Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MASYARAKAT Arab awal di Indonesia yang berasal dari Hadramaut atau Yaman memiliki struktur kelas kaku berbasiskan keturunan. Struktur masyarakat Arab masa itu terdiri atas sayid, syekh, qabili, dan masakin.
Sayid menempati lapisan paling atas. Mereka mengklaim keturunan Nabi Muhammad melalui cucunya, Husein. Sebagai keturunan Nabi, mereka menempati kedudukan istimewa secara sosial keagamaan.
Di bawah sayid terdapat dua kelompok yang menduduki lapisan tengah masyarakat. Kedua kelompok itu ialah syekh dan qabili. Kedua kelompok mengaku keturunan leluhur semua orang Arab Selatan.
Syekh berstatus lebih tinggi jika dibandingkan dengan qabili. Syekh elite agama asli Hadramaut dan keturunan teolog. Syekh juga dianggap orang bijak yang menjalankan tugas serupa sayid. Namun, karena jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan sayid, syekh posisinya berada di bawah kelompok yang mengaku keturunan Nabi itu.
Anggota suku disebut qabili. Oleh karena itu, meski menempati posisi lapisan tengah masyarakat bersama kelompok syekh, qabili berstatus lebih rendah daripada syekh. Padahal, qabili sesungguhnya penguasa Hadramaut sebenarnya.
Di lapisan sosial paling bawah terdapat masakin. Masakin secara harfiah berarti orang miskin. Mereka yang da’fa juga masuk kelompok masyarakat terbawah. Da’fa atau duafa secara harfiah berarti lemah. Mereka menempati posisi terbawah karena asal usul mereka tidak penting. Kelompok ini beranggotakan pedagang, saudagar, buruh, dan pelayan, termasuk budak pada masa lalu.
Sayid sebagai keturunan Nabi sangat dimuliakan, bahkan dianggap suci. Orang harus mencium tangan sayid. Makam mereka diziarahi. Anak perempuan seorang sayid tak boleh menikah dengan lelaki bukan sayid. Akan tetapi, laki-laki keturunan sayid boleh menikahi perempuan bukan keturunan sayid.
Pada 1912, datang guru bernama Ahmad Soerkati ke Indonesia. Dia berasal dari Sudan dan lama menimba ilmu agama di Mekah. Ia segera menjadi pemuka agama di Indonesia.
Soerkati pengikut Muhammad Abduh dan Rashid Ridha, modernis Mesir. Soerkati dikenal reformis. Ia ingin menyelaraskan pengalaman Islam dengan tuntutan zaman. Ia juga mengajarkan kesetaraan semua mukmin.
Dalam konteks kesetaraan mukmin itulah, Soerkati menggugat posisi istimewa sayid. Ia menyerang pemuliaan diri dan delusi kesucian kaum sayid. Ia tegas mengatakan perempuan sayid boleh menikah dengan laki-laki bukan sayid. Soerkati juga menganjurkan penghapusan tradisi mencium tangan sayid.
Sejarah sayid di Indonesia dan gugatan Ahmad Soerkati terhadap mereka bisa kita baca di buku Mencari Identitas: Orang Arab Hadhrami di Indonesia (1900-1950) karangan Huub de Jonge, Indonesianis asal Belanda. Salah satu yang kita tangkap dari kisah para sayid dan gugatan terhadap mereka ialah klaim keturunan Nabi menjadi alat memperoleh hak-hak istimewa secara sosial keagamaan.
Raja Maroko mengklaim diri sebagai keturunan Nabi. Raja Maroko juga memosisikan diri sebagai pemimpin Islam. Karena raja keturunan Nabi, pers dan masyarakat Maroko haram mengkritik raja, kerajaan, dan Islam. Begitu keterangan yang saya dapat dari sejumlah wartawan Maroko saat saya mengikuti fellowships East-West Center, Honolulu, Amerika Serikat, di Maroko pada 2017.
Dewasa ini di Indonesia kelompok yang disebut habib ada yang mengklaim atau diklaim keturunan Nabi. Habib tersebut seolah tidak boleh dikritik. Mengkritiknya dianggap menistakan keturunan Nabi.
Siapa yang mengkritik atau menghinanya bakal kualat. Seorang suporter satu kesebelasan sepak bola yang tewas dikeroyok suporter kesebelasan lain dikatakan meninggal karena pernah menghina sang habib.
Para pengikut memuji dan memuja sang habib. Para pengikut, pemuja, dan pemuji bahkan memaklumi ucapan-ucapan kasar yang tidak pantas diucapkan keturunan Nabi yang selayaknya berakhlak luhur. Para pemuja tak hanya mengelu-elukan sosok sang habib, tetapi juga fotonya yang terpampang di baliho.
Ahmad Syafii Maarif menyebut pemujaan berlebihan kepada yang mengaku keturunan Nabi semacam itu sebagai perbudakan spiritual. ‘Bagi saya, mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual’, tulis Ahmad Syafii Maarif dalam akun Twitter-nya pada 22 November 2020. ‘Gelar habib, dan 1.001 gelar lain yang mengaku keturunan Nabi, atau keturunan raja, hulubalang/keturunan bajak laut, sultan, dianggap suci oleh sebagian orang akan runtuh berkeping berhadapan dengan penegasan ayat Alquran,’ sambung Buya Syafii.
Di masa lalu Ahmad Soerkati menggugat keturunan Nabi yang menciptakan delusi kesucian. Di masa kini Ahmad Syafii Maarif menggugat keturunan Nabi yang memproduksi perbudakan spiritual. Kedua ulama percaya semua manusia setara di hadapan Sang Pencipta. Mereka percaya kemuliaan bukan diperoleh melalui garis keturunan, melainkan lewat perbuatan baik.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.
HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved