Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kepingan Kebahagiaan

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
30/4/2022 05:00
Kepingan Kebahagiaan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADAKAH saat yang paling dirindukan para pengembara selain menemukan momen kepulangan? Fakta keterlemparan manusia dari langit suci, serta keberpetualangan mereka dari tumpah darah membuat sukma mereka senantiasa resah gelisah. Rindu pulang.

Itulah mengapa mudik atau pulang kampung, selalu menjadi magnet. Sebagian orang tidak habis pikir, mengapa orang-orang rela menghabiskan ongkos, membakar bensin, berdesak-desakan, dan macet berjam-jam hanya untuk satu kata: pulang. Rasionalitas mereka mengukur bahwa semua itu menyiksa, menderita, dan buang-buang waktu.

Namun, seperti judul lagu karangan Iwan Fals, para pemudik itu sudah mengidap Rindu Tebal. Rindu terhadap orangtua, sahabat, kerabat, dan kampung halaman. Apalagi, setelah ongggokan rindu sudah tertimbun selama dua tahun akibat larangan mudik. Dendam rindu tebal hanya bisa dilampiaskan dengan bertemu langsung, dengan pulang kampung.

Mereka ingin menikmati secuil kebahagiaan. Sesuatu yang bagi sebagian orang amat mahal, kendati sederhana. Tatkala pemerintah melarang warga mudik Lebaran 2020 dan 2021, seorang pekerja rumah tangga berkata, “Tuan bisa menikmati berbagai macam kebahagiaan sepanjang tahun, sedangkan kebahagiaan saya cuma sekali setahun, yaitu mudik Lebaran. Apakah kebahagiaan satu-satunya itu pun harus saya korbankan?”

Masih meminjam judul lagu Iwan Fals, bagi banyak orang, mudik itu Libur Kecil Kaum Kusam. Maka, jangan heran saat larangan mudik Lebaran tahun ini dicabut. 'Dendam keumat' untuk melampiaskan rindu pulang meledak. Perlombaan menikmati secuil kebahagiaan itu pun kian tampak: kemarin, hari ini, dan dua hari ke depan.

Berdasarkan perkiraan, ada lebih dari 84 juta orang mudik. Angka itu naik 40% jika dibandingkan dengan jumlah pemudik di tahun sebelum pandemi covid-19. Ada yang pulang dengan naik kereta api, pesawat, bus, travel, kapal laut, juga mobil pribadi, dan sepeda motor.

Jumlah pemudik baik menggunakan mobil pribadi maupun carteran diperkirakan ada 23 juta orang. Adapun yang mengendarai sepeda motor diperkirakan sekitar 17 juta orang. Mereka yang mudik menggunakan sepeda motor jelas amat menantang risiko. Lebih-lebih, banyak di antara mereka membawa anak-anak.

Ini tentu tidak bisa dibenarkan. Menikmati kebahagiaan itu memang 'bahasa kalbu'. Namun, bukan berarti boleh memgesampingkan nalar sebab kalau nalar dikalahkan, alih-alih menjemput kebahagiaan, justru kepedihan dan penderitaan yang didapatkan. Kemudaratan mesti dihilangkan lebih dahulu, walaupun ia mendatangkan kemaslahatan.

Dengan meniadakan kemudaratan, kebahagiaan akan sempurna. Psikolog William James menyatakan kepedulian utama manusia dalam hidupnya ialah kebahagiaan. Bagaimana cara memperoleh, mempertahankan, dan memulihkan kebahagiaan merupakan motif tersembunyi dari tindakan kebanyakan orang. Itu pula motif para pemudik.

Viktor Emil Frankl, neurolog yang nyaris bunuh diri di kamp konsentrasi Nazi, lewat refleksinya menyatakan pencapaian kebahagiaan tertinggi itu terengkuh bukanlah dalam keberhasilan, kesenangan, dan kekuasaan, melainkan dalam keberanian untuk menghadapi kenyataan dengan segala pahit getirnya. Frankl percaya pada kehendak untuk menemukan makna (the will to meaning), lewat kemampuan berdamai dengan kenyataan dan pengorbanan untuk menjadi lebih besar daripada diri sendiri, merupakan sumber kebahagiaan tertinggi.

Para penjemput kepingan kebahagiaan itu memang telah mengalami pahit getirnya kehidupan. Dengan pulang, lewat mudik, mereka berani menghadapi kenyataan itu, walau secara ekonomi, mungkin mereka belum 'sukses' kendati telah berbilang tahun menjadi pengembara. Itulah kiranya kepingan kebahagiaan tertinggi, seperti yang dinyatakan Frankl tadi.

Dalam kesulitan menemukan makna hidup ke depan, orang-orang akan mencarinya dengan berpaling ke belakang. Kepulangan ke kampung halaman, dengan segala klangenannya sambil merembeskan rezeki. Bisa juga demi mencari suaka sementara dari kepengapan hidup di kota besar. Itu semua merupakan mekanisme katarsis. Tujuannya demi mengisi kekosongan makna hidup.

Selamat pulang, selamat mudik, selamat menjemput kebahagiaan. Walau hanya sekeping, secuil, segenggaman. Selamat Lebaran.



Berita Lainnya
  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

  • Koperasi dan Barca

    24/5/2025 05:00

    KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.