasi, dokumen, dan data transaksi elektronik yang didapat.

"Dari prosesnya mengindikasikan bukan hanya orang-orang ini yang terlibat tapi yang sekarang ini yang betul-betul dominan terkait dengan proses perizinan," ucap Karyoto.

Baca juga : Stafsus Edhy Prabowo Menyerahkan Diri ke KPK

KPK menetapkan tujuh tersangka dalam kasus itu yakni Menteri Edhy Prabowo, dua Staf Khusus Menteri KKP yakni Safri dan Andreau Pribadi Misata, staf istri Menteri KKP Ainul Faqih, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, dan sespri Edhy, Amiril Mukminin.

Edhy diduga menerima Rp3,4 miliar dan US$100 ribu (setara US$1,4 miliar) kemudian membelanjakan sebagian saat kunjungan kerja di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Senilai US$100 ribu itu diduga dari Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito pada Mei lalu.

Adapun duit Rp3,4 miliar diduga berasal dari Ahmad Bahtiar selaku pemilik PT Aero yang ditransfer pada 5 November lalu ke rekening staf istri Edhy.

KPK juga menemukan rekening Ahmad Bahtiar dan seorang lagi pemilik PT Aero, Amril, yang diduga menampung dana Rp9,8 miliar dari perusahaan-perusahaan eksportir. Kedua pemegang PT Aero itu diduga sebagai nominee pihak Edhy dan seorang bernama Yudi Surya Atmaja. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya