Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Panopticon Covid-19

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group
01/4/2020 05:30
Panopticon Covid-19
(Dok.MI/Ebet)

MOHON maaf, bila judul tulisan ini bikin dahi khalayak pembaca mengernyit. Covid-19 sebagian besar kita paham bahwa dia jenis virus korona. Namun, panopticon, tidak semua orang mengetahui, bahkan mendengarnya pun mungkin belum pernah. 

Panopticon atau panoptisisme ialah mekanisme atau strategi bagi beroperasinya kekuasaan. Teori panoptisisme itu dicetuskan filsuf pascamodernisme Michel Foucault.

Foucault mengambil ide panoptisisme dari model arsitektur rancangan fi lsuf Inggris Jeremy Bentham yang disebut panopticon. Panopticon berupa bangunan melingkar di bagian luar dengan menara di tengah-tengah. Menara dilengkapi jendela besar yang terbuka untuk melihat ke sisi dalam bangunan melingkar. Bangunan melingkar di sisi luar dibagi menjadi sel-sel.

Setiap sel punya dua jendela, satu di dalam menghadap jendela menara dan satu jendela lagi di bagian luar sehingga memungkinkan cahaya menembus dari sel yang satu ke sel lain. Sel-sel itu terlihat seperti sangkar yang sangat banyak. Sel-sel itu bisa digunakan untuk menempatkan orang gila, pasien, orang yang dikutuk, tahanan, buruh, atau anak sekolah.

Di menara ditempatkan pengawas. Karena efek cahaya dari balik sel, pengawas bisa mengamati orang-orang yang berada di dalam sel-sel. Mekanisme panoptic membentuk kesatuan spasial yang memungkinnya terus terlihat dan terpantau. Walhasil, efek utama panopticon ialah menciptakan dalam diri para penghuni sel kesadaran bahwa mereka diamati terusmenerus, menghadirkan fungsi kekuasaan secara otomatis.

Sebagai akibatnya, panopticon berfungsi mengatur segala sesuatu agar berada dalam pengawasan permanen meski pengawasan itu tidak berlangsung terus-menerus, meski pengawas tidak selamanya mengawasi. Karena merasa diawasi terus-menerus, mereka yang berada di dalam sel akan patuh dan disiplin.

Di perumahan mewah sering kali terpasang tulisan ‘Perumahan ini Diawasi CCTV’. Pengunjung merasa diawasi, dipantau, diintai, tanpa perlu memeriksa apakah di situ memang ada CCTV dan apakah, bila CCTV ada, dia benar-benar berfungsi. Perasaan diawasi itu membuat pengunjung patuh, tidak mencuri, misalnya.

Orang bertuhan merasa gerak-geriknya diawasi selama hayat di kandung badan oleh Tuhan yang tak terlihat secara kasatmata. Mereka merasa harus berdisiplin dan patuh berbuat baik. Bila sesekali atau berulang kali tidak patuh, dia akan meminta ampun kepada sang Pengawas.

Para perempuan merasa tubuhnya diawasi pacar, suami, atau laki-laki pada umumnya untuk disiplin dan patuh menjaga kelangsingan dan kemolekan. Mereka patuh dan disiplin minum jamu galian singset, sari rapet, susut perut, berdiet, beraerobik, sampai operasi angkat lemak dan operasi plastik di Korea demi mempertahankan keindahan tubuh.

Para redaktur media massa sering melakukan swasensor berlebihan bila menyangkut berita suatu agama karena merasa terus diawasi ormas agama yang doyan mendatangi kantor redaksi bila ada berita yang tidak pas menurut ukuran mereka. Kini yang mengoperasikan mekanisme kekuasaan panopticon atau panotisisme ialah covid-19. Covid-19 yang tak kasatmata itu mengawasi kita. Ketika WHO menyatakan penyebaran covid-19 sebagai pandemi, kita semua menjadi orang dalam pantauan (ODP). Kita serupa orang-orang yang berada di dalam sel-sel yang diawasi covid-19 yang berada di menara pengawas.

Kita patuh suhu tubuh kita diukur ketika memasuki perkantoran atau perumahan. Kita disiplin cuci tangan pakai sabun. Kita disiplin mengonsumsi vitamin E atau C untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kita patuh bekerja, belajar, beribadah, di rumah untuk menjaga jarak fi sik dan sosial. Kita patuh tak mudik dulu juga untuk menjaga jarak fi sik dan sosial. Semua kedisiplinan dan kepatuhan itu kita lakukan karena kita diawasi, diintai, oleh covid-19.

Mekanisme panopticon atau panotisisme ini berwajah ganda. Ada yang mesti dikritik dan ada yang mesti dipatuhi. Kita mengkritik panoptisisme yang diterapkan para perempuan yang repot-repot menjaga kelangsingan tubuhnya karena merasa para lelaki memantaunya. Kita juga mengkritik media yang melakukan swasensor berlebihan karena takut didemo kelompok tertentu.

Akan tetapi, kita mesti patuh tidak mencuri di perumahan mewah atau mal karena kita dipantau CCTV, juga Tuhan. Pun, kita harus patuh dan disiplin menghadapi pengawasan dan pengintaian covid-19 karena bila tidak, dia akan terus mengawasi dan mengintai kita. Patuh dan disiplinlah mencuci tangan dengan sabun, menjaga daya tahan tubuh, serta menjaga jarak sosial dan fisik untuk mengakhiri pengintaian covid-19 dan penyebarannya. Yang penting, panopticon covid-19 tidak sampai bikin panik.



Berita Lainnya
  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.