Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kebijakan Yoyo

19/3/2025 05:00
Kebijakan Yoyo
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ISTILAH yoyo policy atau kebijakan yoyo kembali mengemuka akhir-akhir ini. Pihak yang meramaikan, siapa lagi kalau bukan netizen yang budiman. Kebijakan yoyo yang dimaksud merujuk pada kebijakan pemerintah yang bersifat tidak konsisten atau sering berubah-ubah, seakan-akan seperti permainan yoyo yang naik turun tanpa arah yang jelas.

Situasi semacam itu biasanya merujuk pada kebijakan yang diambil tanpa perencanaan matang. Selain itu, kebijakan yoyo sering kali bergantung pada respons publik atau tekanan yang muncul, daripada berdasarkan analisis yang mendalam atau kebutuhan riil.

Ketika yang muncul respons negatif terhadap suatu kebijakan, tiba-tiba kebijakan itu segera dibatalkan atau direvisi, juga tanpa melalui analisis mendalam. Padahal, setiap kebijakan yang diambil seharusnya berdasarkan pertimbangan matang, bukan sekadar untuk merespons tekanan sosial dengan terburu-buru.

Itulah mengapa disebut yoyo policy. Mirip permainan yoyo, sebuah permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu dan tergulung oleh tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas yang biasanya diberi kaitan.

Saya lalu teringat perdebatan sengit pada 2009 antara partai yang berkuasa saat itu, Partai Demokrat, dan 'partai oposisi', PDIP. Ketika itu, para politikus dari kedua kubu benar-benar sedang bernostalgia dengan berbagai permainan anak-anak. Setelah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritik kebijakan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono seperti permainan yoyo, giliran anak buah SBY yang mengeluarkan kosakata permainan anak.

Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR saat itu, Sutan Bathoegana, membalas kritik Mega dengan menyebut kebijakan era pemerintahan Megawati Soekarnoputri sebagai permainan gasing. "Permainan yoyo itu jauh lebih baik ketimbang pemerintahan Megawati pada masa lalu yang saya umpamakan seperti permainan gangsing (gasing). Yoyo, kan, naik turun, sedangkan gangsing hanya berputar-putar saja di tempat, malah melubangi tanah hingga rusak," kata Sutan.

Megawati Soekarnoputri, dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Surakarta, ketika itu, mengatakan kebijakan pemerintah SBY terkesan menjadikan rakyat seperti permainan yoyo, digoyang naik turun tanpa kejelasan ke mana arahnya. Apa yang pernah disampaikan Megawati 16 tahun lalu itu kini direproduksi lagi, tapi oleh para netizen.

Mereka menjuluki kebijakan yoyo sejumlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba lalu dianulir setelah diprotes. Kebijakan itu di antaranya soal penaikan pajak pertambahan nilai (PPN), perubahan distribusi gas 3 kilogram dari pengecer langsung ke pangkalan, dan penundaan pengangkatan calon ASN (aparat sipil negara).

Penaikan PPN menuai protes berbagai kalangan. Begitu respons negatif kian menjadi, pemerintah mengumumkan penaikan PPN hanya untuk barang mewah dengan menyisakan polemik apa saja yang masuk kategori barang mewah yang kena penaikan PPN.

Pembatasan distribusi gas melon sami mawon. Tujuan mulia agar rakyat yang berhak menerima subsidi gas melon mendapatkan harga sesuai harga malah berubah menjadi protes berkepanjangan dari publik karena perencanaan yang sama sekali tidak matang. Alhasil, kebijakan diubah, dikembalikan boleh membeli ke pengecer.

Kebijakan pemunduran pengangkatan calon ASN juga begitu. Awalnya, calon ASN hendak diangkat pada 1 Maret 2025. Karena itulah, banyak calon ASN memutuskan keluar dari tempat mereka bekerja di swasta demi mempersiapkan diri menjemput hari pengangkatan yang segera tiba. Ternyata, pengangkatan calon ASN diundur menjadi 1 Oktober 2025.

Ribuan calon ASN yang telanjur keluar dari tempat mereka bekerja kebingungan. Mereka mesti siap menganggur dalam durasi tujuh bulan. Sebagian mereka menjadi tulang punggung keluarga. Keresahan muncul di mana-mana. Ketidakpercayaan mulai menjalar. Protes bermunculan. Sempat ada wacana pemerintah mengimbau tempat calon ASN bekerja sebelum memutuskan mundur untuk mempekerjakan kembali mereka sampai Oktober. Sebuah usul yang menurut netizen 'menggelikan dan di luar nurul'.

Akhirnya, setelah serangkaian kritik tajam itu, pemerintah memajukan jadwal pengangkatan calon ASN. Meskipun tetap ditunda dari jadwal semula, penundaannya tidak selama sebelumnya. Bila sebelumnya ditunda ke Oktober, pemerintah memutuskan mengangkat para calon ASN itu paling lambat pada Juni mendatang.

Apakah kebijakan itu tepat disebut sebagai kebijakan yoyo? Saya tidak tahu pasti. Namun, yang jelas, di media sosial berseliweran kritik tentang kebijakan yang bersifat 'lempar tarik' itu dengan dinamainya sebagai kebijakan yoyo.

Kini, ketika ada gonjang-ganjing indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia yang terus-terusan anjlok, bahkan kemarin sempat dihentikan karena anjloknya lebih dari 5%, di media sosial mulai muncul narasi yang mengaitkannya dengan kebijakan yoyo. 'Inilah yang terjadi, kalau pemerintah berkali-kali membuat kebijakan yoyo', tulis beberapa netizen.

Saya hanya bisa berharap, semoga semua kebijakan ditelurkan lewat perencanaan yang matang, riset mendalam, kajian lengkap, meski tetap dalam proses yang cepat. Itulah birokrasi yang agile, yang lincah nan gesit.



Berita Lainnya
  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik