Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Momentum Listyo Sigit

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Grou
25/10/2022 05:00
Momentum Listyo Sigit
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Grou(MI/Ebet)

KEPEMIMPINAN terbagi dalam dua teori. Pertama, teori genetis menjelaskan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, and not made). Penganut teori ini percaya bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena bakat sejak dia dilahirkan. Artinya, kepemimpinan diyakini sebagai sebuah takdir. Pemimpin model genetis memiliki bakat terpendam untuk memimpin di segala medan atau keadaan.

Kedua, teori sosial menyebutkan bahwa seseorang menjadi pemimpin besar itu harus disiapkan (leader are made, and not born). Pemimpin model ini lahir jika diberi kesempatan untuk memimpin. Diberikan ruang untuk berekspresi, berinovasi, berimprovisasi, dan mengambil keputusan-keputusan penting dan strategis.

Kedua model pemimpin itu akan menjadi pemimpin besar jika menghadapi momentum bersejarah berupa perubahan-perubahan yang bersifat fundamental, out of the box, dan luar biasa. Bisa juga kedua pemimpin itu akan menjadi pemimpin besar tak sekadar menunggu momentum, tetapi menyiapkan momentum perubahan. Momentum bukan karena accident (kecelakaan), tetapi by design (perencanaan).

Jenderal Listyo Sigit Prabowo menemukan momentum untuk menciptakan perubahan di tubuh Korps Bhayangkara. Perubahan yang pantas dicatat dalam sejarah perjalanan Kepolisian RI. Perubahan yang akan dikenang oleh generasi mendatang bahwa Jenderal Listyo telah berbuat yang sangat berarti, yakni bersih-bersih di lembaganya dari benalu yang menggegoroti moral insan pengayom, pelindung, dan pelayanan masyarakat, Polri.

Kasus pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat yang sekarang bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan terdakwa mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, istrinya Putri Chandrawati, dan 4 terdakwa lainnya, ialah momentum besar bagi Listyo untuk mengembalikan kepercayaan publik yang ambyar, jatuh tersungkur ke titik nadir.

Listyo membentuk Tim Khusus untuk mengusut tuntas kasus yang menyita perhatian publik tersebut. Hampir seratus personel Polri diperiksa. Banyaknya terdakwa dalam kasus pembunuhan Brigadir J dan penghalangan penyidikan (obstruction of justice) membuktikan pengaruh Ferdy Sambo di tubuh Korps Bhayangkara. Sambo yang mencoba merekayasa kasus pembunuhan mantan ajudannya itu akhirnya tidak berkutik setelah tim bentukan Listyo yang dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

Sebelumnya, anggota Polri yang diduga terlibat kasus Sambo menjalani sidang etik yang digelar Komisi Kode Etik Polri (KKEP). Terhitung sudah ada 18 polisi yang menjalani sidang etik dan dijatuhi sanksi. Mereka dijatuhi sanksi berupa penempatan di tempat khusus (patsus) hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Di antara mereka ada yang menyatakan menerima sanksi yang dijatuhkan dan ada juga yang menyatakan banding.

Sebanyak 18 polisi itu terdiri atas 4 orang tersangka kasus penghalangan penyidikan dan 14 orang diduga melanggar kode etik. Terakhir, ada sanksi demosi tertinggi, yakni AKB Ridwan Rheky Nellson Soplanit selaku mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, yang disanksi demosi selama 8 tahun.

Belum sampai di situ, ujian bagi Kapolri kembali muncul dengan Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang mengakibatkan jumlah korban yang terus bertambah. Total jumlah korban tewas per kemarin adalah 135 orang. Tragedi terburuk kedua sepak bola di tingkat dunia. Ini juga momentum bagi Listyo untuk menjatuhkan sanksi bagi petugas yang bersalah dan menyeretnya ke pengadilan. Tragedi terjadi karena kebodohan pengelolaan sepak bola dan pengamanan pertandingan sepak bola yang tidak mengacu kepada aturan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

Ujian semakin dalam ke Jenderal Listyo ialah dugaan keterlibatan Kapolda Sumatra Barat Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba. Polisi menetapkan 11 tersangka dalam kasus tersebut, 4 di antaranya polisi. Kasus ini juga momentum bagi Listyo Sigit untuk membongkar bisnis narkoba ke akar-akarnya yang melibatkan anggota Polri. Jangan sampai terjadi lagi ‘pagar makan tanaman’.

Terakhir, Listyo Sigit memerintahkan jajaran kepolisian untuk menghentikan budaya setoran ke atasan. Pernyataan yang melegakan publik di tengah keyakinan publik bahwa budaya setoran di kepolisian sebagai hal yang lumrah. Mulai seleksi masuk anggota Polri, sekolah pimpinan, kenaikan pangkat, hingga rotasi jabatan. Namun, perintah itu jangan sampai manis di bibir, tapi pahit dalam implementasi. Pemimpin sejati tidak menawarkan fatamorgana.Tabik!



Berita Lainnya
  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.