Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KABAR mengenai adanya bencana kelaparan yang berujung pada kematian 24 orang di distrik Amuma, kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan dipastikan hanya isapan jempol belaka alias berita bohong. Hal ini terbukti setela tim pertama forkopimda Yahukimo bersama sejumlah wartawan diantaranya Media Indonesia melihat langsung kondisi di Distrik Amuma, Rabu (1/11).
Tragis, sebab sesampainya disana, rombongan malah bertemu dan mengevakuasi lima orang tenaga kesehatan Kemenkes yang sejak hari Senin (30/10) datang dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Amuma. Mereka yakni Angganita Mandowen, Danur Widura, Sandi Ransa, Ferdinandus Suweni dan Adrianus Edwardua Harapan.
Menurut ketua tim Nakes, Angganita Mandowen yang sempat diwawancarai saat proses evakuasi di Distrik Amuma, Ia dan tim pada Senin (30/10) datang memberikan pelayanan dengan menumpang pesawat jenis Pilatus Potter. Dan menurut jadwal, mereka akan kembali dijemput pada keesokan harinya yakni Selasa (31/10).
Baca juga: Polres Klaten Tangkap Pelaku Penganiayaan di Jalan Solo-Yogyakarta
Namun, saat pagi hari menunggu pesawat jemputan dilapangan terbang Amuma, tepatnya di depan bangunan Puskesmas, sekitar pukul 10.00 Wit tiba-tiba, sekitar 20 orang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) datang dan menyergap mereka.
"Mereka membawa senjata parang dan kapak. Saya langsung meminta teman-teman agar masuk kembali dalam Puskesmas. Sayangnya ada teman perawat yakni Adrianus yang panik dan mencoba kabur lewat jendela, sehingga dia yang terlebih dahulu dibacok dan terkena tangan kanannya," kata Angganita yang
mengalami luka lebam disekujur tubuhnya terutama bagian wajah dan kepala.
Baca juga: Eksistensi KKB Dinilai Hambat Pembangunan di Papua
KKB lantas terus menganiaya mereka sambil menanyai identitas mereka. Beruntung, setelah memeriksa dan memastikan identitas para Nakes, KKB akhirnya melepaskan mereka dan pergi kembali masuk hutan.
"Kami dianiaya sekitar satu jam. Puji Tuhan tidak ada korban jiwa meskipun semua tim mengalami luka serius disekujur tubuhnya. Bahkan ada yang sampai tulang rusuknya patah," terang Angganita.
Masyarakat yang menyaksikann kami dianiaya tidak ada yang berani membela atau melerai. Masyarakat semua ketakutan.
"Para pelaku saat menganiaya mengaku dari KKB Kodap Silimo. Usia mereka rata-rata relatif masih muda,"
sambungnya.
Proses evakuasi langsung dilakukan. Tim Nakes berjumlah Lima orang lantas dibawa menggunakan pesawat Pilatus Potter menuju Dekai, Ibukota Yahukimo dan dibawa RS Dekai guna perawatan medis.
"Rusuk saya patah," kata Danur, seorang anggota tim lainnnya saat berada di RS Dekai.
Sementara ketika ditanya soal kondisi disana, Angganita Mandowen dengan tegas membantah jika tidak ada bencana kelaparan di distrik Amuma.
"Tidak ada. Mereka (masyarakat) tidak ada kelaparan disaan. Mereka hanya kekurangan karena sibuk dengan kelapa hutan. Jadi lambat tanam. Kalau sakit juga warga hanya menderita ISPA karena mereka sibuk dengan kelapa dan suhu cuaca seperti itu," papar Angganita.
Kisah epik dan heroik terjadi saat proses evakuasi para Nakes yang menjadi korban aniaya KKB di Amuma. Setelah mengetahui masih ada Dua orang Nakes lokal yang terpaksa ditinggalkan dan masih berada di Amuma karena jumlah kursi pesawat yang terbatas, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli langsung meminta pilot pesawat
Pilatus Potter untuk mengantarnya dan kembali ke Amuma untuk menjemput mereka.
Setelah melalui proses dialog yang serius antara keduanya, sang pilot yang asing itu menyanggupinya.
Tim bersama Bupati Didimus Yahuli akhirnya kembali terbang ke Amuma dengan kesepakatan melihat kondisi dari udara dengan beberapa kali memutar dan mendarat jika situasi memungkinkan.
Sampai ditujuan, tim dan pilot memutuskan mendarat dan mengevakuasi Nakes yang tersisa disana. Masyarakat yang haru dengan kehadiran Bupati menyambut dengan penuh sukacita.
Sekitar 30 menit bersama masyarakat di Amuma dan melihat langsung kondisi kebun warga dan bahan pangan. Bupati Didimus Yahuli dan rombongan bersama dua Nakes lokal terbang kembali menuju Dekai, ibukota Yahukimo.
"Saya sudah datang ke Amuma melihat sendiri kondisi disini. Ternyata tidak ada sama sekali kelaparan dan masyarakat semua baik-baik saja. Beras bantuan masih ada, bahan pangan lokal juga relatif cukup. Jadi tidak ada kelaparan disini," tegas Didimus Yahuli saat berada di lapangan terbang Amuma.
Didimus juga meminta semua pihak agar tidak lagi menyebarkan berita bohong tentang kelaparan di Amuma.
"Orang yang pertama menyebarkan berita bohong hingga menjadi pemberitaan dan viral, dia harus juga bertanggungjawab. Sekarang yang terjad tenaga Nakes yang datang ikut menjadi korban penganiayaan KKB. Kami kutuk apa yang dilakukan KKB pada Nakes ini," lanjut dia. (Z-10)
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
makanan khas Papua yang terbuat dari bahan-bahan asli Papua, juga terdapat makanan ekstrem yang tidak lazim ditemukan di daerah lain
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
Eston berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) dan Progran Magister (S2) pada Program Studi (prodi) Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
NASIB Tanah Papua tidak seindah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Ironis memang, sumber daya alam begitu melimpah, tetapi kesejahteraan masyarakat Papua nyaris stagnan.
Kezia memiliki mimpi besar menjadi seorang tenaga kesehatan handal berskala global untuk berkontribusi bagi masyarakat dan dunia kesehatan di tanah air.
Tenaga kesehatan disiagakan baik di posko yang ada di jalur arteri, jalur tol maupun jalur wisata
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan menyiagakan 424 tenaga kesehatan (nakes) dan pendukung lainnya pada Lebaran 2024.
PENGURUS PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar menilai perlu adanya regulasi yang benar-benar kuat agar kekerasan
Pemprov DKI Jakarta juga telah memahami bahwa prioritas utama vaksin adalah kepada tenaga kesehatan.
Ini merupakan rekrutmen tenaga penanggulangan covid-19 ketiga yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved