Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Raja Kecil dan Efgede

15/2/2025 05:00
Raja Kecil dan Efgede
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

AWAL pekan ini, Presiden Prabowo Subianto banyak memberikan angle berita kepada awak media. Dari sebuah pidato di satu forum, pernyataan Kepala Negara tidak saja layak kutip, tapi juga layak jadi headline atau berita utama di berbagai platform media massa.

Pernyataan paling hot dari pidato Presiden Prabowo Subianto tentu ialah saat ia menyebut ada 'raja kecil' yang mencoba melawannya terkait dengan kebijakan pemotongan anggaran yang ia canangkan. Itu sebetulnya pernyataan lanjutan dari pidato dan pernyataan Presiden dalam wawancara cegat pekan sebelumnya.

Dalam pidato di peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama dan wawancara cegat seusai acara itu, Prabowo menyatakan tidak segan-segan untuk 'menyingkirkan' pejabat atau pembantunya yang dablek alias bandel. Media pun ramai memberitakan itu. Para analis politik lalu bicara kemungkinan reshuffle kabinet.

Ternyata, pernyataan itu baru 'pemanasan'. Belum 'titik'. Masih 'koma'. To be continued kalau dalam drama seri. Karena itu, Prabowo seolah 'memenuhi ekspektasi' banyak orang untuk melanjutkan pernyataan yang kian membuat penasaran banyak kalangan itu. Saya sebut 'banyak' karena sejumlah siniar politik yang membahas itu mendatangkan banyak penonton.

Karena itulah, saat memberikan pidato dalam pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), awal pekan ini, Prabowo memberi mereka yang penasaran itu 'peluru' lagi. "Ada yang melawan saya ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada," ujarnya.

Konteks 'melawan' yang disebutkan Prabowo itu terkait dengan instruksinya kepada para jajarannya untuk serius menjalankan efisiensi. Lalu, 'raja kecil' itu pun dikaitkan dengan keengganan menjalankan efisiensi. Di situlah frasa 'raja kecil' dan 'kebal hukum' masuk konteks yang dituju.

Setelah menyebut itu, Prabowo menjelaskan ihwal efisiensi hingga lebih dari Rp300 triliun di awal pemerintahannya itu. Menurut Prabowo, tujuan penghematan anggaran ialah masyarakat Indonesia, khususnya memberikan makan untuk anak-anak dan memperbaiki sekolah. "Enggak ada itu seminar, FGD. Apa itu forum group discussion?" kata Prabowo dengan gestur menggoyang-goyangkan kepala dan tersenyum kecut.

FGD yang dimaksud Prabowo tentu bukan singkatan dari forum group discussion, melainkan focus group discussion, atau diskusi kelompok terarah. Bagi Prabowo, terlalu banyak seminar dan FGD justru menghambur-hamburkan anggaran. Lebih penting langsung beraksi mengatasi kemiskinan, mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup, dan aksi-aksi langsung lainnya.

Lalu, ada yang menggerutu dengan pernyataan berbau 'anti-FGD' dari Presiden. Mereka yang menggerutu itu menilai Prabowo termasuk orang yang kurang menyukai teori, konsep, atau perencanaan yang jelimet.

Bagi mereka, FGD jelas merupakan metode yang penting. Dari FGD, akan terkumpul data yang siap digunakan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang pandangan dan pengalaman. FGD tidak hanya menjadi alat penting dalam pengumpulan data, tetapi juga sebagai elemen integral guna menggali pemahaman mendalam terkait dengan berbagai aspek keilmuan.

Bagi pemerintah, begitu penjelasan dari para pegiat FGD yang menggerutu itu, FGD ialah ajang penting untuk mendapatkan masukan dari masyarakat. Juga, bisa mencari solusi bersama atas permasalahan; menyusun kebijakan, perencanaan, dan program pemerintah; meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah; serta memberikan kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah.

FGD juga diyakini akan mendorong terciptanya masyarakat yang cerdas dan kritis serta memberikan pedoman yang jelas bagi seluruh pegawai di lingkungan pemerintah. Pokoknya bermanfaat banget, baik bagi pegawai pemerintah maupun pemerintahan secara institusional.

Kini, setelah Presiden menganggap bahwa seminar, diskusi, dan FGD tidak sepenting aksi langsung di lapangan, berbagai pihak, khususnya di pemerintahan, sangat takut melakukan itu. Mereka tak mau disebut pembangkang, lebih-lebih dianggap sebagai 'raja kecil'.

Pihak yang mengkritisinya menilai itu semua sebagai kesalahpahaman tentang hubungan antara teori dan praktik. Selama ini, banyak orang beranggapan seakan-akan 'berteori' itu kurang unggul ketimbang mereka yang 'praktik', yang terjun langsung. Anggapan bahwa teori terpisah sama sekali dari praktik atau aksi jelas kurang tepat. Praktik yang baik, dan yang dilakukan dengan sadar, membutuhkan teori. Setiap kita mempraktikkan sesuatu dengan sadar, pada dasarnya kita semua berteori.

Kata ahli psikologi sosial Jerman, Kurt Lewin, "There is nothing more practical than a good theory." Tidak ada yang lebih praktis (praktik terbaik) daripada teori yang baik. Jadi, jangan takut efgede, asal bukan sekadar tempelan.



Berita Lainnya
  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.