Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
POLITIK kesukarelaan kini muncul di mana-mana. Penyulutnya anak muda, yang awalnya ngeri melihat wajah politik kita. Mulanya, mereka mengira politik itu palagan orang 'dewasa'. Panggung bagi yang berkantong tebal. Politik itu penuh intrik nan jauh dari semangat kegembiraan dan spirit kolaboratif yang selama ini melekat pada diri mereka.
Maka, ketika muncul siaran langsung pertama kalinya calon presiden Anies Baswedan di Tiktok, Jumat, 29 Desember 2023, publik heboh. Anak muda menjadi paham bahwa politik atau politikus itu juga manusia yang bisa hangat, bisa jadi tempat curhat, dan nasihatnya bermanfaat.
Anies yang tampil orisinal, tidak dibuat-buat, justru membikin netizen heboh. Saat Anies terlihat kebingungan karena baru pertama kalinya berselancar di Tiktok, simpati anak muda justru muncul. Bukan cibiran atau cemoohan, justru 'tutorial' langsung diberikan tanpa bermaksud melecehkan. Etika mereka, anak muda itu, ternyata luar biasa.
Apalagi, ketika menjawab sejumlah pertanyaan para tiktokers, Anies terlihat sebagai sahabat yang memberikan nasihat tanpa menggurui. Bahkan, Anies dianggap sosok ayah yang menawarkan solusi bagi perjalanan hidup yang macet. Anies mereka nilai memberikan motivasi saat mereka suntuk, energi mereka meredup, dan kebingungan menjalani hidup.
Anies dinilai memberikan pencerahan kepada mereka, anak-anak milenial dan gen Z itu, saat mereka seperti merasa hanya menyaksikan kegelapan masa depan. Nyaris tidak ada pembicaraan politik praktis. Tidak ada kampanye atau ajakan agar mereka memilih Anies. Semua disampaikan secara santai dan menyejukkan.
Seorang netizen malah meminta izin memanggil Anies dengan sebutan ‘abah’. Anies dengan senang hati memperbolehkan. “Boleh dong, boleh sekali,” ucap Anies saat live Tiktok di akun pribadinya itu. Sebagian terharu karena mereka merasa menemukan sosok ayah yang memandu, memotivasi, kawan diskusi, hingga tempat curhat.
Wajar belaka bila live TikTok tersebut tembus lebih dari 320 ribu viewer. Kini, akun @aniesbaswedan punya lebih dari 1,4 juta pengikut. Antusiasme pun meningkat saat siarang langsung di media yang sama episode-episode berikutnya.
Sejak itu, Anies dipanggil ‘abah’ oleh para anak muda. Dalam tempo cepat, tagar #AbahNasional menjadi tren di platform Twitter (X) melalui akun netizen dengan nama @aniesbubble, yang menyebarkan potongan video Anies di TikTok. Kata bubble ini terinspirasi dari platform yang dipakai penggemar idola K-Pop. Tidak mengherankan bila sebagian menggunakan bahasa Korea, menyematkan julukan ala Korea, juga menyematkan emoji ala Korea. Semuanya orisinal, sukarela, riang gembira, jauh dari gambaran mengerikan.
Akun-akun itu semua murni inisiatif penggemar K-Pop. Tidak ada yang memobilisasi dan sama sekali tidak terkait dengan Timnas Anies-Muhaimin. Video yang diunggah di antaranya ada yang bertanya soal skripsi, kisah seorang guru murid usia dini, hingga saran soal buku apa yang mesti mereka baca. Maka, kesan politik itu angker jadi luruh. Politik itu tegang menjadi lumer.
Sejak itu, antusiasme menggulung. Partisipasi terus bersemi. Politik kesukarelaan (political voluntarism) menemukan ruang amat luas. Anak muda, dengan beragam kreativitasnya, seperti sudah mual dijejali joget-joget tanpa solusi. Mereka memang menyukai gemoy, tapi lebih suka yang memotivasi, menebarkan cinta tanpa basa-basi, kesengsem sosok yang lebih orisinal, yang sangat autentik.
Seperti bola salju, efek antusiasme itu berlanjut ke kreativitas lainnya: membuat video elektronik alias videotron untuk mengenalkan sosok Anies. Bila videotron kandidat lain kebanyakan dipasang dan didanai oleh tim kampanye, videotron Anies ini berasal dari kocek pribadi. Ketika ada pihak yang men-take down videotron di Bekasi dan Jakarta, reaksi keras pun muncul dari netizen.
Reaksi dan berita penurunan itu pun tersebar luas. Orang-orang pun menjadi tahu materi video itu tanpa harus melintasi jalan raya di Jakarta dan Bekasi. Gerakan perlawanan anak muda pun muncul di mana-mana. Mereka pun membuka donasi untuk memasang videotron di sejumlah kota. Maka, muncullah videotron Anies di Surabaya, Yogyakarta, Medan, Gorontalo, Aceh, dan di berbagai tempat lainnya.
Kini, bahkan muncul videotron tiga dimensi dalam versi bergerak. LED itu diangkut truk. Tiap hari, LED truk itu bergerak mengelilingi jalanan di Jakarta dan sekitarnya. Biayanya penuh dari saweran kocek pribadi para anak muda itu. Mereka mengikuti pepatah, 'mati satu tumbuh seribu, patah tumbuh hilang berganti'.
Dalam sebuah perbincangan hangat di Instagram, anak muda itu berjanji akan membuatkan videotron serupa untuk Muhaimin Iskandar, cawapres Anies, bila Gus Imin tampil sukses di debat cawapres kedua. Seusai debat, Gus Imin menulis kata 'videotron', di akun media sosialnya. Keesokan harinya, muncullah LED truk lengkap versi Anies dan Gus Imin.
Demokrasi sejati dibangun di atas fondasi partisipasi atau kesukarelaan, bukan mobilisasi atau keterpaksaan. Anak muda, generasi milenial dan gen Z, itu sudah mempraktikannya.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved