Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Islam Yes Kafir No

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
15/1/2020 05:10
Islam Yes Kafir No
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

JUDUL di atas saya ambil dari yel-yel yang diteriakkan di satu kegiatan kepramukaan. Disclaimer ini perlu karena saya tidak sedang mengglorifikasi atau menggaungkan yel-yel bernada rasialis itu, tetapi justru hendak 'meramaikannya', mempersoalkannya.

Setahu saya, yang pertama kali mengungkap jargon 'ngono yes, nganu no' Nurcholish Madjid. Cak Nur pada 1970 memperkenalkan slogan 'Islam yes, partai Islam no'.

Orang kemudian latah menggunakan slogan itu dengan berbagai modifikasinya. Ini beberapa slogan yang saya temukan melalui mesin pencari: 'Islam yes, FPI no', 'rohis yes, Islam radikal no', 'prestasi yes, narkoba no', 'nikah yes, zina no', 'kebebasan pers yes, hoaks no'. Akan tetapi, saya juga menemukan slogan 'Islam yes, partai Islam yes'. Ada juga slogan 'no woman no cry' yang dinyanyikan Bob Marley.

Baru-baru ini kita dihebohkan slogan serupa yang diteriakkan dalam kegiatan kepramukaan di satu sekolah dasar negeri di Yogyakarta. Seorang kakak pembina mengomandokan yel-yel 'Islam yes, kafir no' itu.

Kita gusar karena yel-yel tersebut intoleran. Kata kafir dikontraskan dengan Islam. Kata kafir bermakna bukan Islam, bukan muslim, bukan pemeluk Islam. Itu artinya pemeluk agama selain Islam ialah kafir dan katakan 'no' kepada mereka.

Kita tahu intoleransi cikal bakal radikalisme dan radikalisme pangkal terorisme. Kita gusar karena bibit-bibit intoleransi disemai sejak kanak-kanak di institusi pendidikan. Institusi pendidikan menjadi arena pengaderan. Boleh jadi, bila di masa kanak-kanak intoleran, ketika remaja jadi radikal, dan kelak dewasa jadi teroris.

Kita gusar karena yel 'Islam yes, kafir no' bertentangan dengan semangat ketakwaan dalam keberagaman seperti tercantum dalam Dasadarma Pramuka. Dasadarma pertama, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Dasadarma kedua, Cinta Alam dan Kasih Sayang sesama Manusia. Setiap anggota pramuka, kalau tidak bisa menerapkannya, pasti menghafal Dasadarma Pramuka tersebut.

Kakak pembina pasti tahu bahwa pendiri gerakan kepramukaan ialah Lord Baden Powel, seorang kafir dalam pengertian si kakak pembina. Kok kakak pembina bergabung dengan gerakan yang didirikan orang kafir?

Kaum intoleran rupanya sudah mengubah strategi gerakan mereka. Sebelumnya mereka mengharamkan 'institusi formal dan kafir'. Dulu, misalnya, mereka golput pada pemilu karena menganggap institusi demokrasi haram. Belakangan mereka ikut mencoblos di pemilu meski yang dipilih yang 'seiman' dengan mereka. Bahkan, mereka membentuk atau bergabung ke partai politik. Dulu mereka mengharamkan parpol karena berparpol sama saja berfirkah atau berkelompok yang membuat umat terkotak-kotak dan terpecah.

Strategi mereka serupa ungkapan the end justifies the means, tujuan menghalalkan segala cara. Tujuan menghalalkan cara-cara haram sekalipun. Untuk mencapai tujuan, yang haram bisa disulap menjadi halal. Bila tujuan tercapai, yang tadi disulap dari haram menjadi halal, disulap kembali menjadi haram.

'Institusi kafir' yang paling efektif digunakan untuk mencapai tujuan mereka ialah pendidikan formal. Mereka menyusup ke sekolah-sekolah formal untuk menyemai bibit intoleransi. Mereka bahkan membangun sekolah-sekolah sendiri supaya lebih leluasa menanamkan bibit intoleransi tersebut.

Mereka menancapkan bibit intoleransi bahkan kepada anak-anak usia dini di pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK). Kanak-kanak serupa kertas putih yang bisa dituliskan apa saja di atasnya, termasuk tulisan 'intoleransi'. Di satu TK di Banyumas, Jawa Tengah, misalnya, syair 'tepuk anak saleh' pernah ditambah dengan kalimat akhir 'Islam yes, kafir no'.

Kita tidak boleh menganggap enteng perkara slogan 'Islam yes, kafir no' ini. Guru, penyelenggara pendidikan, hingga pemerintah mesti mengambil langkah mengerem dan menghentikannya. Rebut kembali institusi pendidikan yang dikuasai kaum intoleran.

Pun, orangtua harus peduli. Jangan masukkan anak-anak ke sekolah yang terindikasi mengajarkan intoleransi. Bila menemukan bibit intoleransi, segera 'ramaikan' saja. Perkara slogan 'Islam yes, kafir no' di sekolah dasar negeri di Yogyakarta itu menjadi perhatian karena orangtua murid 'meramaikannya' di media sosial.



Berita Lainnya
  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik