Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEANDAIANYA ia menekuni matematika, pelajaran yang ia sukai sejak mula, agaknya Indonesia tak punya ahli bahasa Indonesia terkemuka bernama Jusuf Sjarif Badudu.
Publik Indonesia mengenalnya sebagai Jus Badudu. Bahasa Indonesia, yang kemudian 'terpaksa' ia tekuni, justru membuatnya jatuh cinta.
Di Pulau Jawa, tanah impiannya untuk mengajar, ia menamatkan S-1 di Fakultas Satra Universitas Padjadjaran (1963).
S-2 linguistik ia selesaikan di Leidse Rijksuniversiteit, Leiden, Belanda (1973), dan S-3 di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1975) dengan disertasi berjudul Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo.
Jabatan profesor disandangnya (1982) dari almamaternya yang pertama, Unpad, menabalkan kepakarannya dalam ilmu bahasa.
Jus Badudu lahir di Gorontalo, Sulawesi, 19 Maret 1926. Sepekan lagi mestinya ia genap 90 tahun.
Namun, maut menghentikan laju usia sang tokoh kita ini, Sabtu (12/3) malam di RS Hasan Sadikin Bandung.
Jasadnya disemayamkan dengan upacara tentara di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Kota Bandung, sehari kemudian.
"Bangsa Indonesia kehilangan JS Badudu. Sepanjang hidupnya diabdikan untuk bahasa Indonesia. Pengabdiannya jadi teladan kita bersama," kicau Presiden Joko Widodo, di akun Twitter-nya, Ahad silam.
Kita berduka karena perjuangan Jus Badudu yang panjang dan dedikasinya yang tulus pada pendidikan bahasa Indonesia.
Kita mengucapkan selamat berpulang pada tempatnya yang abadi untuk memulai hidupnya yang baru.
Namun, epitafnya yang tertancap di pusara mestinya bukan hanya jadi pengingat namanya, melainkan juga jadi penyebar ajaran-ajarannya.
Nyatanya bahasa Indonesia yang ia bina sejak lama kini kerap 'dihina' bangsanya sendiri.
Dunia dagang dengan para saudagar yang tak tahu makna budaya sendiri seperti tengah mengasingkan bahasa Indonesia.
Tanpa beban mereka gunakan merek dagang bahasa asing untuk mengepung seantero negeri.
Inferioritas itulah penyebabnya. Kota-kota besar di Indonesia pun kini seperti wajah yang kian berproses menjadi asing.
Badudu menekuni pendidikan sejak usia 15 tahun dan mengakhirinya usia 80.
Puluhan buku dan ratusan artikel telah ia tulis.
Beberapa bukunya antara lain Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993), Kamus Umum Bahasa Indonesia dari revisi kamus Sutan Muhammad Zain (1994), Kamus Serapan Kata-kata Asing (2003), dan Kamus Peribahasa: Memahami Arti dan Kiasan Peribahasa, Pepatah & Ungkapan (2008).
Ia juga membawakan Siaran Pembinaan Bahasa di TVRI (1977-1979), yang membuat namanya kian kesohor.
Dengan bahasa Indonesia yang ia cintai, ia pun menerima rupa-rupa penghargaan dari negara.
Sebagai pegawai negeri dengan pengabdian, kecakapan, kedisiplinan, dan kesetiaannya selama puluhan tahun ia dianugerahi Satyalancana Karya Satya (1987).
Untuk usahanya yang luar biasa dalam mengembangkan bahasa Indonesia ia diganjar Bintang Mahaputra Naraya (2001).
Sebagai Guru Besar (profesor) Unpad yang yang aktif meningkatkan mutu perguruan tinggi, ia diberi Anugerah Sewaka Winayaroha (2007).
"Dedikasi beliau terlihat dari riwayat mengajarnya," kata Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad ketika melepas jenazah almarhum di Masjid Al-Jihad Unpad. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap Jus Badudu menjadi teladan. Jus menikah dengan Eva Henriette Alma Koroh, dikaruniai 9 anak, 23 cucu, dan 2 cicit. Sang istri tercinta mendahului berpulang dua bulan silam.
Para pujangga mengamsalkan bahasa ialah pakaian bagi pikiran.
Jika pikiran merusak bahasa, bahasa juga merusak pikiran.
Pikiran yang tak menghargai miliknya sendiri yang paling berharga, bahasa Indonesia yang menyatukan kita, sesungguhnya memang tengah merobek-robek diri sendiri.
Karena itu, kepergian Jus Badudu menjadikan kita kian kehilangan.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.
MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved