Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Mencari Polisi Baik

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
21/10/2022 05:00
Mencari Polisi Baik
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADAKAH polisi baik dan jujur di negeri ini? Gus Dur pernah menjawabnya cuma ada tiga, yakni Jenderal Hoegeng, patung polisi, dan polisi tidur. Tentu jawaban itu bukan jawaban an sich, bukan harfiah, tidak serius. Gus Dur sedang berseloroh. Dia memang senang bercanda, gemar melontarkan lelucon, hobi guyon. Guyonannya berkelas karena kerap berbau kritikan terhadap persoalan bangsa dan kehidupan sosial.

Adakah polisi yang baik dan jujur di republik ini? Kiranya pertanyaan itu tak pupus di benak publik. Pertanyaan yang belakangan kembali mengemuka menyusul beberapa perkara yang mendera Korps Bhayangkara.

Kebaikan dan kejujuran polisi kembali dipertanyakan ketika seorang jenderal bintang dua terlibat kasus pembunuhan berencana terhadap anak buahnya. Dia adalah Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam, bekas komandan polisinya polisi. Kasusnya sedang disidangkan. Kita tunggu saja ending-nya, apakah meninggikan keadilan atau sebaliknya.

Kasus Sambo merusak citra polisi yang sebenarnya mulai wangi. Hasil survei salah satu lembaga menyebutkan tingkat kepercayaan pada Polri anjlok 13% dari sebelumnya 72,1% menjadi hanya 59,1%.

Belum usai urusan Sambo, Polri mendapat sorotan miring terkait penanganan kekisruhan pascapertandingan Arema kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober silam. Mereka obral gas air mata yang berujung tewasnya 133 orang dan ratusan lainnya luka-luka. Inilah tragedi sepak bola paling memilukan kedua sejagat raya.

Eh, ketika kedua perkara besar itu belum juga kelar, kasus yang tak kalah besar kembali menghajar. Tak tanggung-tanggung, seorang inspektur jenderal terlibat kasus kejahatan luar biasa, yaitu peredaran narkoba. Dia adalah Teddy Minahasa, Kapolda Sumatra Barat yang dipromosikan sebagai Kapolda Jawa Timur. Namun, belum sempat terima, dia ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus Teddy bahkan terungkap ketika para petinggi Polri dikumpulkan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat (14/10). Mereka, mulai kapolres, kapolda, hingga pejabat utama Mabes Polri diberi pengarahan, diingatkan bahwa citra polisi sedang menukik tajam.

Nama baik Polri harus dibangkitkan dan cuma polisi yang dapat membangkitkan. Caranya, tentu saja dengan menjadi polisi yang baik dan jujur. Cara itu butuh kemauan, juga keteladanan dari para komandan.

Kiranya arahan Presiden tepat, sangat tepat. Waktunya pun baik, sangat baik. Empat belas Oktober merupakan tanggal kelahiran Hoegeng Iman Santoso. Kapolri ke-5 yang lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 1921, itu contoh polisi terbaik, paling berani, paling jujur, paling sederhana. Ia patut menjadi teladan sepanjang zaman.

Pesan dan peringatan yang disampaikan Presiden kiranya juga pas, sangat pas. Dia menegaskan bahwa citra Polri mesti diperbaiki. Dia menekankan pula masalah gaya hidup. Seperti halnya rakyat, Presiden jengah atas banyaknya perwira yang bangga dengan hedonisme. Dia risih ada polisi yang gagah-gagahan dengan mobil mewah atau moge.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme ialah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yakni hedone yang berarti kesenangan. Collins Gem menyebut hedonisme sebagai sebuah doktrin bahwa kesenangan ialah hal terpenting di dalam hidup.

Jelas, hedonisme pandangan dan prinsip yang buruk. Bagi pejabat, ia bisa menjadi awal dari penyimpangan demi memuaskan kesenangan yang tak pernah terpuaskan. Bagi polisi, ia bisa memicu perilaku buruk dan ketidakjujuran. Bukannya melindungi, melayani, dan mengayomi, polisi akan cenderung minta dilayani.

Untuk memperbaiki citra Polri, agar polisi baik dan jujur, salah satu kiatnya ialah perangilah hedonisme. Tentu yang mesti dilakukan perang sungguhan, bukan perang-perangan. Memerangi hedonisme tak cukup dengan kata-kata, tak cukup dengan perkap atau telegram No ST/30/XI/HUM.3.4/2019/DIVPROPAM.

Polri sulit menjadi pemenang dalam perang melawan hedonisme jika mereka yang bergaya hidup mewah malah diberi tempat yang wah. Masyarakat bertanya, bagaimana bisa seorang jenderal yang diketahui berharta puluhan miliar rupiah hobi naik moto gede, bahkan menjadi ketua klub moge, justru diberi posisi bergengsi? Rakyat menyoal bagaimana mungkin seorang perwira tinggi yang menjadi sorotan karena berbusana mewah malah dinaikkan pangkatnya dan menjadi kapolda?

Jika begitu, sebenarnya masih adakah polisi baik dan jujur di negeri ini? Saya, sih, berani menjawab: masih. Tidak sedikit polisi yang tulus melayani rakyat, jujur, dan sederhana. Ambil contoh Aiptu Trisih Setyono. Polisi yang bertugas di Tulungagung itu menjadi tukang angkut sampah sebagai sampingan. Dia ogah melacurkan jabatan dan kewenangan.

Ada pula Bripka Seladi. Selain menjadi polisi di Polresta Malang, dia menjadi pemulung saat tidak bertugas untuk menambah penghasilan. Selanjutnya ada Aiptu Mustamin yang mencari penghasilan tambahan dengan menjadi tukang tambal ban selepas tugas di Makassar.

Saya yakin masih banyak polisi yang baik, yang jujur. Soal apakah mereka lebih banyak ketimbang polisi yang buruk, saya tak tahu pasti. Yang pasti, berapa pun jumlahnya, polisi buruk harus diperbaiki.

Yang pasti pula, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mesti sepenuh hati mereformasi Polri. Istilah dia, mengayak dan menyaring agar semua polisi bisa menjadi emas murni. Dengan begitu, rakyat akan tetap mencintai Polri.



Berita Lainnya
  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.