Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TERSEBUTLAH kisah tentang orang hilang. Namanya singkat, Iku. Konon, nama itu diambil dari kosakata Jepang yang berarti bergizi. Barangkali orangtuanya ingin anaknya tumbuh sehat dengan gizi cukup. Namun, Iku yang ini bukan berasal negeri Jepang nan jauh di sana, melainkan dari suatu desa di negeri sendiri. Makanya, orang-orang memanggil dia Mas Iku, bukan Iku-san.
Sampai saat ini, sudah lebih dari empat tahun ia menghilang. Hilangnya juga tidak jelas, diculikkah, sembunyikah, atau disuruh menghilangkah? Ada yang berspekulasi 'Mas Bergizi' disuruh keluarga besarnya agar menghilang untuk menghindari pengusutan dari aparat yang saat itu memburunya.
Ketika itu, Mas Iku memang sedang berurusan dengan tim pemberantas korupsi di desanya karena diduga menyuap seorang pejabat desa untuk memuluskan jalannya menjadi anggota dewan perwakilan desa. Keluarganya juga disebut-sebut berada di balik upaya penyuapan itu. Maka itu, wajar kalau mereka begitu ingin melindungi Mas Iku dengan cara menghilangkan keberadaannya.
Selama empat tahun itu, sudah banyak episode pencariannya. Namun, baik aparat maupun masyarakat desa yang turut membantu pencarian selalu gagal. Mas Iku begitu licin. Ia seperti belut yang dilumuri oli. Sudah licin, makin licin pula. Ada yang menyebut dia lari dan sembunyi di luar desa, tetapi ada pula selentingan kalau sebenarnya dia masih berada di desa itu.
Entahlah mana yang benar. Yang pasti, orang mulai apatis dengan kerja aparat desa yang tak kunjung mampu menuntaskan pencarian Mas Iku. Petunjuk pun sulit mereka dapatkan. Padahal, kabarnya, mereka sudah meminta bantuan dan bekerja sama dengan aparat desa lain. Berkali-kali pula mereka mengeklaim tahu tempat persembunyian Mas Iku. Namun, ketika mau ditangkap, hasilnya selalu zonk, nol besar.
Ndilalah, Mas Iku juga tak seperti Margo Roth Spiegelman, tokoh dalam film Paper Town (2015). Dalam film tersebut, dikisahkan Margo, si gadis belia itu, menghilang alias melarikan diri dari kehidupannya ke kota lain. Namun, ia tak sekadar lari, ia meninggalkan sejumlah petunjuk. Pada akhirnya Margo bisa ditemukan setelah teman dekatnya mengikuti semua petunjuk tersebut.
Sayangnya, Mas Iku tidak begitu. Mungkin dia belum sempat menonton film itu sebelum menghilang sehingga tak kepikiran untuk meninggalkan petunjuk. Mungkin dia memang tak ingin ditemukan. Mungkin benteng perlindungannya terlalu sakti sehingga amat sulit menemukannya dan masih banyak mungkin-mungkin yang lain.
Orang-orang desa pun hanya bisa menduga-duga. Salah satu dugaan yang paling sering digunjingkan ialah aparat memang tidak bekerja serius mencari keberadaannya lantaran keluarga besar Mas Iku sangat dekat dengan lurah selaku pemimpin desa. Semua orang desa tahu kekuatan pak lurah sebagai pemimpin ditopang keluarga itu.
Bahkan, pak lurah mampu memenangi dua kali pemilihan kepala desa (pillurah) karena dukungan penuh dari keluarga besar Mas Iku. "Kalau enggak ada keluarga ini, kasihan deh, pak lurah," kata kepala keluarga Mas Iku, suatu kali. Kalau sudah begitu, tentu bukan perkara sulit bagi pak lurah meminta tim pemberantas korupsi desa untuk mengulur-ulur pencarian Mas Iku.
Namun, belakangan situasinya berubah. Gara-gara pemilihan lurah terakhir, hubungan keluarga Mas Iku dan pak lurah tak seharmonis dulu lagi. Bahkan bisa dibilang sudah berpisah jalan. Pak lurah sudah punya beking dari keluarga lain. Itu membuat pak lurah merasa tak perlu lagi ikut dalam drama perburuan Mas Iku yang diulur-ulur.
Lantas, gaya pengejarannya pun berubah. Tim pemberantas korupsi desa mulai berani menggali petunjuk dari anggota keluarga Mas Iku. Satu per satu dipanggil, diperiksa demi menyusun puzzle petunjuk yang selama ini mungkin ditutup-tutupi. Ajaib, baru sebentar menggali petunjuk dari keluarga, mereka sudah berani melempar sesumbar. "Mas Iku akan kami tangkap, pekan depan," kata anggota tim pemberantas korupsi desa.
Janji itu utang. Namun, untuk kali ini, janji tim pemberantas korupsi itu tidak sebatas jadi utang, tetapi juga pertaruhan. Kredibilitas tim itu akan dipertaruhkan. Kalau pekan depan Mas Iku tak juga ditangkap, berarti benar kata orang bahwa upaya perburuan Mas Iku memang cuma banyolan. Sama sekali tak dianggap serius. Sandiwara yang tak lucu.
Sebaliknya, kalau benar Mas Iku dapat ditangkap minggu depan, itu mengonfirmasi dugaan penduduk desa bahwa memang ada permainan di balik pengejaran Mas Iku yang boleh jadi melibatkan keluarga besarnya. Tim pemberantas korupsi desa mungkin sejak dulu sudah tahu persembunyian Mas Iku, tapi mereka harus menjalankan perintah pura-pura tidak tahu. Sekarang perintah itu sudah tidak ada, menangkap bukan soal sulit.
Aduh, kok, jadi mbulet, ya. Ya, sudahlah, toh ini, kan, cuma cerita fiksi. Tak perlu dianggap terlalu serius, apalagi dicocok-cocokkan dengan cerita nyata. Jangan, nanti ada yang baper.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved