Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Inggris yang Pancasilais

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
28/10/2022 05:00
Inggris yang Pancasilais
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

IN UK, a Christian king, a Hindu prime minister, a Jewish home secretary, and a muslim mayor of London, let's hope for the best...

Narasi itu bertebaran di media sosial akhir-akhir ini. Sang pembuat tampak bersemangat menulis dan mengunggahnya. Saking bersemangatnya, saking senangnya, dia mengakhiri kalimat dengan tiga finger heart. Emoji dengan menyilangkan ibu jari dan telunjuk hingga membentuk simbol hati. Dia tengah berbunga-bunga. Begitu juga mereka yang menyebarkannya.

Narasi tersebut kira-kira artinya begini: Di Inggris, raja Kristen, perdana menteri Hindu, menteri dalam negeri Yahudi, dan wali kota London muslim, semoga menjadi yang terbaik... Di bawahnya, terpampang foto PM terpilih Inggris Rishi Sunak menghadap dan bersalaman dengan Raja Charles III.

Sebagaimana negara-negara Eropa lain, kebanyakan penduduk Inggris penganut kristiani. Dari jumlah populasi Inggris dan Wales per Juni 2022 sebanyak 68.557.382 jiwa, 51% di antaranya beragama Kristen. Mereka banyak, lebih banyak ketimbang pemaham ateis sebanyak 38,4%, Islam 5,7%, Hindu 1,7%, dan agama lainnya.

Sebagaimana negara-negara Eropa lain, mayoritas penduduk Inggris ialah bule. Lebih dari 80% berkulit putih. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada etnik-etnik lainnya dari Asia Selatan, kulit hitam, ras campuran, dan Tionghoa.

Namun, di Inggris, mayoritas bukan berarti segalanya. Tak berarti pula kelompok minoritas lantas menjadi warga kelas dua, apalagi kelas tiga. Hak mereka relatif sama, tidak ada pembedaan yang berarti, juga tak ada sekat tebal bagi setiap masyarakat untuk unjuk eksistensi.

Narasi di media sosial setelah Sunak terpilih menjadi perdana menteri, Senin (24/10), mengonfirmasi hal itu. Sunak bukanlah orang asli Inggris. Triliuner berusia 42 tahun itu warga keturunan berdarah India. Istrinya, Akshata Murty, bahkan masih warga negara India.

Sunak baru saja menggoreskan sejarah sebagai PM Inggris pertama dari kulit berwarna dan termuda dalam 200 tahun. Dia mengakhiri dominasi kalangan mayoritas di Downing Street 10 selama dua abad lebih. Lama, lama sekali. Terakhir, PM dari minoritas ialah Benjamin Disraeli pada 1868. Disraeli berasal dari keluarga Italia yang awalnya beragama Yahudi lalu pindah ke Kristen.

Dengan terpilihnya Sunak menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri setelah menjabat hanya selama 44 hari, panggung kepemimpinan di Inggris betul-betul berwarna. Seperti dalam narasi di atas, Inggris kini dipimpin Raja Charles III yang beragama Kristen dan Sunak yang beragama Hindu sebagai pengendali pemerintahan.

Lalu, ada Grant Shapps, menteri dalam negeri yang berasal dari keluarga Yahudi. Shapps belum lama menggantikan Suella Braverman, penganut Buddha, yang mundur hanya gara-gara salah kirim e-mail.

Inggris juga punya Sadiq Khan. Muslim keturunan Pakistan itu menjadi orang nomor satu di London untuk masa jabatan keduanya. Sejak 2000, wali kota London dipilih langsung oleh warga kota. Boleh dibilang legitimasinya lebih kuat, lebih mengakar. Berbeda dengan perdana menteri yang menjadi jatah partai penguasa di parlemen.

Inggris kiranya sedang memamerkan diri sebagai taman sari keberagaman. Taman akan cantik jika dihiasi banyak tanaman dan bunga beraneka warna. Pun, kebinekaan di sebuah negara akan indah jika semua kalangan diberi kesempatan mempertontonkan daya pikatnya. Tak peduli dari etnik mana, agamanya apa, warna kulitnya apa. Yang penting mereka punya kapasitas, memiliki kemampuan, untuk memimpin negara.

Tak berlebihan kalau kita sebut Inggris kini layak menjadi teladan bagaimana mengelola keberagaman dan perbedaan. Kalau dulu Amerika Serikat kita anggap sebagai embahnya demokrasi, bolehlah kita sejenak mengalihkan pandangan.

Inggris tidak punya dasar negara yang namanya Pancasila laiknya kita. Mereka tak memiliki lambang negara semacam Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Namun, realitasnya, mereka lebih serius mengamalkan nilai-nilai seperti yang ada di Pancasila.

Sementara itu, kita sebagai negara pemilik Pancasila? Harus kita katakan, kita terkadang masih jauh dari paham Pancasila, kerap gagap menyikapi prinsip mulia Bhinneka Tunggal Ika. Suka tidak suka, mau tidak mau, harus kita akui kita sulit lepas dari jerat politik identitas yang jahat.

Dulu, dalam kompetisi kepala daerah di sebuah daerah, ada tokoh yang habis-habisan diserang karena garis keturunan dan agamanya. Dulu, banyak yang menuduh ada kontestan menggunakan politik identitas. Tuduhan itu, stigma itu, terus dipelihara hingga sekarang dan entah sampai kapan.

Namun, kini, para penuduh itu justru menyoal identitas yang dulu dituduh menggunakan politik identitas. Soal etniklah, soal silsilah keturunanlah, semua dikapitalisasi demi tujuan politik, demi memuaskan libido kekuasaan. Gilanya lagi, di pemilihan ketua OSIS pun agama masih dipermasalahkan.

Inggris sedang mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi bangsa besar, kubur dalam-dalam pertengkaran identitas. Ajaran itu kian relevan tatkala rivalitas jelang Pemilu 2024 mulai panas. Inggris memang tak mengenal Pancasila, tetapi soal memanage perbedaan, menyikapi kemajemukan, mereka kiranya lebih Pancasilais daripada kita.



Berita Lainnya
  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik