Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Inggris yang Pancasilais

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
28/10/2022 05:00
Inggris yang Pancasilais
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

IN UK, a Christian king, a Hindu prime minister, a Jewish home secretary, and a muslim mayor of London, let's hope for the best...

Narasi itu bertebaran di media sosial akhir-akhir ini. Sang pembuat tampak bersemangat menulis dan mengunggahnya. Saking bersemangatnya, saking senangnya, dia mengakhiri kalimat dengan tiga finger heart. Emoji dengan menyilangkan ibu jari dan telunjuk hingga membentuk simbol hati. Dia tengah berbunga-bunga. Begitu juga mereka yang menyebarkannya.

Narasi tersebut kira-kira artinya begini: Di Inggris, raja Kristen, perdana menteri Hindu, menteri dalam negeri Yahudi, dan wali kota London muslim, semoga menjadi yang terbaik... Di bawahnya, terpampang foto PM terpilih Inggris Rishi Sunak menghadap dan bersalaman dengan Raja Charles III.

Sebagaimana negara-negara Eropa lain, kebanyakan penduduk Inggris penganut kristiani. Dari jumlah populasi Inggris dan Wales per Juni 2022 sebanyak 68.557.382 jiwa, 51% di antaranya beragama Kristen. Mereka banyak, lebih banyak ketimbang pemaham ateis sebanyak 38,4%, Islam 5,7%, Hindu 1,7%, dan agama lainnya.

Sebagaimana negara-negara Eropa lain, mayoritas penduduk Inggris ialah bule. Lebih dari 80% berkulit putih. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada etnik-etnik lainnya dari Asia Selatan, kulit hitam, ras campuran, dan Tionghoa.

Namun, di Inggris, mayoritas bukan berarti segalanya. Tak berarti pula kelompok minoritas lantas menjadi warga kelas dua, apalagi kelas tiga. Hak mereka relatif sama, tidak ada pembedaan yang berarti, juga tak ada sekat tebal bagi setiap masyarakat untuk unjuk eksistensi.

Narasi di media sosial setelah Sunak terpilih menjadi perdana menteri, Senin (24/10), mengonfirmasi hal itu. Sunak bukanlah orang asli Inggris. Triliuner berusia 42 tahun itu warga keturunan berdarah India. Istrinya, Akshata Murty, bahkan masih warga negara India.

Sunak baru saja menggoreskan sejarah sebagai PM Inggris pertama dari kulit berwarna dan termuda dalam 200 tahun. Dia mengakhiri dominasi kalangan mayoritas di Downing Street 10 selama dua abad lebih. Lama, lama sekali. Terakhir, PM dari minoritas ialah Benjamin Disraeli pada 1868. Disraeli berasal dari keluarga Italia yang awalnya beragama Yahudi lalu pindah ke Kristen.

Dengan terpilihnya Sunak menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri setelah menjabat hanya selama 44 hari, panggung kepemimpinan di Inggris betul-betul berwarna. Seperti dalam narasi di atas, Inggris kini dipimpin Raja Charles III yang beragama Kristen dan Sunak yang beragama Hindu sebagai pengendali pemerintahan.

Lalu, ada Grant Shapps, menteri dalam negeri yang berasal dari keluarga Yahudi. Shapps belum lama menggantikan Suella Braverman, penganut Buddha, yang mundur hanya gara-gara salah kirim e-mail.

Inggris juga punya Sadiq Khan. Muslim keturunan Pakistan itu menjadi orang nomor satu di London untuk masa jabatan keduanya. Sejak 2000, wali kota London dipilih langsung oleh warga kota. Boleh dibilang legitimasinya lebih kuat, lebih mengakar. Berbeda dengan perdana menteri yang menjadi jatah partai penguasa di parlemen.

Inggris kiranya sedang memamerkan diri sebagai taman sari keberagaman. Taman akan cantik jika dihiasi banyak tanaman dan bunga beraneka warna. Pun, kebinekaan di sebuah negara akan indah jika semua kalangan diberi kesempatan mempertontonkan daya pikatnya. Tak peduli dari etnik mana, agamanya apa, warna kulitnya apa. Yang penting mereka punya kapasitas, memiliki kemampuan, untuk memimpin negara.

Tak berlebihan kalau kita sebut Inggris kini layak menjadi teladan bagaimana mengelola keberagaman dan perbedaan. Kalau dulu Amerika Serikat kita anggap sebagai embahnya demokrasi, bolehlah kita sejenak mengalihkan pandangan.

Inggris tidak punya dasar negara yang namanya Pancasila laiknya kita. Mereka tak memiliki lambang negara semacam Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Namun, realitasnya, mereka lebih serius mengamalkan nilai-nilai seperti yang ada di Pancasila.

Sementara itu, kita sebagai negara pemilik Pancasila? Harus kita katakan, kita terkadang masih jauh dari paham Pancasila, kerap gagap menyikapi prinsip mulia Bhinneka Tunggal Ika. Suka tidak suka, mau tidak mau, harus kita akui kita sulit lepas dari jerat politik identitas yang jahat.

Dulu, dalam kompetisi kepala daerah di sebuah daerah, ada tokoh yang habis-habisan diserang karena garis keturunan dan agamanya. Dulu, banyak yang menuduh ada kontestan menggunakan politik identitas. Tuduhan itu, stigma itu, terus dipelihara hingga sekarang dan entah sampai kapan.

Namun, kini, para penuduh itu justru menyoal identitas yang dulu dituduh menggunakan politik identitas. Soal etniklah, soal silsilah keturunanlah, semua dikapitalisasi demi tujuan politik, demi memuaskan libido kekuasaan. Gilanya lagi, di pemilihan ketua OSIS pun agama masih dipermasalahkan.

Inggris sedang mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi bangsa besar, kubur dalam-dalam pertengkaran identitas. Ajaran itu kian relevan tatkala rivalitas jelang Pemilu 2024 mulai panas. Inggris memang tak mengenal Pancasila, tetapi soal memanage perbedaan, menyikapi kemajemukan, mereka kiranya lebih Pancasilais daripada kita.



Berita Lainnya
  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.