Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Gotong Royong Energi Bangun Cianjur

Benny Bastiandy
26/11/2020 00:25
Gotong Royong Energi Bangun Cianjur
Empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, Jawa Barat, beradu program, ide, dan gagasan pada acara debat di salah satu hotel.(Dok. KPU Cianjur)

DEBAT pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, Jawa Barat, yang berkontestasi pada pilkada serentak 2020, telah selesai digelar, Jumat (20/11).

Tiap pasangan calon sudah all-out mengeluarkan beragam jurus agar masyarakat mengetahui dan yakin dengan baik program, ide, maupun gagasan mereka yang tertuang dalam visi dan misi lima tahun ke depan.

Sebagian masyarakat Cianjur yang peduli dengan perkembangan kota mereka tentu ikut memelototi acara debat lewat siaran baik langsung maupun streaming untuk memastikan pilihan mereka pada 9 Desember 2020.

Bagi Dedi Mulyadi, pengamat politik Cianjur, debat bisa memuluskan perjalanan paslon untuk menduduki kursi Bupati Cianjur. Apalagi di tengah pandemi covid-19, debat menjadi saluran penting bagi setiap paslon untuk lebih dikenal dan disukai.

Dedi yang juga Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Suryakencana Cianjur menyaksikan detail acara debat dari awal hingga akhir. “Kalau harus menilai, debat berjalan imbang. Ada plus dan minusnya,” ujar dosen yang mengajar mata kuliah hukum tata negara di Universitas Suryakencana Cianjur itu.

Penilaiannya berdasarkan semua kemampuan paslon dalam mempertahankan argumentasi, daya nalar, serta berbagai alternatif solusi dari segala permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi di Kabupaten Cianjur.

“Yang jadi inti permasalahan pada debat ini adalah IPM (indeks pembangunan manusia), penanganan covid-19, pemerintahan, serta masalah infrastruktur,” jelas Dedi.

KPU Kabupaten Cianjur dalam debat mengangkat tema menyangkut upaya paslon meningkatkan IPM untuk kesejahteraan dan kemajuan Kabupaten Cianjur yang bebas covid-19 serta pemerintah berorientasi kepada pelayanan publik.

Pilkada Kabupaten Cianjur diikuti empat paslon. Paslon nomor urut 1 berasal dari jalur perseorangan, yaitu Muhammad Toha-Ade Sobari (Hade). Paslon nomor urut 2, Oting Zaenal Mutaqin- Wawan Setiawan (OTW), diusung Ge rindra dan Demokrat.

Paslon nomor urut 3 ialah yang paling banyak diusung dan didukung partai politik, yakni Herman Suherman-Tb Mulyana Syahrudin (BHS-M). Pengusung mereka Golkar, NasDem, PDIP, PAN, dan PPP. Selanjutnya, paslon nomor urut 4, Lepi Ali Firmansyah-Gilar Budi Rahayu (Pilar), diusung PKS dan PKB.

Paslon nomor urut 1, Hade, berjanji menjadikan Kabupaten Cianjur makmur, bermartabat, dan agamais. “Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut, ada tiga misi kami, yaitu mewujudkan Cianjur Tertata (Cinta), Cianjur Gesit dan Transparan (Citra), serta Cianjur yang Unggul dan Tangguh (Cipta),” tutur Toha.

Paslon nomor urut 2, OTW, juga berkeinginan menjadikan Kabupaten Cianjur maju, mandiri, dan berakhlakul karimah. Untuk mewujudkan visi tersebut, paslon OTW memiliki misi di antaranya meningkatkan IPM dengan melakukan akselerasi pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan yang mandiri dan berakhlakul karimah.

“Misi kedua kami percepatan pembangunan infrastruktur berbasis pertanian, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan. Lalu, misi ketiga yaitu meningkatkan pembangunan manusia yang berkualitas dan berakhlakul karimah,” cetus Oting.

Dok. KPU Cianjur

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman-Tb Mulyana Syahrudin memberikan paparan dalam debat kandidat calon Bupati Cianjur di Bandung, Jabar, Jumat (20/11/2020). Pasangan nomor urut 3 itu didukung parpol NasDem, PDIP, Golkar, PAN, dan PPP.


Dongkrak IPM

Selanjutnya, paslon nomor urut 3, BHS-M, berkomitmen mempercepat laju IPM berlandaskan konsep visi Cianjur manjur berakhlak mulia. Capaian IPM Kabupaten Cianjur pada 2019 berada pada angka 65,38 poin. Kondisi tersebut menempatkan IPM Kabupaten Cianjur berada pada urutan ke-27 dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat.

“Padahal, Kabupaten Cianjur termasuk dalam daerah yang memiliki potensi laju IPM yang pesat di Jawa Barat,” kata calon Wakil Bupati Cianjur, Tb Mulyana.

Jika menggunakan cara lama, lanjut Tb Mulyana, dibutuhkan waktu 16 tahun untuk dapat bisa sejajar dengan kabupaten dan kota lainnya di Jawa Barat. Dengan formulasi yang dimiliki paslon BHS-M, tegasnya, target percepatan laju IPM sebesar 0,97 poin per tahun diyakininya akan mampu tercapai.

“Kami, pasangan BHS-M, akan mewujudkan visi itu dengan program unggulan berupa pembangunan infrastruktur jalan beton sepanjang 1.000 kilometer dengan anggaran Rp300 miliar per tahun, 1.000 kobong (pesantren) sebesar Rp120 miliar per tahun, 10 ribu UMKM sebesar Rp30 miliar per tahun, program Cianjur Caang sebesar Rp10 miliar per tahun, dan produktivitas 1.000 hektare lahan pertanian sebesar Rp100 miliar per tahun,” papar Mulyana.

Pasangan BHS-M juga akan mewadahi kreativitas dan gagasan generasi muda agar potensi SDM milenial di Kabupaten Cianjur tidak akan hijrah ke daerah lain. Revolusi industri 4.0 akan menjadi mesin terbaru pasangan BHS-M bersama kaum muda untuk membangun kemajuan Cianjur.

“Sektor ekonomi kreatif akan menjadi bahan bakar kami, digitalisasi akan menjadi gerakan kami, internet akan menjadi radar kami, dan sikap gotong royong masyarakat akan menjadi energi kami dalam membangun Kabupaten Cianjur. Semoga Allah SWT meridai,” pungkasnya.

Sementara itu, Lepi Ali Firmansyah menyatakan Pilar memiliki konsep visi Cianjur baru, yakni mewujudkan pemerintahan yang berorientasi melayani serta mewujukan masyarakat sejahtera dan religius.

“Gagasan membangun Cianjur baru yaitu sebuah konsepsi yang dirumuskan berdasarkan pada rasa cinta dan tanggung jawab terhadap kehormatan serta harga diri masyarakat Kabupaten Cianjur,” ucapnya.

Pengamat politik Cianjur, Dedi Mulyadi, menyebut berbagai konsep ide, program, gagasan, serta solusi dari permasalahan yang dituangkan paslon dalam debat bisa dikonversi untuk meningkatkan elektabilitas.

Namun, sejatinya bagi masyarakat yang berharap datangnya harapan baru, perlu pendalaman lagi karena agenda debat hanya dilaksanakan satu kali. “Intinya, masyarakat jangan sampai membeli kucing dalam karung,” tuturnya. (N-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya