Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Tiyang Alit kian Sulit

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
09/12/2023 05:00
Tiyang Alit kian Sulit
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

APA kabar tiyang alit (orang kecil)? Sudah sejahtera, masih begitu-begitu saja, atau makin miris saja? Pertanyaan itu kiranya perlu disampaikan karena di berbagai forum, pemerintah menyebut bahwa meskipun dunia dilanda ketidakpastian ekonomi, Indonesia masih punya daya tahan.

Ekonomi Indonesia, kata sejumlah pejabat, sedang bagus-bagusnya. Presiden Joko Widodo pernah menyebut dirinya bangga karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di kisaran 5% secara beruntun sejak kuartal IV 2021 sebesar 5,02% hingga kuartal II 2023 sebesar 5,17%. Inflasi juga dianggap tetap berada di level yang terjaga.

Namun, kondisi ekonomi yang diklaim pemerintah sangat baik itu, apakah dirasakan semua lapisan masyarakat? Itulah mengapa pertanyaan tentang kabar orang kecil, yang merupakan lapisan paling rentan terhadap guncangan ekonomi, amat layak diapungkan. Bila kita membaca data statistik, jelas belaka bahwa si kecil kini makin sesak napas.

Gaji yang mandek di tengah harga kebutuhan pokok yang merangkak naik membuat sebagian warga kita terpaksa menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan harian. Banyak pekerja ojol (ojek online) pun terjerat pinjol (pinjaman online). Gali lubang tutup lubang pun jadi pemandangan lumrah.

Kondisi tabungan masyarakat yang sedang sesak napas itu tecermin dalam survei yang dilakukan Bank Indonesia pada Oktober 2023. Data Survei Konsumen dari Bank Indonesia per Oktober 2023 menunjukkan banyak warga Indonesia yang harus menggunakan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. BI mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023 turun jauh jika dibandingkan dengan posisi sebelum pandemi covid-19, atau Oktober 2019.

Pada Oktober lalu, rasio simpanan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia sebesar 15,7%. Sementara itu, pengeluaran dan pembayaran cicilan naik menjadi 76,3% dan 8,8%. Coba kita bandingkan dengan kondisi pada bulan yang sama pada 2019. Saat itu, rasio simpanan terhadap pengeluaran masyarakat di Tanah Air masih jauh lebih besar, yakni 19,8%. Pasalnya pengeluaran dan pembayaran cicilan pada periode itu sebesar 68% dan 12,2%.

Berdasarkan data BI, kelompok masyarakat dengan pendapatan Rp4,1 juta hingga Rp5 juta mengalami penurunan rasio simpanan terhadap pendapatan paling dalam, atau sebesar 460 basis poin (bps). Kemudian disusul kelompok pendapatan Rp2,1 juta hingga Rp3 juta, yang merosot menjadi 400 bps.

Data yang dirilis BI tentang tabungan itu mengonfirmasi fenomena masyarakat menggunakan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup harian. Ada penurunan pendapatan sehingga porsi tabungan harus diambil untuk menutupi kebutuhan. Apalagi, harga kebutuhan pokok masih setia di level yang tidak sepenuhnya bisa dijangkau. Karena itu, untuk menjangkaunya, ya dengan mantab alias makan tabungan.

Pemerintah dan BI memang berhasil membuat inflasi tetap terjaga. Namun, tidak semua bisa menghadapi. Rakyat kecil yang rentan inflasi pasti dibuat roboh oleh naiknya harga-harga. Sejumlah analis ekonomi mengatakan purchasing power atau daya beli mulai melemah, terutama pada kuartal II, III, dan IV. Selepas covid-19, perekonomian memang mulai bangkit. Namun, bentuknya seperti huruf 'K' (K-shape recovery), ada yang naik, ada yang turun.

Sayangnya, antara yang naik dan yang turun jomplang. Jumlah yang naik terlampau sedikit ketimbang yang turun. Itu menandakan kesenjangan ekonomi makin parah. Golongan masyarakat yang menggunakan tabungan mereka untuk kebutuhan hidup sehari-hari ialah menengah dan bawah. Golongan atas masih gemar menabung.

Simpanan kelas atas terkaya, yaitu simpanan di perbankan dengan nominal di atas Rp5 miliar, mulai September 2022 hingga September 2023 tumbuh 7,25%. Pada periode September 2021-September 2022, pertumbuhan tabungan golongan masyarakat itu bahkan lebih tinggi, mencapai 8,79%.

Sebaliknya simpanan kelas bawah dan menengah, yaitu simpanan di perbankan untuk kelompok tabungan dengan nominal di bawah Rp100 juta, sejak September 2022 hingga September 2023, hanya tumbuh 3,03%. Setahun sebelumnya, mulai September 2021 hingga September 2022, tabungan golongan bawah dan menengah hanya 3,33%.

Rata-rata tabungan kelas atas terus meningkat dari Rp31,5 miliar per rekening pada September 2021 menjadi Rp31,7 miliar pada September 2022 dan kini menjadi Rp32,5 miliar per rekening pada September 2023. Sebaliknya rata-rata simpanan kelas bawah dan menengah semakin menurun, dari Rp2,6 juta per rekening pada September 2021 menjadi Rp2,0 juta pada September 2022 dan kini menjadi Rp1,9 juta per rekening pada September 2023.

Pertumbuhan kekayaan kelas atas yang jauh lebih tinggi daripada kelas bawah dan menengah itu mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi pascapandemi memiliki tendensi menciptakan kesenjangan yang semakin lebar. Masih benar belaka kata Rhoma Irama, bahwa 'Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin'.

Kenyataan itu mestinya jadi menu utama yang diperdebatkan para capres dan cawapres, bahkan para caleg. Menyelamatkan tiyang alit dari jepitan keras kondisi ekonomi tidak mungkin hanya dengan joget dan obral gimik. Para kandidat mesti punya rumusan dan solusi yang dipertarungkan lewat debat.



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.