Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KASUS tuberculosis (TBC) di Kabupaten Kudus tahun 2023 sangat mengkhawatirkan. Di Kudus sebanyak 11.694 orang diduga suspek dan 2.422 orang diantaranya terkonfirmasi positif terkena TBC. Sementara di Pati, terdapat 476 anak telah terinfeksi penyakit akibat bakteri Mycobacterium Tuberculosis itu.
Jumlah kasus TBC yang tinggi tersebut menjadi alarm bagi Pemerintah Kabupaten Kudus dan Pati. Itu karena dikhawatirkan kasus akan terus meningkat mengingat penularan TBC yang bisa terjadi dengan cepat.
"Ribuan orang positif tuberculosis tersebut telah tertangani semua, yakni 2.353 orang sensitif obat dan 69 orang resisten obat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi, Jumat, (1/12).
Baca juga: Penularan TB di Kuta Selatan Tertinggi di Kabupaten Badung
Menghadapi fenomena TBC yang cukup marah itu, lanjut Andini Aridewi, Dinkes Kudus terus menggencarkan penyisiran terhadap warga suspek atau yang telah kontak erat penderita. Dengan begitu warga yang suspek langsung mendapat penanganan jika terkonfirmasi positif.
"Dalam penyisiran itu kita menggandeng fungsi jaringan seperti koalisi organisasi profesi dokter tuberculosis (kopi TB) hingga Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Kudus (MSI Kudus)," imbuhnya.
Baca juga: Jumlah Kasus TBC di Kabupaten Bandung Meningkat
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Aviani Tritanti Venusia mengatakan jumlah warga terkonfirmasi positif tuberculosis di daerah ini semakin meningkat. Pada tahun ini ditemukan 476 anak terinfeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis, sehingga hal ini mendapat perhatian dan penanganan serius.
Jumlah anak positif TBC di Pati tahun 2023, lebih besar dibandingkan perkiraan semula 233 anak. Pada tahun 2022 lalu Dinas Kesehatan Pati hanya memperkirakan ada 210 anak terkena TBC.
"Namun setelah dilakukan penyisiran jumlah penderita semakin terbuka," tambahnya.
(Z-9)
Indonesia kini menempati posisi kedua dengan jumlah kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India.
Indonesia mencatatkan angka kematian akibat tuberkulosis atau TB sebesar 134 ribu jiwa per tahun atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit.
Masyarakat diajak untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TB sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Akibat penyakit tersebut 15 orang meninggal dunia sebelum mendapatkan pengobatan.
Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Adapun, kasus 215 Tb Resisten Obat (Tb-RO) itu bukan pada anak-anak saja, namun untuk keseluruhan kasus Tb-RO anak-anak dan dewasa di Papua.
Kemenkes akan segera melakukan langkah-langkah penanganan serta pencegahan penyebaran infeksi tersebut lebih jauh.
Kepala Balai AIDS,TBC dan Malaria Dinkes Papua Berry Watori di Jayapura, Kamis, mengatakan 727 anak yang terkena tuberkulosis itu tersebar di sembilan kabupaten dan kota.
Selain durasi batuk, orangtua juga juga harus memerhatikan warna dahak dan jika terjadi penurunan berat badan anak.
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati menyatakan bahwa kontak erat di rumah merupakan faktor risiko utama dalam penularan TBC anak
Ketua Tim Kerja Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Tiffany Tiara Pakasi menyebut lonjakan estimasi kasus TB tersebut terjadi karena penemuan atau deteksi yang turun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved