Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KOPI americano, Anda para peminum kopi pasti mengenalnya dengan akrab. Barangkali inilah jenis kopi hitam, selain kopi instan 'sasetan', yang paling banyak diminum orang Indonesia saat ini. Dengan rasa yang tak sepekat espresso, cocok dengan lidah dan lambung orang Indonesia, dan mungkin juga karena namanya yang kebarat-baratan, americano cukup populer di Tanah Air.
Kepopuleran americano sesungguhnya telah mendunia sejak puluhan tahun lalu. Kopi americano punya sejarah asal usul menarik yang erat kaitannya dengan suasana Perang Dunia II. Ketika itu, tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Itali merasa tidak cocok dengan rasa kopi espresso ala Italia yang terlalu kental, pekat, dan kuat.
Mereka yang di negara asal terbiasa minum kopi saring akhirnya menambahkan air panas ke dalam espresso shot. Jadilah kemudian racikan kopi baru dengan rasa yang lebih ringan. Orang Italia lantas menyebut minuman itu sebagai caffe americano alias kopi ala Amerika atau kopi yang diminum orang Amerika.
Dari situlah americano makin populer dan mengglobal. Ia mampu merangsek ke kedai-kedai kopi di hampir seluruh penjuru dunia, mulai kedai kecil hingga kedai waralaba besar, menjadi salah satu menu favorit yang tak pernah kehabisan penggemar. Konon, americano digemari penikmat kopi karena rasanya yang tergolong medium, tak sekuat espresso, tapi juga tak masuk kategori ringan.
Nah, tapi sebentar lagi americano sepertinya bakal punya 'saingan' baru. Namanya canadiano. Apa pula ini? Kok, model penamaannya mirip, tinggal menambahi sufiks -no di belakang nama negara? Amerika jadi americano, Kanada jadi canadiano, boleh jadi nanti Indonesia juga bisa bikin 'aliran' racikan kopi indonesiano.
Ya, memang sebetulnya sama, bukan sekadar mirip. Americano dan canadiano sejatinya ialah barang yang sama. Rasanya sama, komposisi dan racikannya juga sama, yaitu campuran espresso dengan air panas. Sama sekali tidak ada bedanya.
Nama canadiano belakangan muncul sebagai aksi protes para pemilik kedai kopi di Kanada atas kebijakan sepihak Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif impor sebesar 25% terhadap seluruh produk dari Kanada dan Meksiko. Mereka mengganti menu kopi americano menjadi canadiano untuk menunjukkan dukungan buat Kanada.
“Adalah baik bagi kita untuk berdiri teguh menjadi diri sendiri dan mengingatkan orang lain bahwa kita tidak boleh ditekan dan diganggu orang lain,” ucap William Oliveira, pemilik Cafe Belem di Toronto, yang ikut menyajikan canadiano kepada pengunjung kafenya sebagai ekspresi dukungan kepada Kanada.
Kedongkolan warga Kanada atas ulah AS itu sejalan dengan sikap pemerintah mereka. Tanpa menunggu waktu lama, pemerintah Kanada seketika merespons kebijakan Trump yang mengarah ke perang dagang itu dengan cara langsung membalasnya secara setimpal. Tak pakai ragu, mereka juga memberlakukan tarif 25% terhadap produk-produk ‘Negeri Paman Sam’.
Dari sini kita bisa melihat kiranya orang Kanada sudah terlampau kesal dengan manuver-manuver kebijakan Trump yang bagi mereka sungguh tidak masuk akal. Bukan cuma soal pengenaan tarif impor 25%, mereka juga sangat tidak terima dengan rencana Trump yang ingin mencaplok Kanada dan menjadikannya sebagai negara bagian ke-51 AS.
“Orang Kanada berakal sehat dan sopan, tetapi kami tidak akan mundur dari pertarungan, tidak ketika negara kami dan kesejahteraan setiap orang di dalamnya dipertaruhkan,” tegas Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam konferensi pers di Ottawa, Selasa (4/3).
Sebentar lagi, Meksiko sepertinya bakal mengambil sikap yang sama. Kabarnya, pada Minggu (9/3) mendatang pemerintah Meksiko akan segera mengumumkan kebijakan untuk merespons keputusan Trump. Sangat mungkin mereka juga akan menjatuhkan tarif balasan serupa terhadap produk-produk impor AS.
Sekilas, perang hanya terjadi di antara tiga negara di belahan Amerika Utara itu saja, plus Tiongkok yang memang menjadi 'lawan utama' AS dalam kebijakan perang dagang mereka selama ini. Sebagai informasi, tarif 10% yang dikenakan Trump pada impor barang-barang Tiongkok pada Februari lalu kini digandakan menjadi 20%.
Betul pula bahwa belakangan Trump mulai agak melunak dan menarik ulur kebijakan tarifnya kepada dua negara tetangganya itu, salah satunya dengan menunda tarif 25% bagi produk mobil dari Kanada dan Meksiko selama satu bulan. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Seluruh dunia sudah merasakan efeknya. Pasar di seantero dunia sudah terkena dampak kebijakan tarif Trump itu, berikut respons-respons balasannya.
Terpuruknya bursa saham di Asia, termasuk Indonesia, sampai ke titik terendahnya sepanjang pekan lalu, salah satunya juga dipicu kebijakan ekonomi dan perdagangan Trump yang condong 'menyukai' peperangan ketimbang bergandeng tangan. Bagi pasar negara berkembang seperti Indonesia, dampak perang dagang memang akan amat terasa di pasar keuangan. Indonesia bahkan mencatat anjloknya nilai tukar rupiah ke level paling buruk pascareformasi.
Pada saat seperti ini, membaca berita tentang inisiatif pemilik kedai kopi di Kanada mengganti americano menjadi canadiano jadi lumayan menghibur. Kita jadi tahu masih ada ekspresi-ekspresi tulus dari orang-orang yang terjebak di tengah kegetiran situasi ketidakpastian global. Situasi yang diciptakan satu negara angkuh yang mengaku adidaya.
Menarik ditunggu, apakah pemilik kedai-kedai kopi di Meksiko juga bakal mengubah nama kopi americano menjadi mexicano lantaran saking malasnya mereka mendengar kata Amerika? Kalau iya, tentu akan sangat menarik. Ketimbang pusing mikirin perang dagang besutan AS, lebih baik kita simplifikasikan saja perang dagangnya menjadi perang nama kopi. Americano vs canadiano featuring mexicano.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.
HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.
ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”
KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved