Bos Melawan Bawahan di Tasikmalaya

Kristiadi
30/10/2020 04:30
Bos Melawan Bawahan di Tasikmalaya
Pengurus dan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Tasikmalaya berfoto bersama.(MI/Kristiadi)

DUA mantan aparatur sipil negara (ASN) mundur dari jabatan untuk menyemarakkan kontestasi Pilkada serentak 2020 di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat. Mereka ialah Iwan Saputra, Kepala Bappeda, dan Cep Zamzam Dzulfi kar, Kepala Bagian Pemerintahan Bidang Perekonomian Setda Kabupaten Tasikmalaya. Mereka memutuskan melawan bosnya, sang petahana.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tasikmalaya telah mengundi nomor urut paslon yang berlaga. Pasangan Azies Rismaya Mahpud- Haris Sanjaya (Azhar) mendapat nomor urut 1. Bagi mereka, nomor 1 berarti semakin dicintai masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.

Petahana Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin (Hade-Yakin) mendapat nomor urut 2. Angka 2 dianggap sama dengan dua periode yang berarti tetap melanjutkan jabatan sekarang sebagai Bupati Tasikmalaya.

Calon independen, Cep Zamzam Dzulfikar Nur-Padil Karsoma ( Cekas), mendapat nomor urut 3. Pasangan ini mengaku sangat menginginkan nomor urut 3. Saat menyebut angka 3, mereka dengan semangat mengacungkan tiga jari.

Sementara itu, Iwan Saputra-Iip Miftahul Faos (Wani) mendapat nomor urut 4. Arti 4 bagi pasangan ini ialah masagi (maju, sejahtera, dan religius).

Paslon 1 diusung Partai Gerindra (9 kursi) dan Partai Demokrat (5 kursi). Petahana mengendarai lokomotif PPP (7 kursi) dan PDIP (6 kursi). Nomor urut 3 maju lewat perseorangan. Nomor urut 4 diusung PKB (8 kursi), Partai Golkar (7 kursi), PAN (5 kursi), PKS (3 kursi), serta Partai NasDem. Calon Bupati Azies Rismaya Mahpud merupakan putra ke-3 pasangan almarhum Engkud Mahpud dan Siti Muniroh, pengusaha transportasi sukses Mayasari Group.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Tasikmalaya, Ferry William, menyebut Azies Rismaya-Haris Sanjaya telah mapan secara ekonomi. “ Karena itu, mereka ingin memberikan perubahan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” cetusnya, pekan lalu.

Nomor urut 2, Ade Sugianto, dalam perjalanan politiknya cukup mendapatkan keberuntungan. Dia merupakan Ketua DPRD Tasikmalaya periode 1999-2004 dan menjabat Wakil Bupati Tasikmalaya sejak 8 Maret 2011.

Ade menduduki kursi bupati karena Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya saat itu, yang mengundurkan diri untuk menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi Ridwan Kamil melalui Pilkada serentak 2015.

Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Tasikmalaya, Aef Syarifudin, menegaskan paslon yang diusung PPP dan PDIP itu akan tetap memenangi Pilkada serentak 2020. “Calon kami terkenal di masyarakat perkampungan dan perdesaan,” katanya.

 

Jenuh

Penasihat politik pasangan Cep Zamzam-Padil, Tatang Farhanul Hakim, tetap yakin dengan kehebatan calonnya meski maju lewat perseorangan.

Menurutnya, masyarakat sudah jenuh dengan banyaknya partai mendukung paslon sehingga kemunculan independen akan disambut baik dan leluasa memberi perubahan di pemerintahan jika terpilih nanti.

Ia menyebut Cep Zamzam tidak mau melangkah bersama partai atas amanat almarhum ayahnya. Dengan mengambil pasangan seorang birokrat hebat, Padil Karsoma, Tatang yakin paslon akan sukses. Apalagi, Padil teruji dalam pemerintah sebagai mantan Sekda Kabupaten Purwakarta.

Masyarakat semula menyayangkan mengapa Iwan Saputra rela mundur dari jabatan Kepala Bappeda Kabupaten Tasikmalaya. Masa bakti Iwan sebagai ASN masih tersisa 7 tahun. Ia meniti karier dari bawah hingga berhasil memegang sejumlah jabatan prestisius, seperti Kepala Keuangan, Inspektorat, Bappeda, Ketua GM FKPPI, bahkan menerima nominasi anugerah ASN Award 2019 dari Kemenpan dan Rebiro.

“Saya harus bergerak maju karena mendapat dorongan dari masyarakat, tokoh ulama, kiai, dan organisasi pemuda yang mengharapkan adanya perubahan di Kabupaten Tasikmalaya,” ujar Iwan memberi alasan.

Pengamat Pilkada dan Kontestasi Politik Lokal Tasikmalaya, Fitriyani Yuliawati, menganalisis pertarungan sengit akan terjadi antara nomor urut 2 melawan nomor urut 4.

“Petahana nomor urut 2 memiliki sumber daya dan modal besar. Lawan terkuatnya tidak lain nomor urut 4 Iwan Saputra yang memiliki karisma, mampu memegang komitmen, dan berpegang teguh pada pendirian. Iwan peraih anugerah ASN Award 2019 dari Kemenpan dan Rebiro,” paparnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi Tasikmalaya itu menilai Iwan mengambil pasangan tepat, KH Iip Miftahul Faoz. “Wakilnya angat berpengaruh dan menjadi pilihan warga pesantren dan dapat diterima masyarakat,” imbuh Fitriyani.

Mengenai Azis Rizmaya Mahpud yang juga memiliki modal kuat, ia melihat justru calon wakilnya, Haris Sanjaya, lebih kuat karena berpengalaman sebagai mantan kader PKB.

Terkait dengan calon independen, Cep Zamzam-Padil Karsoma, menurut Fitriyani, akan sulit melawan ketiga paslon lainnya karena sumber daya yang mereka miliki masih kurang mumpuni.

Ia mengakui Padil memiliki pengaruh sebagai mantan Sekda Purwakarta, tetapi dari segi politik sudah dianggap putus karena tak terkenal di Kabupaten Tasikmalaya. (N-1)

 

 

Sumber: KPU/Tim Riset MI-NRC



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya