Gelap Gempita

04/3/2025 05:00
Gelap Gempita
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KERESAHAN mahasiswa yang berbuntut demonstrasi besar-besaran di Jakarta dan berbagai daerah yang mengusung tagar Indonesia Gelap sudah dirasakan band Sukatani sejak beberapa tahun lalu.

Persisnya sejak band bergenre punk rock itu merilis album yang bertajuk Gelap Gempita pada Juli 2023. Album itu berisi delapan lagu, salah satunya Bayar Bayar Bayar yang terkena 'pemberedelan'. Alhasil, tinggal tujuh lagu yang tersisa.

Lagu Gelap Gempita mengusung tema orang-orang yang dirasuki syahwat kekuasaan, yakni otak yang hanya memikirkan kekuasaan, hati yang tidak kunjung puas, dan cara yang penuh kezaliman. Walakin, perjuangan tidak boleh berhenti untuk melawan orang-orang yang kemaruk kekuasaan tersebut.

Lagu band asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang digawangi gitaris dan vokalis Muhammad Syifa Al Lufti (Alectroguy) dan vokalis Novi Citra Indriyati (Twister Angel) itu semakin melejit.

Demikian pula lagu-lagu lainnya dalam album yang sama, yakni Semakin Tua semakin Punk, Tanam Kemandirian, Alas Wirasaba, Realitas Konsumerisme, dan Jangan Bicara Solidaritas, juga sami mawon, membetot perhatian publik.

Kerusakan yang masif di berbagai lini kekuasaan di negeri ini berpangkal pada pemberhalaan terhadap kekuasaan. Mencapai kekuasaan dilakukan dengan segala cara, bisa secara halus, kasar, maupum kejam sekalipun.

Dengan diraihnya kekuasaan, seseorang akan menguasai sumber daya, menjual pengaruh, atau memperdagangkan kekuasaan (trading in influence). Ujungnya pundi-pundi kekayaan semakin menggunung dan kekuasaan kian kukuh bercokol.

Kekuasaan tak lagi berbicara tentang nilai-nilai perjuangan, tetapi apa yang bisa diperoleh dengan kekuasaan itu. Jika praktik kekuasaan sudah membutakan, tidak perlu lagi mencari teman seiring sesuai dengan nilai-nilai luhur yang diyakini bersama.

Mereka tidak perlu lagi melihat kepantasan dan kepatutan. Etika yang seharusnya dijunjung setinggi-tingginya karena berada di atas hukum bagai onggokan sampah tak berguna.

Mereka juga tidak melihat lagi rekam jejak (track record) masa lalu, seperti pelanggar HAM berat atau koruptor. Mereka bekerja di atas demokrasi prosedural, bukan substansi demokrasi. Semuanya terlihat aman sentosa ketika penyelenggara pemilu menyatakan tidak ada pelanggaran, baik administrasi, pidana, kode etik penyelenggara pemilu, maupun pelanggaran hukum lain terkait penyelenggaraan pemilu.

Penyebabnya boleh jadi penyelengara pemilu berkelindan dengan kekuasaan, menghadapi ancaman atau intimidasi, atau tersandera dengan kasus hukum yang bakal menjerat mereka. Alhasil, demokrasi sebagai sarana kedaulatan rakyat sejatinya telah mati.

Yang terjadi ialah demokrasi seolah-olah. Demokrasi seperti itu pernah dirisaukan Gus Dur saat memotret kehidupan berbangsa dan bernegara yang sentralistis pada masa Orde Baru.

Gerakan melawan Indonesia gelap yang dimotori mahasiswa pada Februari lalu sudah merasakan 'demokrasi seolah-olah' terutama sejak rekayasa hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90 yang berdampak lolosnya putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, saat itu sebagai calon wakil presiden yang mendampingi capres Prabowo Subianto.

Aksi yang digalang Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dalam #IndonesiaGelap mengusung 13 tuntutan, di antaranya ciptakan pendidikan gratis dan hapuskan multifungsi ABRI (TNI).

Selain itu, evaluasi penuh program makan bergizi gratis dan mendesak Prabowo Subianto untuk mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Perampasan Aset.

Perjuangan melawan Indonesia gelap memerlukan peran segenap elemen bangsa yang memiliki kesadaran bahwa kondisi Republik yang memburuk harus diakhiri. Salah satunya ialah band Sukatani.

Pilihan jalan perlawanan via musik bukan jalan yang mudah bagi mereka, melainkan jalan terjal, tajam, nan berliku. Selain karya mereka Bayar Bayar Bayar berujung pemeriksaan (menurut polisi sekadar klarifikasi) berlanjut permohonan maaf dan penarikan lagu, vokalisnya yang bernama panggung Twister Angel mengalami nasib nahas, ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga, dipecat dari posisi guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Mutiara Hati, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Menurut pernyataan Sukatani yang diunggah lewat akun media sosial Instagram pada Sabtu (1/3), Novi Citra Indriyati alias Twister Angel dipecat secara sepihak dari yayasan tempat dia bekerja sebagai guru. Demikian pula tak ada penjelasan pelanggaran berat apa yang dilakukan Twister Angel.

Sebelumnya, Kepala SDIT Mutiara Hati, Eti Endarwati, mengatakan pemecatan Novi bukan karena lagunya, melainkan pelanggaran kode etik yang melanggar syariat Islam, yakni membuka aurat.

Berdasarkan Pasal 30 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena melanggar sumpah dan janji jabatan, melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama atau melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama satu bulan atau lebih secara terus-menerus.

Sebagaimana mahasiswa, Novi Citra Indriyati alias Twister Angel dan band Sukatani ialah tunas-tunas perlawanan. Mereka berjuang di jalur masing-masing untuk membangun Indonesia lebih baik.

Indonesia tidak boleh dibangun dengan suka-suka penguasa. Segenap kebijakan pemerintah harus berlandaskan pada aspek filosofis, yuridis, dan sosiologis.

Keberanian itu butuh dilatih, bukan datang secara tiba-tiba seperti wahyu Tuhan. Demikian 'mantra sakti' penyair Widji Tukul seperti yang tercantum pada lembaran skripsi Novi Citra Indriyati di Universitas Islam Negeri (UIN) Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, yang sebelumnya dikenal sebagai Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.

Tak hanya itu, alumnus Program Studi Pendidikan Guru MI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, lulus 2017, itu menegaskan tidak akan ada kompromi dalam segala bentuk penindasan.

Dia akan melawan melalui jalur kesenian. 'Terhadap penindasan, seni kami melawan', tulis mantan aktivis teater dan musik kampus itu di halaman awal skripsinya. Tabik!



Berita Lainnya
  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.