Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tinggi Gelombang Capai 4 Meter, Pelayaran di NTT Lumpuh

Palce Amalo
07/2/2025 09:59
Tinggi Gelombang Capai 4 Meter, Pelayaran di NTT Lumpuh
Ilustrasi gelombang tinggi(ANTARA)

AKTIVITAS pelayaran di Kupang, Nusa Tenggara Timur, lumpuh akibat cuaca buruk, Jumat (7/2). PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang telah mengumumkan penutupan sementara sejumlah rute pelayaran dari Pelabuhan Bolok Kupang tujuan ke sejumlah pulau seperti Rote, Sabu Raijua, Sumba, Flores dan Alor. Penutupan pelayaran akibat gelombang tinggi di perairan.

Armada pelayaran yang tidak beroperasi tersebut yakni Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Lakaan, KMP Ine Rie II, KMP Rakaka, KMP Uma Kalada, KMP Cakalang II, KMP Ile Mandiri, KMP Ile Ape dan KMP Namparnos. Sedangkan, rute Kupang-Pulau Semau yang berjarak kurang dari lima mil di bagian barat Kota Kupang tetap beroperasi. Rute ini dilayari KMP Lakaan dan KMP Ile Labalekan.

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Sti Nenot'ek mengatakan cuaca ekstrem masih terjadi di Nusa Tenggara Timur sehingga masyarakat diimbau tetap waspada. "Potensi cuaca ekstrem masih berlanjut karena ada pola sirkulasi siklonik lagi di utara Australia yang bisa berkemang menjadi bibit siklon tropis," ujarnya. 

Dia menyebutkan, sirkulasi siklonik di Pantas Kimberiy Australia diperkirkaan akan bergerak ke arah Barat Daya Australia sehingga menyebabkan daerah perlambatan kecepatan angn (konvergensi) dan belokan angin (shear line) di witayah NTT. Ditambah aktifnya monsoon Asia, seruakan dingin (Cold Surge), fenomena La Nina lemah dan Madden Julian Oscillasion (MJO) yang dapat menyebabkan hujan sedang hingga sangat lebat yang dapat di sertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Di Kota Kupang, hujan turun sejak pagi mengakibatkan genangan air di sejumlah titik jalan dan menganggu aktivitas warga. "Masyarakat diimbau agar tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak bencana hidrometeorologi," tutur Sti Nenot'ek.(M-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya