Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Mabrur tak Sampai

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
11/6/2024 05:00
Mabrur tak Sampai
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

SEPANJANG mata memandang di Masjidil Haram, Mekah Al Mukarramah, dan Masjid Nabawi, Madinah Al Munawwarah, Arab Saudi, jemaah haji Indonesia sangat mudah terlihat.

Selain karena jumlahnya mayoritas, seragam jemaah haji Indonesia memiliki kekhasan. Mereka hadir pada musim haji tahun ini dengan nuansa Nusantara, batik berwarna ungu dengan motif sekar arum sari dan burung garuda.

Dari pemilihan seragam itu jelas terkandung maksud bahwa perjalanan jemaah haji Indonesia tidak sekadar spiritual, tetapi menjadikan mereka sebagai duta bangsa. Perilaku jemaah akan membawa nama baik bangsa di Tanah Suci.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam meliput ibadah haji pada 2018, jemaah haji Indonesia terkenal dengan ketertiban, keramahan, dan tidak segan menolong jemaah haji negara lain yang kesusahan.

Pada tahun ini, kuota haji Indonesia merupakan kuota yang terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji dengan jumlah 241 ribu jemaah. Jumlah duyufurahman (tamu Allah) dari Indonesia ialah terbesar di dunia disusul Pakistan, India, Bangladesh, dan Iran.

Selain jemaah haji, Indonesia menjadi salah satu negara pengirim jemaah umrah terbanyak, yakni 1.368.616 jemaah umrah pada 2023. Namun, di tengah gelombang ratusan ribu jemaah haji dan umrah Indonesia, kebiasaan jemaah dalam melakukan selfie atau swafoto di Tanah Suci menjadi sorotan.

Tak sedikit di antara mereka mengambil momen dengan berpura-pura berdoa atau bergaya bak model lengkap dengan kacamata hitam di depan Kabah.

Kebiasaan swafoto jemaah haji Indonesia di Tanah Suci pernah dikeluhkan imam besar dan ulama asal Madinah, Syekh Prof Dr Sulaiman Ar-Ruhaili, pada 2021. Pernyataan ulama besar itu sering kali muncul saban musim haji hingga saat ini.

Memang tak ada larangan swafoto di dua masjid suci, termasuk di depan Kabah, dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sehingga para askar yang menjaga ketertiban masjid hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan jemaah dalam berfoto ria.

Ketua Presidensi Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syekh Abdul Rahman Al-Sudais pada Ramadan lalu mengimbau para jemaah agar fokus beribadah dan mengurangi swafoto. Tujuannya mereka memuliakan Tanah Suci.

Swafoto memang hukumnya mubah. Namun, keranjingan swafoto di Tanah Suci yang kemudian diunggah di Whatsapp story dan media sosial sebenarnya ngeri-ngeri sedap karena jemaah bisa tergelincir pada ria (pamer ingin mendapat pujian), perbuatan tercela yang dilarang Allah SWT.

Dengan berlaku ria, pahala ibadah haji yang berlipat ganda bisa tergerus. Beribadah di Masjidil Haram pahalanya 100 ribu kali kelipatan. Di Masjid Nabawi Madinah pahalanya 1.000 kali kelipatan.

Haji ialah ibadah istimewa. Menunaikan ibadah haji menunjukkan paripurnanya seorang muslim karena haji ialah rukun Islam terakhir setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Hanya saja, ibadah haji hanya diwajibkan kepada orang yang mampu (istitha'ah).

Ibadah haji berbeda dengan ibadah wajib lainnya karena haji menyatukan ibadah badaniah (fisik), rohaniah (roh/jiwa), dan maliyah (harta). Keistimewaan lain ibadah haji ialah panggilan ibadah haji berada di atas panggilan jihad. Sang Khalik mengganjar orang yang beribadah haji dengan surga, dengan catatan menjadi haji mabrur.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti mabrur adalah ibadah haji yang sempurna syarat dan rukunnya sehingga ibadahnya diterima Allah SWT.

Namun, kewajiban beragama tidak selesai dengan prosedural. Jauh lebih penting lagi pengamalan pada nilai-nilai keagamaan. Kebiasaan ria yang juga disebut syirik asghar (kecil) dalam ibadah menunjukkan nihilnya keikhlasan karena mengharapkan pujian manusia.

Padahal, hidup dan mati manusia hanya karena Sang Khalik, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sikap ria sangat berbahaya. Kebaikan yang diberikan kepada orang banyak sekadar pencitraan untuk mendongkrak elektabilitas politik.

Indonesia berlimpah hujjaj (para haji). Sejatinya mereka sudah menjalani kawah candradimuka dengan prosesi rukun haji yang panjang nan melelahkan dengan puncak haji di Arafah. Sayangnya, banyaknya haji belum menjadi modal sosial untuk membangun khairu ummah (umat yang baik) dan bangsa yang baik.

Haji, kata almarhum Cak Nur, sapaan cendekiawan Nurcholish Madjid, berdimensi vertikal (hablum minallah) dan horizontal (hablum minannas). Al hajju 'arafah (haji adalah Arafah) memiliki nilai-nilai kemanusiaan universal. "Puncak dari keagamaan adalah perikemanusiaan," katanya (Madjid 2002a:135-136). Tabik!



Berita Lainnya
  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.