Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PRESIDEN Prabowo Subianto tidak sendirian. Ada Presiden Ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menemani Prabowo bernyanyi.
Nyanyian yang mereka lantunkan antara lain berjudul Kamu ngga Sendirian dari band Tipe-X. Terdengar alunan syair, 'Percayalah padaku meski di gelap malam, kamu nggak sendirian…'.
Mereka bernyanyi saat gala makan malam pada acara retret kepala daerah dan wakil kepala daerah 2025 di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, pada 27 Februari 2025.
Sore menjelang malam, Prabowo, Jokowi, dan SBY menghadiri upacara parade senja dan penurunan bendera sang Merah Putih di Akademi Militer Magelang.
Dalam momen pemeriksaan pasukan, Presiden Prabowo menaiki kendaraan taktis Maung bersama Jokowi dan SBY. Kebersamaan para pemimpin dalam satu kendaraan itu menjadi simbol kuat kesinambungan kepemimpinan nasional dan semangat persatuan.
Tiga hari sebelum peristiwa Magelang, tepatnya 24 Februari 2025, Prabowo, Jokowi, dan SBY memperlihatkan keakraban mereka di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta. Mereka menghadiri peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Ketiganya menaiki mobil golf yang disopiri Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya. Jokowi dan SBY berada di kursi belakang, Prabowo duduk di samping Teddy.
Saat peluncuran Danantara, Jokowi dan SBY mendampingi Prabowo. Mereka bersama-sama menekan sirene kemudian bersalaman. Momen kebersamaan lainnya ialah ketiganya berada di satu ruangan, Jokowi duduk satu kursi berdampingan dengan SBY sambil menghadap Prabowo.
Publik bertanya-tanya ke mana gerangan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri? Putri Megawati yang juga Ketua DPR Puan Maharani pada 28 Februari 2025 menjelaskan Megawati juga diundang ke Magelang. Namun, Megawati berhalangan hadir. Andai Megawati hadir di Magelang, mungkin ia ikut bernyanyi.
Terus terang, bangsa ini sangat merindukan suasana keakraban di antara presiden dan para pendahulunya. Sudah lama bangsa ini disuguhi fakta bahwa antara presiden dan pendahulunya tidak bertegur sapa, tidak baku omong. Mari kita lihat ke belakang hubungan para mantan presiden.
Presiden Sukarno tidak bisa bicara dengan penggantinya, Jenderal Soeharto. Pak Harto pun tidak ingin bicara dengan Bung Karno. Selanjutnya, Presiden Soeharto enggan bertemu, apalagi mau bicara, dengan BJ Habibie. Padahal, Habibie menganggap Soeharto sebagai profesor politiknya.
Begitu juga Presiden Habibie ketika turun dari panggung kekuasaan tidak mau bicara dengan Abdurrahman Wahid. Presiden Wahid yang dipaksa mundur di tengah jalan pemerintahannya juga sempat tidak berbicara dengan Megawati Soekarnoputri.
Kebiasaan tidak baku omong itu dilanggengkan Presiden Megawati yang digantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Hubungan SBY dengan penggantinya, Joko Widodo, juga sempat tidak begitu akrab.
Jujur diakui bahwa Prabowo mematahkan tradisi tidak baku omong antara presiden dan pendahulunya. Prabowo berkali-kali memperlihatkan keakraban dengan pendahulunya, Jokowi, bahkan dengan SBY. Akan tetapi, sejauh ini, Prabwo tidak baku omong dengan Megawati.
Prabowo belum bisa bertemu dengan Megawati. Padahal, sejak Prabowo ditetapkan sebagai presiden terpilih pada 24 April 2024, keduanya disebut-sebut akan bertemu. Meskipun sudah dijajaki dan direncanakan sejak sebelum pelantikan Prabowo, setelah pelantikan pada 20 Oktober 2024, bahkan hingga kini, keduanya tidak bertemu.
Para analis politik menyebut pertemuan Prabowo dan Megawati tidak terjadi karena faktor Jokowi. Jokowi dipecat PDIP pada Desember 2024. Pada sisi lain, Prabowo tidak mau dipisahkan dari Jokowi.
Pertemuan antara Prabowo dan Megawati tinggal menunggu waktu yang tepat. Kata Puan pada 28 Februari 2025, “Pasti (bertemu). Secepatnya, insya Allah secepatnya.”
Relasi Prabowo dan Megawati baik-baik saja. Prabowo pernah menjadi cawapres Megawati pada Pilpres 2009. Bahkan, persahabatan Prabowo-Megawati sudah terjalin erat sejak awal Reformasi.
Megawati pada 3 Desember 2019 mengisahkan upayanya menyelamatkan Prabowo dari status stateless atau tak bernegara. Prabowo pun menghormati Megawati. “Jika ada yang mencoba menjelek-jelekkan Ibu Mega di depan saya, saya tidak menyukainya,” kata Prabowo pada 15 Februari 2025.
Presiden dan mantan presiden hendaknya belajar dari Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid. Suatu masa, ketika khalayak tengah menghujat Presiden Ke-2 RI Soeharto, tiba-tiba saja Gus Dur melawan arus. Ia justru bertandang ke Cendana. Bahkan hingga dua kali menemui Pak Harto.
Editorial harian ini pada 6 Maret 2000 menyebut Presiden Abdurrahman Wahid telah memperlihatkan langkah-langkah besar seorang negarawan. Langkah besar itu ialah kemampuan memisahkan mana urusan negara, mana urusan politik, dan mana pula hubungan pribadi. Politik satu hal, pribadi hal lain.
Langkah-langkah besar seorang negarawan sangat dinantikan. Elok nian bila Prabowo, Jokowi, SBY, dan Megawati sering-sering berkumpul sambil bernyanyi Kamu ngga Sendirian.
Persatuan dan keakraban di antara presiden dan mantan presiden ialah modal kuat bagi resolusi masalah. Andai mereka bersatu, setengah persoalan bangsa terselesaikan.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.
HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.
ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved