Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Menggugat Keturunan Nabi

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
27/11/2020 05:00
Menggugat Keturunan Nabi
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MASYARAKAT Arab awal di Indonesia yang berasal dari Hadramaut atau Yaman memiliki struktur kelas kaku berbasiskan keturunan. Struktur masyarakat Arab masa itu terdiri atas sayid, syekh, qabili, dan masakin.

Sayid menempati lapisan paling atas. Mereka mengklaim keturunan Nabi Muhammad melalui cucunya, Husein. Sebagai keturunan Nabi, mereka menempati kedudukan istimewa secara sosial keagamaan.

Di bawah sayid terdapat dua kelompok yang menduduki lapisan tengah masyarakat. Kedua kelompok itu ialah syekh dan qabili. Kedua kelompok mengaku keturunan leluhur semua orang Arab Selatan.

Syekh berstatus lebih tinggi jika dibandingkan dengan qabili. Syekh elite agama asli Hadramaut dan keturunan teolog. Syekh juga dianggap orang bijak yang menjalankan tugas serupa sayid. Namun, karena jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan sayid, syekh posisinya berada di bawah kelompok yang mengaku keturunan Nabi itu.

Anggota suku disebut qabili. Oleh karena itu, meski menempati posisi lapisan tengah masyarakat bersama kelompok syekh, qabili berstatus lebih rendah daripada syekh. Padahal, qabili sesungguhnya penguasa Hadramaut sebenarnya.

Di lapisan sosial paling bawah terdapat masakin. Masakin secara harfiah berarti orang miskin. Mereka yang da’fa juga masuk kelompok masyarakat terbawah. Da’fa atau duafa secara harfiah berarti lemah. Mereka menempati posisi terbawah karena asal usul mereka tidak penting. Kelompok ini beranggotakan pedagang, saudagar, buruh, dan pelayan, termasuk budak pada masa lalu.

Sayid sebagai keturunan Nabi sangat dimuliakan, bahkan dianggap suci. Orang harus mencium tangan sayid. Makam mereka diziarahi. Anak perempuan seorang sayid tak boleh menikah dengan lelaki bukan sayid. Akan tetapi, laki-laki keturunan sayid boleh menikahi perempuan bukan keturunan sayid.

Pada 1912, datang guru bernama Ahmad Soerkati ke Indonesia. Dia berasal dari Sudan dan lama menimba ilmu agama di Mekah. Ia segera menjadi pemuka agama di Indonesia.

Soerkati pengikut Muhammad Abduh dan Rashid Ridha, modernis Mesir. Soerkati dikenal reformis. Ia ingin menyelaraskan pengalaman Islam dengan tuntutan zaman. Ia juga mengajarkan kesetaraan semua mukmin.

Dalam konteks kesetaraan mukmin itulah, Soerkati menggugat posisi istimewa sayid. Ia menyerang pemuliaan diri dan delusi kesucian kaum sayid. Ia tegas mengatakan perempuan sayid boleh menikah dengan laki-laki bukan sayid. Soerkati juga menganjurkan penghapusan tradisi mencium tangan sayid.

Sejarah sayid di Indonesia dan gugatan Ahmad Soerkati terhadap mereka bisa kita baca di buku Mencari Identitas: Orang Arab Hadhrami di Indonesia (1900-1950) karangan Huub de Jonge, Indonesianis asal Belanda. Salah satu yang kita tangkap dari kisah para sayid dan gugatan terhadap mereka ialah klaim keturunan Nabi menjadi alat memperoleh hak-hak istimewa secara sosial keagamaan.

Raja Maroko mengklaim diri sebagai keturunan Nabi. Raja Maroko juga memosisikan diri sebagai pemimpin Islam. Karena raja keturunan Nabi, pers dan masyarakat Maroko haram mengkritik raja, kerajaan, dan Islam. Begitu keterangan yang saya dapat dari sejumlah wartawan Maroko saat saya mengikuti fellowships East-West Center, Honolulu, Amerika Serikat, di Maroko pada 2017.

Dewasa ini di Indonesia kelompok yang disebut habib ada yang mengklaim atau diklaim keturunan Nabi. Habib tersebut seolah tidak boleh dikritik. Mengkritiknya dianggap menistakan keturunan Nabi.

Siapa yang mengkritik atau menghinanya bakal kualat. Seorang suporter satu kesebelasan sepak bola yang tewas dikeroyok suporter kesebelasan lain dikatakan meninggal karena pernah menghina sang habib.

Para pengikut memuji dan memuja sang habib. Para pengikut, pemuja, dan pemuji bahkan memaklumi ucapan-ucapan kasar yang tidak pantas diucapkan keturunan Nabi yang selayaknya berakhlak luhur. Para pemuja tak hanya mengelu-elukan sosok sang habib, tetapi juga fotonya yang terpampang di baliho.

Ahmad Syafii Maarif menyebut pemujaan berlebihan kepada yang mengaku keturunan Nabi semacam itu sebagai perbudakan spiritual. ‘Bagi saya, mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual’, tulis Ahmad Syafii Maarif dalam akun Twitter-nya pada 22 November 2020. ‘Gelar habib, dan 1.001 gelar lain yang mengaku keturunan Nabi, atau keturunan raja, hulubalang/keturunan bajak laut, sultan, dianggap suci oleh sebagian orang akan runtuh berkeping berhadapan dengan penegasan ayat Alquran,’ sambung Buya Syafii.

Di masa lalu Ahmad Soerkati menggugat keturunan Nabi yang menciptakan delusi kesucian. Di masa kini Ahmad Syafii Maarif menggugat keturunan Nabi yang memproduksi perbudakan spiritual. Kedua ulama percaya semua manusia setara di hadapan Sang Pencipta. Mereka percaya kemuliaan bukan diperoleh melalui garis keturunan, melainkan lewat perbuatan baik.



Berita Lainnya
  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik