Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KABAR mengenai adanya bencana kelaparan yang berujung pada kematian 24 orang di distrik Amuma, kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan dipastikan hanya isapan jempol belaka alias berita bohong. Hal ini terbukti setela tim pertama forkopimda Yahukimo bersama sejumlah wartawan diantaranya Media Indonesia melihat langsung kondisi di Distrik Amuma, Rabu (1/11).
Tragis, sebab sesampainya disana, rombongan malah bertemu dan mengevakuasi lima orang tenaga kesehatan Kemenkes yang sejak hari Senin (30/10) datang dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Amuma. Mereka yakni Angganita Mandowen, Danur Widura, Sandi Ransa, Ferdinandus Suweni dan Adrianus Edwardua Harapan.
Menurut ketua tim Nakes, Angganita Mandowen yang sempat diwawancarai saat proses evakuasi di Distrik Amuma, Ia dan tim pada Senin (30/10) datang memberikan pelayanan dengan menumpang pesawat jenis Pilatus Potter. Dan menurut jadwal, mereka akan kembali dijemput pada keesokan harinya yakni Selasa (31/10).
Baca juga: Polres Klaten Tangkap Pelaku Penganiayaan di Jalan Solo-Yogyakarta
Namun, saat pagi hari menunggu pesawat jemputan dilapangan terbang Amuma, tepatnya di depan bangunan Puskesmas, sekitar pukul 10.00 Wit tiba-tiba, sekitar 20 orang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) datang dan menyergap mereka.
"Mereka membawa senjata parang dan kapak. Saya langsung meminta teman-teman agar masuk kembali dalam Puskesmas. Sayangnya ada teman perawat yakni Adrianus yang panik dan mencoba kabur lewat jendela, sehingga dia yang terlebih dahulu dibacok dan terkena tangan kanannya," kata Angganita yang
mengalami luka lebam disekujur tubuhnya terutama bagian wajah dan kepala.
Baca juga: Eksistensi KKB Dinilai Hambat Pembangunan di Papua
KKB lantas terus menganiaya mereka sambil menanyai identitas mereka. Beruntung, setelah memeriksa dan memastikan identitas para Nakes, KKB akhirnya melepaskan mereka dan pergi kembali masuk hutan.
"Kami dianiaya sekitar satu jam. Puji Tuhan tidak ada korban jiwa meskipun semua tim mengalami luka serius disekujur tubuhnya. Bahkan ada yang sampai tulang rusuknya patah," terang Angganita.
Masyarakat yang menyaksikann kami dianiaya tidak ada yang berani membela atau melerai. Masyarakat semua ketakutan.
"Para pelaku saat menganiaya mengaku dari KKB Kodap Silimo. Usia mereka rata-rata relatif masih muda,"
sambungnya.
Proses evakuasi langsung dilakukan. Tim Nakes berjumlah Lima orang lantas dibawa menggunakan pesawat Pilatus Potter menuju Dekai, Ibukota Yahukimo dan dibawa RS Dekai guna perawatan medis.
"Rusuk saya patah," kata Danur, seorang anggota tim lainnnya saat berada di RS Dekai.
Sementara ketika ditanya soal kondisi disana, Angganita Mandowen dengan tegas membantah jika tidak ada bencana kelaparan di distrik Amuma.
"Tidak ada. Mereka (masyarakat) tidak ada kelaparan disaan. Mereka hanya kekurangan karena sibuk dengan kelapa hutan. Jadi lambat tanam. Kalau sakit juga warga hanya menderita ISPA karena mereka sibuk dengan kelapa dan suhu cuaca seperti itu," papar Angganita.
Kisah epik dan heroik terjadi saat proses evakuasi para Nakes yang menjadi korban aniaya KKB di Amuma. Setelah mengetahui masih ada Dua orang Nakes lokal yang terpaksa ditinggalkan dan masih berada di Amuma karena jumlah kursi pesawat yang terbatas, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli langsung meminta pilot pesawat
Pilatus Potter untuk mengantarnya dan kembali ke Amuma untuk menjemput mereka.
Setelah melalui proses dialog yang serius antara keduanya, sang pilot yang asing itu menyanggupinya.
Tim bersama Bupati Didimus Yahuli akhirnya kembali terbang ke Amuma dengan kesepakatan melihat kondisi dari udara dengan beberapa kali memutar dan mendarat jika situasi memungkinkan.
Sampai ditujuan, tim dan pilot memutuskan mendarat dan mengevakuasi Nakes yang tersisa disana. Masyarakat yang haru dengan kehadiran Bupati menyambut dengan penuh sukacita.
Sekitar 30 menit bersama masyarakat di Amuma dan melihat langsung kondisi kebun warga dan bahan pangan. Bupati Didimus Yahuli dan rombongan bersama dua Nakes lokal terbang kembali menuju Dekai, ibukota Yahukimo.
"Saya sudah datang ke Amuma melihat sendiri kondisi disini. Ternyata tidak ada sama sekali kelaparan dan masyarakat semua baik-baik saja. Beras bantuan masih ada, bahan pangan lokal juga relatif cukup. Jadi tidak ada kelaparan disini," tegas Didimus Yahuli saat berada di lapangan terbang Amuma.
Didimus juga meminta semua pihak agar tidak lagi menyebarkan berita bohong tentang kelaparan di Amuma.
"Orang yang pertama menyebarkan berita bohong hingga menjadi pemberitaan dan viral, dia harus juga bertanggungjawab. Sekarang yang terjad tenaga Nakes yang datang ikut menjadi korban penganiayaan KKB. Kami kutuk apa yang dilakukan KKB pada Nakes ini," lanjut dia. (Z-10)
ANGGOTA Komisi XIII DPR RI, Yan Permenas Mandenas, menyoroti masih maraknya tambang ilegal di Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya dan Papua Barat.
TNI mengerahkan sejumlah Helikopter Caracal untuk menjemput mereka beserta orang tuanya yang tinggal di pelosok, pedalaman hutan dan pegunungan yang sulit dijangkau.
Dengan meningkatnya kapasitas penyaluran kredit yang terjamin, peluang ekonomi masyarakat Papua pun terbuka lebih luas.
Selain MBG, Pemprov Papua Tengah juga mengimplementasikan pemberian Makanan Tambahan dan BLT untuk balita, Cek Kesehatan Gratis, pembentukan 1.045 koperasi desa.
KETUA Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gempur Papua, Panji Agung Mangkunegoro menuding aparat kepolisian melakukan penganiayaan terhadap dirinya saat aksi di Bandara Sentani, Papua
Para peserta merupakan mahasiswa baru yang diterima melalui jalur kerja sama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mappi, Papua Selatan dan UNJ.
IDAI menyambut baik kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menetapkan tunjangan sebesar Rp30 juta per bulan
Diungkap oleh laporan Future Health Index (FHI) 2025 dari Philips, manfaat maksimal hanya bisa dicapai bila ada kepercayaan, transparansi, dan desain yang inklusif.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
KETUA Umum PP PAPDI Eka Ginanjar menilai meski pemerintah memberi karpet merah pada rumah sakit asing atau klinik asing untuk beroperasi di Indonesia, tapi SDM lokal harus dilibatkan.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Oloan menegaskan pentingnya menjaga integritas dan etos kerja selama berada di luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved