Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (Okto) menegaskan pentingnya revolusi mental dan kepatuhan terhadap nilai-nilai olimpiade untuk menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi tuan rumah event olahraga dunia. Beberapa agenda olahraga dunia telah masuk dalam daftar, seperti Kejuaraan Dunia Senam 2025, Piala Dunia Basket U-19, sampai ke Youth Olympic Games dan Olimpiade 2036.
Namun, insiden rasisme yang dilakukan oknum netizen di platform media sosial usai Timnas Indonesia U-23 kalah 0-1 dari Guinea di playoff Olimpiade Paris 2024 menjadi salah satu peringatan. Indonesia harus bisa menjunjung tinggi nilai-nilai olympism supaya bisa menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.
Baca juga : Komite Olimpiade Indonesia Serukan Kampanye #StandforIndonesianSport
“Indonesia punya mimpi menjadi tuan rumah Olimpiade dan banyak multievent olahraga kelas dunia lain. Tapi kalau kita masih ada rasisme dan diskriminasi, olahraga kita tidak akan pernah naik level. Mental ini yang harus dibenahi,” kata Okto.
Merujuk Piagam Olimpiade (Olympic Charter), NOC Indonesia menurut Okto perlu menegaskan sikap sebagai sebuah bangsa yang besar bahwa tak boleh ada diskriminasi dalam olahraga. Menurutnya, dalam nilai-nilai Olimpiade jelas disebutkan ada yang namanya Excellent, Friendship dan Respect.
“Nilai-nilai ini yang harus kita jaga. Indonesia harus punya suara untuk no racism, no discriminations and keep sports as neutral zone. Sikap NOC Indonesia jelas sebagai penjaga dan menjunjung tinggi Olympic Charter atau Piagam Olimpiade, maka kami menegaskan tidak ada diskriminasi dalam aktivitas olahraga,” tegasnya.
Baca juga : Oegroseno Siap Maju Sebagai Calon Ketua Umum KOI
“Jangan sampai kita dikerdilkan di pergaulan olahraga internasional karena melakukan diskriminasi di olahraga, terutama kepada atlet. Olahraga adalah aktivitas independen yang mengedepankan sportivitas, respect, dan persahabatan” tambah Okto.
Hal ini menurut Okto merupakan landasan gerakan olimpiade membangun aktivitasnya untuk memajukan olahraga, budaya dan pendidikan dengan tujuan membangun dunia yang lebih baik.
Okto mengutip pernyataan Bapak Olimpiade, Pierre Le Coubertin, yang menyampaikan bahwa perdamaian tidak akan pernah diraih tanpa memisahkan ras. Okto menegaskan bahwa Piagam Olimpiade menjamin atlet yang berkompetisi tidak boleh mendapatkan diskriminasi dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pendapat politik atau hal lain yang berkaitan dengan asal kebangsaan, sosial, properti, kelahiran atau status lainnya.
Baca juga : 9 Atlet Lolos ke Olimpiade Paris, KOI: Bakal terus Bertambah
“Sehingga melalui kegiatan olahraga, kita harus menunjukkan kedewasaan kita dalam menempatkan diri di kancah dunia. Apalagi, kita membidik atau menargetkan untuk dapat menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036 nanti”, harap Okto.
Lebih lanjut Okto mengetengahkan, seharusnya perjuangan Timnas U-23 yang luar biasa sejauh ini, bisa dijadikan momentum dan peluang untuk Indonesia bisa menjadi tuan rumah berbagai single event maupun multi event internasional.
Di siai lain, cabang olahrag juga harus fokus dalam melakukan pembinaan usia muda. Khususnya kesempatan atlet-atlet muda mengikuti kejuaraan-kejuaraan level dunia.
"Untuk itu dibutuhkan kedewasaan untuk semua pihak supaya Indonesia bisa jadi negara yang ramah buat olahraga internasional. Terlebih Indonesia punya mimpi untuk menggelar Olimpiade maupun Youth Olympic," imbuhnya. (RO/Z-6)
Kehadiran atlet murni adalah langkah maju dalam perkembangan MMA di Tanah Air.
Presiden IOC Thomas Bach akan secara resmi menyerahkan jabatan presiden kepada Presiden terpilih Kirsty Coventry dalam upacara serah terima khusus di Olympic House di Lausanne, Swiss.
Harapan besar IPSI agar pencak silat dapat tampil sebagai cabang olahraga ekshibisi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Memperingati Hari Ulang Tahun IPSI ke-77, ribuan pendekar pencak silat akan berkumpul dalam Apel Nasional Pendekar Pencak Silat
IPSI mengikhtiarkan berbagai upaya agar pencak silat mendapat pengakuan resmi sebagai olahraga Olimpiade.
Hendra Kwee, Ph.D. menyelesaikan pendidikan sarjana dari jurusan Fisika ITB, pendidikan master dan doctoral dari the College of William and Mary, USA.
Prestasi olahraga Indonesia di level Olimpiade merupakan bagian dari cita-cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Program Asta Cita.
Pihak IOC telah memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) dan digantikan dengan World Boxing.
Olympic Solidarity adalah inisiatif program pengembangan global dari IOC yang bertujuan mendukung NOC di semua negara anggota di seluruh dunia.
Indonesia diwakili oleh 18 atlet muda yang akan berjuang untuk mendapatkan medali emas.
Pordasi mengapresiasi upaya NOC Indonesia dalam mendukung cabang berkuda sebagai bagian dari target 100 atlet Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade.
PB Persani akan melakukan pemusatan latihan atlet ke Jepang, yang diberangkatkan 3 atlet putra dan 3 putri. Sisanya akan menjalani latihan di Indonesia dengan pelatih dari Jepang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved