Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Antara Pujian dan Kritik

21/2/2025 05:00
Antara Pujian dan Kritik
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEBERAPA kuatkah posisi Presiden Prabowo Subianto hari ini? Kalau kata mantan lawan tandingnya pada dua kali pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres), 2014 dan 2019, yang berubah menjadi konco kenthel di kompetisi 2024, yaitu Joko Widodo alias Jokowi, posisi Prabowo saat ini kuat sekali. Bahkan ia menyebut Prabowo ialah presiden paling kuat sedunia. Saking kuatnya, puji Jokowi, tidak ada pihak yang berani mengkritik Prabowo.

Ah, benarkah begitu? Seperkasa itukah seorang Prabowo? Apakah sanjungan yang disampaikan Jokowi pada perayaan hari ulang tahun ke-17 Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2), itu benar adanya atau sekadar bentuk unggah ungguh atau kesantunan karena sebelumnya, di acara yang sama, Prabowo lebih duluan memuji Jokowi dengan tak kalah menggebu-gebu?

Ya, di acara itu kedua 'bestie' ini saling puji. Prabowo bahkan tak hanya menyanjung dan berterima kasih kepada Jokowi lantaran berkat dukungan pendahulunya itu ia bisa terpilih menjadi presiden. Begitu semangatnya memuji, ia sampai mengajak kader-kader Partai Gerindra yang memenuhi Sentul City International Convention Center untuk meneriakkan yel-yel ‘hidup Jokowi’.

Kalau dilihat dari tingkat penerimaan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo di 100 hari pertamanya, boleh jadi pujian Jokowi tak mengada-ada. Meski lumayan banyak kebijakan pemerintah plus kelakuan para pembantunya di kabinet yang membuat jengkel publik, approval rating terhadap Prabowo amat tinggi. Bertengger di atas angka 80%. Penerimaan tinggi bisa diartikan sebagai kuatnya posisi Prabowo di mata publik.

Begitu pula kekuatan di parlemen, Prabowo 'seng ada lawan'. Saat ini Prabowo dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plusnya menguasai lebih dari 80% kursi di DPR karena praktis hanya menyisakan PDIP di kubu 'seberang'. Kekuatan KIM Plus itu terbukti mampu membuat Prabowo bungah dan makin percaya diri sehingga belum genap satu semester menjadi kepala negara, ia sudah berinisiatif merangkul parpol-parpol KIM Plus untuk membangun koalisi permanen.

Namun, benarkah klaim Jokowi bahwa saat ini tidak ada orang yang berani mengkritik Prabowo? Saya kira itu berlebihan. Faktanya masih banyak masyarakat yang tak takut berteriak mengkritik kebijakan yang dipandang tidak berpihak kepada rakyat. Dianulirnya sejumlah kebijakan seperti penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dan distribusi gas elpiji bersubsidi 3 kilogram merupakan hasil kritik deras publik yang, alhamdulillah, didengar dan direspons Presiden.

Pun, banyak pula kritik terhadap pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) dan efisiensi anggaran yang masih menyimpan kelemahan di sana-sini. Belakangan bahkan muncul kritik yang lebih keras kepada penyelenggara negara yang diekspresikan lewat tagar maupun gerakan #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu. Itu semua mengindikasikan rakyat masih berani, tidak takut seperti yang dibilang Jokowi.

Tampaknya, di balik pujiannya kepada Prabowo, Jokowi juga sedang curhat (mencurahkan hati). Kiranya ia dihinggapi rasa 'cemburu' lantaran kritik yang dilayangkan kepada Presiden jauh lebih sedikit ketimbang kritik yang ia terima sekalipun kini ia sudah berstatus mantan presiden. “Karena saking kuatnya Presiden Prabowo Subianto, dikit-dikit yang salah Jokowi,” begitu curhatnya.

Analisis lain menyebutkan pujian itu muncul karena Presiden Ketujuh RI itu tengah gundah lantaran Partai Gerindra sudah memutuskan akan mengusung lagi Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2029. Keputusan Gerindra itu secara tidak langsung telah menutup 'sebagian' jalan buat anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, untuk naik kelas menjadi presiden. Gibran jelas tidak punya kapasitas dan kepercayaan diri yang cukup untuk berani nyapres pada 2029 bila lawannya Prabowo.

Dus, kalau analisis tentang kegundahan ini benar, apakah berarti puja-puji 'berlebihan' Jokowi kepada Prabowo itu dimaksudkan untuk membuat bekas pembantunya di Kabinet Indonesia Maju itu terlena, overconfident, dan kemudian lengah tak fokus menjaga kepercayaan rakyat? Apakah sanjungan itu sesungguhnya jebakan buat Prabowo demi menghidupkan lagi peluang Gibran di Pemilu 2029? Wallahu a'lam bish-shawab.

Yang pasti, seperti kerap diungkapkan banyak pakar psikologi, pujian itu serupa candu. Ia melenakan, memberikan perasaan euforia, tapi pada saat yang sama juga dapat membuat lupa diri dan hilang kontrol. Ia membuai dan menciptakan kesenangan, tapi bila dosisnya kelewatan, bisa menjadi racun dan suatu saat bakal menjatuhkan, bahkan mematikan.

Di sisi yang lain ada kritik yang sering digambarkan sebaliknya. Setajam apa pun, kritik ibarat obat. Mungkin terasa pahit, sesekali bahkan cukup menyakitkan, tapi ia punya potensi untuk menyembuhkan dan menyehatkan. Tak selalu mujarab, memang, tapi setidaknya kritik tidak memabukkan dan membuat jatuh, apalagi mati.

Di antara dua hal itulah kekuatan Prabowo akan diuji. Kalau ia memilih dininabobokan pujian, tak masalah, stok pujian buat dirinya saat ini begitu melimpah. Ada yang beneran memuji, ada yang memuji karena terpaksa, ada yang niatnya cuma menjilat. Kalau pengin lebih banyak dikritik, bagus, mumpung kini para mahasiswa sedang semangat-semangatnya menghimpun semua persoalan bangsa ini dalam satu paket demonstrasi yang komplet, 'Indonesia Gelap'.

Pak Prabowo, silakan pilih. Publik, setidaknya saya, yakin Anda bakal memilih dengan bijak. Masak iya, Anda akan lebih memilih racun ketimbang obat?



Berita Lainnya
  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.