Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Serdadu Liar

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
09/1/2024 05:00
Serdadu Liar
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

TENTARA Nasional Indonesia memiliki sejarah panjang. Eksistensi TNI senapas dengan perjuangan rakyat melawan kolonialisme.

TNI berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945. Semula BKR bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang yang didirikan di Jakarta. BKR adalah badan yang bertugas memelihara keamanan bersama rakyat dan badan negara yang baru terbentuk setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Dari BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945. Selanjutnya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Presiden Soekarno menggabungkan TRI dengan badan-badan perjuangan rakyat. Puncaknya, sang Proklamator mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia pada 3 Juli 1947.

TNI tampil ke depan sebagai tentara rakyat, tentara revolusi, juga tentara nasional selama perang kemerdekaan (1945-1949). Kiprah TNI sebagai alat pertahanan negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia serta menjaga NKRI sudah teruji dari dulu hingga kini.

Tentu tak habis pikir apabila sejumlah anggota TNI menganiaya rakyat sipil, yakni tujuh relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12).

Musababnya para prajurit TNI yang sedang berolahraga itu merasa terganggu dengan suara knalpot brong atau bising yang digunakan para relawan tersebut. Akibatnya, para relawan mengalami luka-luka. Lima orang menjalani rawat jalan dan dua lainnya harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak terkesan memaklumi aksi pemukulan prajuritnya terhadap relawan paslon 03 sebagai aksi-reaksi. Para relawan, katanya, sudah diingatkan jangan menggunakan knalpot brong.

Terlebih lagi, lanjutnya, mereka mengendarai dalam keadaan mabuk. "Siapa yang bisa menghentikan mereka (pelaku konvoi dengan knalpot brong, red). Mau lapor polantas? Apakah ada tindak lanjut?" kata Maruli dalam sebuah wawancara eksklusif program Rosi yang ditayangkan di Youtube Kompas TV, Kamis (4/1). Menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini menegaskan insiden itu tidak terkait dengan netralitas TNI dalam Pemilu 2024.

Pernyataan KSAD patut disayangkan karena penindakan terhadap knalpot brong adalah wilayah Polri. Terkait pelaporan ke polantas apakah akan ditindaklanjuti seperti dikatakan KSAD, terkesan tidak memercayai institusi Bhayangkara. Padahal, sesama aparat harus saling memercayai dan menghargai. Jikapun TNI mau menindak pengguna knalpot brong, bisa melakukan razia bersama dengan Polri.

Pengendara dengan knalpot brong bisa dijerat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) Pasal 285. Pelaku dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu. Terkait suara knalpot diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009. Di dalamnya disebutkan bahwa motor berkubikasi 80-175 cc, tingkat maksimal kebisingannya 80 dB, dan untuk motor di atas 175 cc maksimal bisingnya 83 dB.

Selain di Boyolali, kasus serupa terjadi di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (5/12). Sejumlah oknum TNI memukuli pengiring jenazah yang menggunakan sepeda motor berknalpot brong.

Tak kurang mirisnya ialah kasus sejumlah oknum TNI yang menjadikan Gudang Pengembalian dan Pengiriman (Balkir) Pusat Zeni TNI Angkatan Darat di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai tempat penyimpanan ratusan kendaraan bermotor hasil curian, dengan perincian 215 sepeda motor dan 49 mobil.

Dugaan tindak pidana pencurian ratusan kendaraan bermotor itu melibatkan dua anggota TNI, yaitu AS yang berpangkat kopral dua dan PKP dengan pangkat mayor.

Kasus penyimpanan kendaraan bodong yang rencananya dijual ke Timor Timur itu membuat publik bertanya-tanya, bagaimana bisa barang curian yang jumlahnya banyak itu bisa masuk ke area militer.

Dari kasus-kasus di atas, mendesak perlunya pendisiplinan prajurit. Selain harus memiliki kedisiplinan tinggi, prajurit TNI juga mesti menaati etika dan hukum. TNI memiliki delapan wajib TNI, salah satunya tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.

Prajurit TNI bukan serdadu liar yang menerapkan hukum rimba. Berdasarkan Pasal 2 huruf d UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI, jati diri TNI adalah tentara profesional, yakni tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, serta ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Prajurit TNI adalah warga negara pilihan. "Kita masuk dalam tentara karena keinsafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara," kata Panglima Besar TKR Jenderal Soedirman. Tabik!



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.