Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Beringin Bergoyang

13/8/2024 05:00
Beringin Bergoyang
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/EBET)

BERBAHAGIALAH menjadi warga negara Indonesia. Selain sumber daya alamnya nan melimpah, Republik yang akan memasuki usia kemerdekaan ke-79 itu ialah negara demokrasi.

Namun, kebahagiaan itu masih menjadi fatamorgana. Sebagai negara demokrasi, kedaulatan belum benar-benar di tangan rakyat. Kedaulatan itu masih dibajak segelintir elite yang menentukan konstelasi politik di Tanah Air.

Mereka pula yang menentukan 'hitam dan putihnya' kebijakan negara. Mereka ialah di antaranya para elite yang bernaung di bawah partai politik. Lembaga itu tak hanya berperan menyiapkan calon wakil rakyat, tetapi juga menyiapkan para politisi yang akan menduduki jabatan di pemerintahan, dari presiden, menteri, hingga jabatan-jabatan lain di kementerian dan lembaga.

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Negara demokrasi membutuhkan partai politik yang kuat dan sehat. Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik menyebutkan partai Politik berfungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Selanjutnya, penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat, partai politik berfungsi sebagai sarana penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.

Selain itu, partisipasi politik warga negara Indonesia dan rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Walakin, sebelum berfungsi sebagai agen demokrasi, kondisi internal partai harus demokratis. Proses pengambilan keputusan berdasarkan visi dan misi yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

Manajemen partai bertumpu pada sistem, bukan pada orang tertentu yang memiliki diskresi tak bertepi. Sistem yang memberikan ruang kesetaraan kepada seluruh anggotanya.

Partai dengan tata kelola partai yang baik dengan berbasis akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Proses pengangkatan seseorang dalam partai berdasarkan kompetensi, bukan suka-sukanya si 'bos' partai. Sistem meritokrasi tak bisa ditawar-tawar lagi di dalam partai.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.

Dalam pandangan Stephen J Mc Namee (2009), empat syarat dalam meritokrasi, yakni bakat (talent), sikap yang benar (right attitude), kerja keras (hard work), dan moral yang tinggi (moral high character).

Dengan meritokrasi, partai tidak akan dibanjiri para petualang atau 'anak kos' yang sekadar mencari posisi politik tanpa basis ideologis partai. Mereka yang masuk partai karena fulus, privilese, atau koneksi politik.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Kepemimpinan parpol harus kuat. Secara finansial, pandai mengelola konflik, berkarakter, dan berintegritas. Celakanya, apabila sang nakhoda partai diduga terjerat kasus hukum, akan sangat mudah penguasa melakukan tekanan untuk menawarkan barter politik.

Dinamika kehidupan partai politik pascapilpres belum surut. Drama berlanjut. Tak ada angin dan tak ada hujan, Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Padahal tak ada alasan yang membuat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengundurkan diri dari jabatan bergengsi tersebut.

Airlangga telah berkontribusi pada pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029. Demikian pula perolehan suara partai beringin itu meroket. Pada Pemilu 2024, Golkar meraih 15,29% suara dengan jumlah 23.208.654.

Suara partai 'warisan' Orde Baru itu memang di bawah PDI Perjuangan (PDIP) yang jadi pemenang pemilu. Namun, dari segi provinsi, Golkar juaranya, yakni menjadi pemenang di 14 provinsi, sementara PDIP hanya 12 provinsi. Perolehan suara itu melonjak jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, yakni peringkat ke-3 dengan 12,15% suara dan menguasai delapan provinsi.

Berdasarkan akal sehat, mundurnya Airlangga tak lazim. Terlebih di saat partai harus konsolidasi menyiapkan pendaftaran bakal calon pilkada yang tersisa 16 hari lagi, yakni 27 Agustus mendatang. Airlangga yang menjabat sejak 2019 semestinya berakhir pada Desember 2024.

Di ujung jabatan Presiden Joko Widodo periode kedua, logika politik di Tanah Air selalu terbalik. Ketika elite Golkar menegaskan tak ada tekanan Airlangga mundur, harus dibaca sebaliknya. Tekanan politik ke Airlangga diduga menguat akibat sikapnya maju mundur pada pencalonan pilkada, bukan tegak lurus pada keinginan tokoh tertentu. Miris. Tabik!



Berita Lainnya
  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).