Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
TAN Malaka pernah bilang, idealisme ialah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa tanpa anak muda, sangat mungkin politik bakal berjalan tanpa idealisme. Bila kaum muda mager alias malas bergerak, politik hari ini mungkin hanya dijadikan alat untuk melindungi kepentingan dan kekuasaan kaum tua.
Saya tidak tahu apakah ucapan Tan Malaka itu yang menginspirasi empat mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, saat mengajukan permohonan uji materi Pasal 222 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu ke Mahkamah Konstitusi. Saya juga tidak tahu apakah idealisme mereka sebagai anak tersetrum oleh kalimat itu sehingga punya kepercayaaan diri untuk menggugat ketentuan soal ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Tentu, saya berasumsi, Rizki Maulana Syafei, Tsalis Khoirul Fatna, Enika Maya Octavia, dan Faisal Nasirul Haq yang selama ini berkutat dengan ilmu hukum dan tata negara saat berkuliah di Fakultas Syariah dan Hukum UIN punya banyak sosok inspiratif. Pasti tidak cuma Tan Malaka. Pun, tidak cuma terinspirasi dari Sukarno, misalnya, yang juga kerap menggelorakan perlunya pemuda untuk bergerak dalam pidato-pidatonya.
Siapa atau apa pun yang menjadi inspirasi, yang pasti, dengan bekal idealisme seperti yang ditanamkan Tan Malaka dan keberanian ala Sukarno, keempat anak muda itu telah memulai pergerakan untuk meluruskan jalan demokrasi politik yang mereka nilai sudah menyimpang. Faktanya perjuangan mereka menuai hasil maksimal. Gugatan mereka akhirnya menghasilkan putusan penting dari MK yang menihilkan ambang batas pencalonan presiden.
Atas putusan tersebut, MK pantas mendapat banyak pujian dan apresiasi. MK disebut telah membuat putusan fenomenal karena sudah membuka pintu keramat demi mengembalikan muruah demokrasi di Republik ini. Disebut keramat karena sudah bertahun-tahun pintu itu tak bisa dibuka ataupun ditembus. Sedikitnya sudah ada 32 gugatan uji materi tentang presidential threshold sejak 2017 yang masuk ke MK, tapi tak satu pun yang dikabulkan alias ditolak.
Akan tetapi, kita juga tidak boleh melupakan peran empat mahasiswa UIN tersebut. Merekalah sejatinya aktor di belakang layar dari episode penghapusan presidential threshold. Tak berlebihan rasanya bila apresiasi dan pujian yang tak kalah tinggi juga mesti kita berikan kepada mereka.
Mereka berempat tidak sekadar mampu membangun dalil dan argumentasi dalam permohonan uji materi yang kuat sehingga dapat meyakinkan mayoritas hakim MK yang menyidangkan perkara tersebut, tapi sekaligus mampu menumbangkan anggapan publik bahwa anak muda era kini tak lagi memiliki idealisme dan kepedulian yang cukup.
Banyak pakar menyebut mereka telah menjadi motor dari perubahan lanskap demokrasi dan politik di Indonesia. Saya pun sangat setuju. Mereka punya andil besar dalam menciptakan sistem politik dan pemilu yang lebih inklusif, sistem politik yang memungkinkan masyarakat lebih punya banyak pilihan dalam mencari sosok pemimpin. Sistem yang lebih menempatkan rakyat sebagai subjek, bukan lagi sekadar objek.
Sesungguhnya anak-anak muda seperti inilah yang kita butuhkan di tengah gempuran budaya cuek dan apatis terhadap politik pada era digital sekarang ini. Kehadiran mereka menjadi harapan baru bahwa telah muncul kembali kesadaran dari generasi muda untuk bersikap lebih partisipatif jika ingin membenahi atau melakukan perubahan politik.
Mereka memilih tidak menghindar meskipun selama ini politik kerap dipersepsikan sebagai sesuatu yang kotor, kumuh, penuh intrik, penyelewengan, serta tipu daya. Mereka tidak menjadi apatis, apalagi apolitik sekalipun politik juga sering digambarkan sebagai tempat bersemainya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merusak negeri.
Mereka memilih untuk melawan, mendobrak ketidakberesan dunia politik dengan cara yang sungguh elegan. Kegeraman, kemuakan, dan keresahan yang mereka rasakan, mereka ekspresikan melalui jalur yang tepat. Terbukti kini bahwa pilihan mereka untuk melawan tidak salah dan sedikit banyak berhasil memulihkan kelemahan sistem politik demokrasi kita melalui kemenangan gugatan mereka di MK.
Kiranya benar yang dikatakan mantan calon presiden Anies Baswedan dalam akun X pribadinya saat mengomentari putusan MK perihal penghapusan presidential threshold. Ia secara khusus memuji kiprah empat mahasiswa UIN Yogyakarta yang memohonkan uji materi. 'Enika Maya Oktavia, Rizki Maulana Syafei, Tsalis Khoirul Fatna, dan Faisal Nasirul Haq. Mereka adalah anak muda yang memperkuat demokrasi Indonesia, bukan anak muda yang melucutinya', tulis Anies.
Betul, kita layak semakin yakin demokrasi di Indonesia masih bisa diselamatkan, bahkan diperkuat karena para penguatnya, anak-anak muda macam Enika dkk, akan terus bermunculan. Namun, ngomong-ngomong, memangnya sebelum ini ada anak muda yang melucuti demokrasi? Ah, sudahlah.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved